tag:blogger.com,1999:blog-12290204011447635142024-03-14T12:20:58.272+09:00AKU,lebih dari yang kau tau !Ketika keraguan mengusik keyakinan, yakinkan hatimu untuk tetap meyakini keputusan yang telah kamu buat.IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.comBlogger46125tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-87689112482639518152011-08-19T16:11:00.002+09:002011-08-19T16:11:42.572+09:00BESARAN PENCAHAYAAN BUATAN<div style="color: red; text-align: justify;">untuk mengetahui besarnya cahaya yang dibutuhkan oleh mata maka diperlukan suatu besaran. besaran- besaran yang diperlukan dalam pencahayaan buatan diantaranya yaitu :</div><div> </div><div style="color: red; text-align: justify;">1. intensitas cahaya,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">2. sudut ruang,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">3. energi cahaya,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">4. arus cahaya/fluks cahaya,</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">5. kuat penerangan dan</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">6. luminansi<span id="more-334"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>A. intensitas cahaya</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Dalam fotometri, intensitas cahaya adalah ukuran kekuatan panjang gelombang-tertimbang yang dipancarkan oleh sumber cahaya dalam arah tertentu per sudut kesatuan yang solid, berdasarkan fungsi luminositas, model standar dari sensitivitas mata manusia. Satuan SI dari intensitas cahaya adalah candela (cd), sebuah unit dasar SI.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Fotometri berkaitan dengan pengukuran cahaya tampak seperti yang dirasakan oleh mata manusia. Mata manusia hanya dapat melihat cahaya dalam spektrum terlihat dan memiliki kepekaan yang berbeda terhadap cahaya panjang gelombang yang berbeda dalam spektrum. Ketika diadaptasi untuk kondisi terang (visi photopic), mata yang paling sensitif terhadap cahaya kuning kehijauan pada 555 nm. Cahaya dengan intensitas radiasi yang sama pada panjang gelombang lain memiliki intensitas yang lebih rendah cahaya. Kurva yang mengukur respon mata manusia terhadap cahaya adalah standar yang ditetapkan, yang dikenal sebagai fungsi luminositas. Kurva ini, dilambangkan V (λ) atau \ overline {y} (\ lambda), didasarkan pada rata-rata data eksperimen yang sangat berbeda dari para ilmuwan menggunakan teknik pengukuran yang berbeda. Misalnya, respon diukur dari mata untuk sinar ungu bervariasi dengan faktor sepuluh.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Intensitas cahaya tidak harus bingung dengan unit lain fotometrik, fluks bercahaya, yang merupakan daya keseluruhan dirasakan dipancarkan ke segala arah. Intensitas cahaya adalah kekuatan yang dirasakan setiap sudut kesatuan yang solid. Intensitas cahaya juga tidak sama dengan intensitas bercahaya, kuantitas fisik yang sesuai tujuan yang digunakan dalam ilmu pengukuran radiometri.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Intensitas cahaya monokromatik pada panjang gelombang λ adalah:</div><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="color: red; text-align: justify;"><dd><img alt="I_v= 683I\,\overline{y}(\lambda)," src="http://upload.wikimedia.org/math/b/5/a/b5afea4de53a4fafbbc8b47172d53a4d.png" /></dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">di mana</div><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="color: red; text-align: justify;"><dd><em>I</em><sub><em>v</em></sub> intensitas cahaya dalam satuan Candela,</dd><dd><em>I</em> intensitas radian dalam unit W/sr,</dd><dd><img alt="\overline{y}(\lambda)" src="http://upload.wikimedia.org/math/b/e/e/bee0b0d1dea7e1937ec3710c7c435f3e.png" /> fungsi intesitas standar.</dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Intensitas cahaya total untuk semua panjang gelombang menjadi:</div><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="color: red; text-align: justify;"><dd><img alt="I_v= 683 \int^\infin_0 I(\lambda)\,\overline{y}(\lambda) d\lambda." src="http://upload.wikimedia.org/math/7/6/2/7620851805a55d81e9e9759100d95106.png" /></dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>B. sudut ruang</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">sudut ruang merupakan besaran tambahan dalam sistem internasional(SI). dalam sistem international sudut ruang memiliki simbol sr dengan satuan steradian</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">dalam pencahayaan buatan sudut ruang memiliki simbol Δω. sudut ruang dan fluks cahaya memiliki hubungan yaitu sudut ruang berbanding lurus dengan intensitas cahaya dan fluks cahaya. persamaan itu dapat di tulis dengan persamaan:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>ΔF = I Δω</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Berhubung I adalah dalam candela dan Δω dalam steradian, maka:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">1 lm = (1 cd)(1 sr) atau 1 cd = 1 lm/sr.