wattunna

<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

About Me

Foto saya
"Satu hal yang dapat kita ubah adalah satu hal yang dapat kita kontrol, dan itu adalah sikap kita. Saya semakin yakin bahwa hidup adalah 10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita, dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya"

Follower

Total Tayangan Halaman

Setelah hujan, matahari akan muncul kembali. Begitu juga dengan kehidupan, setelah rasa sakit, bahagia akan datang

Cara memperkirakan Beban

Salah satu faktor yang  sangat menentukan dalam membuat rencana operasi sistem tenaga listrik adalah perkiraan beban yang akan dialami oleh sistem tenaga listik yang bersangkutan. Tidak ada rumus eksak untuk ini karena besarnya beban ditentukan oleh para pemakai (konsumen) tenaga listrik yang secara bebas dapat menentukan pemakaiannya. Namun pada umumnya pemakaian energi listrik konsumen sifatnya priodik maka grafik pemakaian tenaga listrik atau lazimnya dibuat sebagai grafik beban dari sistem tenaga listrik juga mempunyai sifat priodik.
Grafik beban secara perlahan-lahan berubah bentuknya baik kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan ini antara lain disebabkan oleh:
1.      Bertambahnya jumlah konsumen tenaga listrik
2.      Bertambahnya konsumsi tenaga listrik dari konsumen lama, misalnya karena dia membeli peralatan listrik tambahan.
3.      Suhu udara, kalau suhu udara tinggi maka pemakaian alat-alat penyejuk udara bertambah dan ini menambah pemakaian tenaga listrik.
4.      Kegiatan ekonomi masyarakat
5.      Kegiatan sosial masyarakat, sebagai contoh adanya pertandingan olahraga seperti bulu tangkis, tinju, sepak bola dan lain sebagainya. Hal ini akan menimbulkan kenaikan beban.
Dari uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa tidaklah mungkin ditemukan rumus yang eksak untuk menentukan besarnya beban. Tetapi beban dapat diperkirakan besarnya berdasarkan pengalaman-pengalaman dan pengamatan-pengamatan di masa lalu kemudian diadakan perkiraan untuk masa yang akan datang.

3.             Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Energi Listrik
Konsumsi energi termaksud energi listrik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor , diantaranya : tingkat produksi industri, tinggkat pemakaian energi pengganti, kondisi politik, usaha-usaha konservasi, batasan pemerintah, dalam hal pemakaian energi, pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi (pendapatan penduduk) dan harga energi tersebut (Sukanto, 1988). Sedangkan menurut Aminuddin (2008) menyatakan bahwa permintaan akan suatu komoditas energi termaksud energi listrik dipengaruhi oleh faktor harga, barang yang diminta, harga barang lain, pendapatan, selera, dan kemakmuran. Namun dalam pembahasan kali ini dititikberatkan pada pengaruh ekonomi saja seperti pertumbuhan ekonomi dalam hal ini pendapatan konsumen dan harga jual energi.
a.       Pertumbuhan ekonomi (pendapatan konsumen)
Sesuai dengan penjelasan kedua pendapat di atas, sangat berpengaruh pendapatan konsumen terhadap pemakaian energi listrik. Hal tersebut sangat logis karena dengan pendapatan konsumen meningkat, maka cenderung membeli barang-barang untuk memenuhi kepuasan hidupnya termaksud barang-barang yang memakai energi listrik sebagai sumber tenaganya. Dengan demikian konsumsi energi listrik semakin meningkat.
Mengacu dari penjelasan di atas, maka konsumsi energi merupakan fungsi dari pendapatan konsumen,
q = f(x)                 ……………………………………………...…. (12)
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari produk domestik regional (PDRB) dan PDRB per sektor serta pendapatan perkapita (in come percapita ) penduduk. PDRB merupakan salah satu indikator perekonomian yang penting bagi suatu daerah yang diartikan sebagi keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun di suatu daerah atau wilayah.
  1. Menghitung Produk Domestik Bruto / PDB / Produk Domestik Kotor
Pengertian Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan hasil output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja.
Rumusnya merupakan
PDB = C + G + I + ( X - M )…………………………………………….. (13)
atau
produk domestik bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor )




c.       Kepadatan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi di negara berkembang.  Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi.
Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam negara atau wilayah tertentu dapat digambarkan dengan suatu piramida penduduk. Grafik ini berbentuk segitiga, di mana jumlah penduduk pada sumbu X, sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan di bagian kanan.
Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Negara atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya hidup hingga usia tua. Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan usia harapan hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta (lebar di tengah), yang menggambarkan tingginya angka kematian bayi dan tingginya resiko kematian.