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>C. energi cahaya </strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Dalam fotometri, energi cahaya adalah energi dirasakan cahaya. Ini kadang-kadang juga disebut kuantitas cahaya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Cahaya energi tidak sama dengan energi radiasi, kuantitas fisik yang sesuai tujuan. Hal ini karena mata manusia hanya dapat melihat cahaya dalam spektrum terlihat dan memiliki kepekaan yang berbeda terhadap cahaya panjang gelombang yang berbeda dalam spektrum. Ketika diadaptasi untuk kondisi terang (visi photopic), mata yang paling sensitif terhadap cahaya pada panjang gelombang 555 nm. Cahaya dengan kekuatan yang sama pada panjang gelombang lebih panjang atau lebih pendek memiliki energi lebih rendah bercahaya. dalam satuan internasional (SI) ewnerrgi cahaya memiliki simbol <em>Q</em><sub>v</sub> dan meiliki satuan lumen second (lms).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>D. arus cahaya/fluks cahaya </strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Fluks cahaya; besaran fluks cahaya dinotasikan dengan simbol (Φ), adalahkelompok berkas cahaya yang dipancarkan suatu sumber cahaya setiap satudetik. Fluks cahaya diukur dalam satuan lumen. Sebagai contoh lampuhalogen 500 watt/220 Volt mengeluarkan cahaya sebanyak 9500 lumen,lampu merkuri fluorescen 125 watt/220 volt mengeluarkan fluks cahayasebanyak 5800 lumen. Umumnya lampu-lampu listrik dengan ukuran watttertentu, menghasilkan jumlah fluks cahaya tertentu. Perbandingan antarajumlah fluks cahaya yang dihasilkan dan jumlah watt yang diserap rangkaianlampu disebut efficiency cahaya lampu tersebut. Sebagai contoh lampu fluorescent dengan nomor kode warna 54 memiliki efficiency 69(lumen/watt), lampu fluorescent dengan nomor kode warna 83 memilikiefficiency 96 (lumen/watt). Selanjutnya perbandingan antara fluks cahayayang dipancarkan armatur lampu dan jumlah fluks cahaya yang dipancarkanlampunya sendiri disebut light output ratio atau disingkat LOR armatur lamputersebut. Nilai LOR biasanya dicantumkan pada katalog. Jadi armatur dengannilai LOR tertentu akan memancarkan sejumlah fluks cahaya tertentu padabidang kerja.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>E. kuat penerangan</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">kuat penerangan merupakan banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan. Jika fluks sebesar ΔF tiba pada permukaan ΔA, maka intensitas penerangan di tempat itu adalah:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">E = (ΔF)/( ΔA)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Kalau permukaan A diterangi fluks F secara merata, intensitas penerangan E = F/A. Satuan E ialah lm/m<sup>2</sup> atau luks (lx), atau lm/ft<sup>2</sup> (1 lm/ft<sup>2</sup> = 1 ft candle = 10,76 lx).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Kekuatan penerangan sebesar-besarnya suatu permukaan akan terjadi bila fluks cahaya jatuh secara tegak lurus permukaan, karena dalam keadaan demikian fluks maksimum tiba pada permukaan. Jika permukaan tidak tegak lurus fluks, tetapi normal permukaan membentuk sudut θ dengan arah fluks, maka tidak semua fluks akan menerangi permukaan itu melainkan:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">E = E<sub>maks</sub>cos θ</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Secara singkat, terangnya sumber cahaya yang kelihatan dinyatakan oleh intensitas pancaran cahaya I. suatu berkas cahaya dari sumber itu, jumlah dinyatakan oleh fluks F. suatu berkas cahaya yang pada sebuah bidang akan meneranginya; fluks yang jatuh pada satuan luas dari suatu bidang disebut iluminansi E di mana E=F/A.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Fluks cahaya yang keluar dari sumber titik isotropic tidak tergantung pada arah pandang, dan menembus permukaan bola yang berpusat pada sumber titik itu, secara tegak lurus. Intensitas penerangan pada setiap titik permukaan bola itu adalah:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">E = F/A = (4πĪ)/( 4πr<sup>2</sup>)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>F. iluminansi</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">iluminansi adalah ukuran fotometrik dari intensitas cahaya per satuan luas perjalanan cahaya dalam arah tertentu. Ini menggambarkan jumlah cahaya yang melewati atau dipancarkan dari wilayah tertentu, dan jatuh dalam sudut yang solid yang diberikan. Satuan SI untuk pencahayaan adalah candela per meter persegi (cd/m2). Sebuah istilah non-SI untuk unit yang sama adalah “nit”. Unit CGS luminance adalah stilb, yang sama dengan satu sentimeter per candela persegi atau 10 kcd/m2.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Luminance sering digunakan untuk menggambarkan emisi atau refleksi dari datar, permukaan difus. Luminance menunjukkan berapa banyak daya bercahaya akan dirasakan oleh mata melihat permukaan dari sudut pandang tertentu. Luminance demikian merupakan indikator seberapa terang permukaan akan muncul. Dalam hal ini, sudut yang solid yang menarik adalah sudut padat subtended oleh pupil mata. Luminance digunakan dalam industri video untuk menandai kecerahan display. Sebuah layar komputer khas memancarkan antara 50 dan 300 cd/m2. Matahari memiliki pencahayaan sekitar 1,6 × 109 cd/m2 di siang hari. [1]</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Luminance adalah invarian dalam optik geometris. Ini berarti bahwa untuk sistem optik yang ideal, pencahayaan pada output adalah sama dengan pencahayaan masukan. Untuk nyata, pasif, sistem optik, pencahayaan output paling sama dengan input. Sebagai contoh, jika Anda membentuk gambar demagnified dengan lensa, kekuatan cahaya terkonsentrasi ke area yang lebih kecil, yang berarti bahwa penerangan lebih tinggi di gambar. Cahaya pada bidang gambar, bagaimanapun, mengisi sudut yang solid yang lebih besar sehingga pencahayaan keluar harus sama dengan asumsi tidak ada kerugian pada lensa. Gambar tidak pernah bisa “terang” daripada sumber.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">rumus :</div><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="color: red; text-align: justify;"><dd><img alt="L_\mathrm{v} = \frac{\mathrm{d}^2 F}{\mathrm{d}A\,\mathrm{d}{\Omega} \cos \theta}" src="http://upload.wikimedia.org/math/6/8/b/68b1b48e542f53896373a4b8da5b510a.png" /></dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="color: red; text-align: justify;"><dd><em>L</em><sub>v adalah pencahayaan (cd/m2),</sub></dd><dd><em>F</em> adalah fluks cahaya atau kekuasaan bercahaya (lm)</dd><dd><img alt="\theta\," src="http://upload.wikimedia.org/math/1/f/0/1f09c25c5247c1eaf121df644ca42f8c.png" /> adalah sudut antara permukaan normal dan arah tertentu</dd><dd><em>A</em> adalah luas permukaan (m2</dd><dd><img alt="\Omega\," src="http://upload.wikimedia.org/math/8/b/d/8bde45b59aab63ce696ccac425309190.png" /> adalah sudut ruang</dd></dl>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-27486736101859170762011-07-19T10:17:00.000+09:002011-07-19T10:17:13.928+09:00Relay Arus Lebih<div style="text-align: justify;"><span style="color: red; font-weight: bold;">Relay arus lebih</span><span style="color: red;"> adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya (I set).</span><br style="color: red;" /><br style="color: red;" /><span style="color: red; font-weight: bold;">Prinsip Kerja</span><br />
<span style="color: red; font-weight: bold;"></span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya disebut dengan setting.</span><span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Macam-macam karakteristik relay arus lebih :</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">a. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">b. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">c. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><span style="font-weight: bold;">Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay)</span></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms). Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SnEwJliRRvI/AAAAAAAAA_w/JdPdJisMdws/s1600-h/karakteristik+relay+waktu+seketika.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5364121572427777778" src="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SnEwJliRRvI/AAAAAAAAA_w/JdPdJisMdws/s320/karakteristik+relay+waktu+seketika.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 300px;" /></a></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Gambar 1. Karakteristik Relay Waktu Seketika (Instantaneous Relay).</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><span style="font-weight: bold;">Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay)</span></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay, lihat gambar dibawah ini.</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SnEwJAZJxNI/AAAAAAAAA_o/ctnhLZPHjGA/s1600-h/karakteristik+relay+arus+lebih+waktu+tertentu.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5364121562457425106" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SnEwJAZJxNI/AAAAAAAAA_o/ctnhLZPHjGA/s320/karakteristik+relay+arus+lebih+waktu+tertentu.