http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c0/Population_pyramid_1_%28triangle%29.PNG/250px-Population_pyramid_1_%28triangle%29.PNG



Gambar 2. Piramida penduduk
Piramida penduduk yang menunjukkan tingkat mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia
Jumlah penduduk sangatlah berpengaruh terhadap konsumsi energi listrik. Jadi konsumsi energi bukan hanya fungsi dari pendapatan, melainkan juga fungsi dari jumlah peduduk,
q = f (x,p) …………………...……………………………………. (14)
Dari persamaan (12) di atas maka dapat ditulis model persamaan regresi berganda untuk permintaan energi listrik pada pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri merupakan :
Y = a + b1X1 + b2X2…………………………………………… (15)
(Sugiono, 2004)
d.  Penggolongan Tarif Dasar Listrik PLN
Menurut Abdul Kadir (1996), tarif dasar listrik secara umum dapat diartikan sebagai daftar  harga penjualan tenaga listrik yang ditetapkan perusahaan listrik yang meningkat perusahaan dengan langganan atau konsumen energi listrik.
Tujuan umum tarif dasar listrik adalah untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan listrik untuk menutupi biaya-biaya oprasional sehingga sistem penyediaan energi listrik dapat berkesinambungan.
Pengadaan energi listrik di Indonesia dikelola oleh PLN yang diawasi oleh pemerintah dan tidak mengejar keuntungan semata-mata karena energi listrik sebagai komoditi publik, pemenuhan menyangkut hajat hidup seluruh rakyat Indonesia dan harus terjamin ketersediaanya dengan harga yang terajangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Penetuan tarif dasar listrik didasarkan  pada beberapa faktor seperti biaya modal, perawatan dan perbaikan, upah tenaga kerja , biaya bahan bakar, dan lain sebagainya yang berkaiatan dengan proses pembangkitan energi listrik tersebut sampai digunakan oloh konsumen. Biaya-biaya tersebut tidak semuanya ditanggung oleh PLN tetapi juga dilimpahkan kepada konsumen melalui tarif dasar listrik.
Penetuan tarif yang tidak bijaksana dapat berakibat buruk terhadap perkembangan perusahaan, misalnya tarif yang tinggi terhadap biaya instalasi dapat membuat langganan berkurang atau tarif yang rendah akan menyebabkan pemborosan energi listrik yang dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Penetuan tarif yang akan berlaku bagi kelompok konsumen ditentukan berdasarkan pada cara pemakaian, waktu dan besarnya pemakaian.
Berdasarkan tarif dasar listrik 2003, PLN menggunakan tarif dasar berdasarkan jenis pelanggan dan daya tersambung adalah sebagai berikut:
a)      Golongan tarif pelanggan rumah tangga (tarif R) yang terdidri atas:
1.      Golongan tarif R1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 450 VA sampai 2200 VA.
2.      Golongan tarif R2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 2200 VA sampai 6600 VA.
3.       Golongan tarif R3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya di atas 6600 VA.
b)      Golongan tarif pelanggan bisnis (tarif B)
1.      Golongan tarif B1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 2200 VA sampai 6600 VA.
2.      Golongan tarif B2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 2200 VA sampai 200 kVA.
3.      Golongan tarif B3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya di atas 200 kVA.
c)      Golongan tarif pelanggan sosial (tarif S)
1.       Golongan tarif S1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 220 VA.
2.      Golongan tarif S2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 450 VA sampai 200 kVA.
3.       Golongan tarif S3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 220 kVA .