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 151px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 302px;" /></a> </span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Gambar 2. Karakteristik Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time Relay).</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><span style="font-weight: bold;">Relay arus lebih waktu terbalik</span></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">• Standar invers</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">• Very inverse</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">• Extreemely inverse</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SnEwI2y5ayI/AAAAAAAAA_g/N5ml4hr35gQ/s1600-h/Karakteristik+relay+arus+lebih+waktu+terbalik.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5364121559881050914" src="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SnEwI2y5ayI/AAAAAAAAA_g/N5ml4hr35gQ/s320/Karakteristik+relay+arus+lebih+waktu+terbalik.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 143px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 300px;" /></a> </span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Gambar 3. Karakteistik Relay Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse Relay).</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><span style="font-weight: bold;">Pengaman Pada Relay Arus Lebih</span></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">•Pengamanan hubung singkat fasa. Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu, disebut pula “Relay fasa”. Karena pada relay tersebut dialiri oleh arus fasa, maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah).</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"></span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">•Pengamanan hubung tanah. Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari arus beban, ini disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut:</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi. Pentanahan netral sistemnya melalui impedansi/tahanan yang tinggi, atau bahkan tidak ditanahkan Dalam hal demikian, relay pengaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat mendeteksi gangguan tanah tersebut. Supaya relay sensitive terhadap gangguan tersebut dan tidak salah kerja oleh arus beban, maka relay dipasang tidak pada kawat fasa melainkan kawat netral pada sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral)</span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SnEwJz1e6QI/AAAAAAAAA_4/tzGSgJbugKY/s1600-h/Sambungan+relay+GFR+dan+2+OCR.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5364121576266459394" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SnEwJz1e6QI/AAAAAAAAA_4/tzGSgJbugKY/s320/Sambungan+relay+GFR+dan+2+OCR.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 161px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a> </span><br />
<span class="fullpost" style="color: red;">Gambar 4. Sambungan Relay GFR dan 2 OCR.</span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-14092610639424904632011-07-19T10:11:00.002+09:002011-07-19T10:11:57.952+09:00Registrasi E-mail Dapatkan informasi artikel terbaru dari Dunia Listrik. Klik ikon Einstein untuk mendaftarkan alamat e-mail anda. Registrasi alamat email disini Kami tidak akan mempublikasikan alamat e-mail anda kepada pihak manapun. Dijamin ! Jika anda tidak menerima konfirmasi pendaftaran email dari feedburner. Periksa Kotak SPAM atau BULK E-mail anda. *** Terima Kasih *** Kategori Artikel Analisa Sistem Tenaga Listrik Animator dan Software Artikel dan Berita Listrik Nasional Dasar Teknik Elektro Elektronika Daya Handbook ilmu Bahan Listrik Instalasi Penerangan Mesin Listrik Sistem Kontrol Sistem Pembangkitan dan Konversi Energi Sistem Proteksi dan Pentanahan Sistem Transmisi dan Distribusi Tokoh Author HaGe Rasam Syamsudin Arif Uji Saepudin Susiono Chandra MDE Blog Sahabat Electrical Science Electrical Power 500 kV Sub-Station Inside Power Station Teori Medan Analisa STL montir listrik TIPTL SMKN1 TE-Links Lowongan Kerja Dunia HaGe Jenis-jenis Plug dan Socket Listrik<div style="color: red; text-align: justify;">Setelah pada artikel sebelumnya di <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/12/mengenal-peralatan-instalasi-listrik.html">sini</a> yang membahas mengenai peralatan listrik rumah tinggal, maka artikel kali ini akan membahas lebih detail lagi mengenai satu peralatan instalasi listrik yang digunakan, yaitu plug dan socket. Plug dan socket listrik (dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan colokan dan stop-kontak) 2 pin awalnya diciptakan oleh Harvey Hubbell dan dipatenkan pada tahun 1904. Karya Hubbell ini pun menjadi rujukan pembuatan plug dan socket setelahnya dan menjelang tahun 1915 penggunaannya semakin meluas, walaupun pada tahun-tahun 1920an peralatan rumah serta komersial masih menggunakan socket lampu jenis screw-base Edison.<br />