d)     Golongan tarif pelanggan industri (tarif I)
1.       Golongan tarif I1, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 450 VA sampai 14 kVA.
2.      Golongan tarif I2, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 14 kVA sampai 200 kVA.
3.       Golongan tarif I3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 200 kVA sampai dengan 30000 kVA .
4.      Golongan tarif I3, merupakan sambungan tegangan rendah dengan batas daya 30000 kVA  ke atas.
Berdasarakan dari pengelolahan tarif, maka konsumen akan memakai energi listrik sesuai dengan batas daya yang disediakan sesuai dengan penggolongan tarifnya. Pembayaran rekening listrik itu dirinci berdasarkan biaya pemakaian yang merupakan hasil kali per kW dengan kWH terpakai ditambah biaya beban, pajak, dan lain-lain (Abdul Kadir, 1996).
e.   Analisis Regresi
 Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang memungkinkan kita untuk membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya.
 Teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel dalam ilmu statistik adalah analisis regresi. Analisis regresi adalah teknik statistik yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan di antara variabel-variabel. Analisis regresi berguna dalam menelaah hubungan dua variabel atau lebih dan terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, sehingga dalam penerapannya lebih bersifat eksploratif.
Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai nilai variabel terikat disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu variabel yang nilainya belum diketahui. Sifat hubungan antara variabel dalam persamaan regresi merupakan hubungan sebab akibat.
Regresi yang berarti peramalan, penaksiran atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822 – 1911) sehubungan dengan penelitiannya terhadap manusia. Penelitian tersebut membandingkan antara tingggi anak laki-laki dan tinggi badan orang tuanya. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel (tinggi badan anak) terhadap suatu variabel yang lain (tinggi badan orang tua). Pada perkembangan selanjutnya, analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut.
1)         Regresi linier ganda
Multiple regresi (regresi linier ganda) merupakan regresi linier yang melibatkan hubungan fungsional antara sebuah variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Semakin banyak variabel bebas yang terlibat dalam suatu persamaan regresi semakin rumit menentukan nilai statistik yang diperlukan hingga diperoleh persamaan regresi estimasi. Regresi linier berganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriteriumnya atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya, atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.
Hubungan linier lebih dari dua variabel yang bila dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis adalah:
……………………………………... (16)
            Dimana :
                        Y                     = Variable terkait
                        X1,….Xk             = Variabel bebas ke-1 sampai ke-k
                        a, b1, … bk            = Parameter regresi
                        ε                         = Nilai kesalahan (eror)
Korelasi berganda  adalah hubungan antara dua variable X dan y. koefisien korelasi antara X dan y  sering diberi simbol rxy atau r saja.
………………….(17)
Dimana :
xi = X1i -
yi = yi -
Apabila mempunxai 3 variabel maka y,X1,X2, maka korelasi X1 dan  y digambarkan dengan rumus beikut
……………(18)
xi1 = X1i -
yi = yi -
Korelasi x2 dan y digambarkan dengan rumus berikut:
………….(19)
xi2 = X2i -
xi = Yi -

Akhirnya korelasi x1 dan x2 adalah
…………………(20)
xi1 = X1i -
xi2 = Xi2
Koefisien korelasi atara dua variabel sering disebut koefisien korelasi linier sederhana (KKLS) kalau kita ingin mengetahui kuatnya korelasi antara variabel Y dan beberapa variabel X, maka harus menggunakan suatu koefisien korelasi berganda (KKLB) yang rumusnya sebagai berikut.
Apabila KKLB dikuadratkan, maka akan diperoleh koefisien penetuan (KP), yaitu suatu nilai untuk menyatakan besarnya sumbangan dari beberapa variabel x terhadap variasi naik turunnya Y. Kalau Y’ = a+b1 x1 +b2x2, KP mengukur besarnya sumbangan X1 dan X2 terhadap variasi, naik turunnya, Y
KP = Ry.122 ……………………………………………………………. (22)
Apabila dikalikan dengan 100% akan diperoleh persentase sumbangan X1 dan X2 terhadap naik-turunnya y.
2)            Analisis regresi linier sederhana
Analisis regresi linier sederhana pada dasarnya adalah garis linier dimana variabel bebas X merupakan variabel waktu. Baik garis regresi maupun trend dapat berupa garis lurus maupun tidak lurus. Persamaan garis analisis regresi linier sederhana sebagai berikut:
Y’ = a +bX (X =waktu) ……………………………………………… (23)
Perhatikan bahwa bentuk persamaan seperti persamaan garis regresi linier berganda. Dengan demikian cara menghitung a,b dan c sama dengan menghitung  a dan b, yaitu menggunakan persamaan normal.
a = …………………………………………………………………..(24)
b =  ……………………………………………………………….(25)
keterangan:
Y’ = perkiraan perkembangan
X = tahun yang dicari
a dan b = koefisien regresi
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

cursor