<br />
Kemudian plug 3 pin diciptakan oleh Albert Büttner pada tahun 1926 dan mendapatkan hak paten dari badan paten jerman (DE 370538), karyanya tersebut dikenal dengan nama "schuko"<span class="fullpost">. Namun ada juga pencipta plug 3 pin ini, yaitu Philip F. Labre, semasa beliau masih menuntut ilmu di Sekolah Kejuruan Milwaukee (MSOE) dan mendapatkan hak paten dari amerika serikat pada 5 Juni 1928. Siapa pun penenmunya, penemuan plug atau colokan 3 pin ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa, karena memperhatikan aspek keselamatan manusia, sehingga plug atau colokan listrik jenis ini menjadi standar dihampir semua negara sampai saat ini.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Jenis-Jenis Plug dan Socket</span><br />
<br />
Jenis-jenis plug dan socket diklasifikasikan berdasarkan tegangan dan frekuensi yang digunakan pada suatu negara, sehingga dapat dikatakan hanya ada dua jenis yang berdasarkan klasifikasi ini, yaitu:<br />
• Untuk tegangan 110-220 volt pada frekuensi 60 hz<br />
• Untuk tegangan 220-240 volt pada frekuensi 50 hz<br />
<br />
ada juga beberapa negara yang menggunakan plug dan socket untuk keduanya, lihat peta penggunaan tegangan dan frekuensi listrik di dunia dibawah ini. (klik gambar untuk melihat peta lebih besar lagi)<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1SSuS-_I/AAAAAAAAASk/YeZvOQ3740I/s1600-h/Klasifikasi+tegangan+dan+frekuensi+listrik+dunia.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430344207826090994" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1SSuS-_I/AAAAAAAAASk/YeZvOQ3740I/s200/Klasifikasi+tegangan+dan+frekuensi+listrik+dunia.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 300px;" /></a><br />
<br />
Sedangkan berdasarkan pengamannya plug dan socket diklasifikasikan menjadi:<br />
• Tanpa pembumian, ungrounded. Biasanya untuk plug yang 2 pin, dan menurut standar IEC merupakan class-II<br />
• Dengan pembumian, Grounded. Biasanya untuk plug yang 3 pin, dan menurut standar IEC merupakan class-I<br />
• Dengan pembumian dan sekering, Grounded and fuse. Biasanya untuk plug yang 3 pin.<br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1Sik82jI/AAAAAAAAASs/gkJbWnsvMG8/s1600-h/Peta+penggunaan+plug+dan+socket.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430344212081859122" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1Sik82jI/AAAAAAAAASs/gkJbWnsvMG8/s200/Peta+penggunaan+plug+dan+socket.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 300px;" /></a><br />
<br />
Berdasarkan klasifikasi-klasifikasi diatas, maka plug dan socket setiap negara dapat berbeda-beda, dan secara umum jenis dan standar dari plug dan socket adalah:<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">1. Jenis A</span><br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3W8M4tZI/AAAAAAAAATM/eX5Ta3_eh0w/s1600-h/Plug+dan+socket+jenis+A.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430346486702978450" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3W8M4tZI/AAAAAAAAATM/eX5Ta3_eh0w/s200/Plug+dan+socket+jenis+A.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a> <br />
• 2 pin dengan standar NEMA 1–15 (North American 15 A/125 V ungrounded)<br />
plug jenis A juga dapat digunakan pada socket jenis B.<br />
<br />
• JISC 8303, Class II (Japanese 15 A/100 V ungrounded) merupakan standar plug dan socket di jepang yang mirip dengan plug dan socket jenis A, dan juga harus lulus uji dari MITI (Ministry of International Trade and Industry) dan JIS (Japanese Industrial Standards).<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1TjejszI/AAAAAAAAATE/d33C7yEpadY/s1600-h/Plug+dan+socket+jenis+A+2+pin.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430344229503349554" src="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1TjejszI/AAAAAAAAATE/d33C7yEpadY/s200/Plug+dan+socket+jenis+A+2+pin.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">2. Jenis B</span><br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3XFdX-uI/AAAAAAAAATU/QxBB0-Z4KVY/s1600-h/Plug+dan+socket+jenis+B.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430346489188055778" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3XFdX-uI/AAAAAAAAATU/QxBB0-Z4KVY/s200/Plug+dan+socket+jenis+B.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a> <br />
• 3 pin dengan standar NEMA 5–15 (North American 15 A/125 V grounded), merupakan plug dan socket standar di amerika utara (Canada, Amerika Serikat dan Mexico), juga digunakan di Amerika tengah, Karibia, Colombia, Ecuador, Venezuela dan sebagian Brazil, Jepang, Taiwan dan Saudi Arabia<br />
<br />
• 3 pin dengan standar NEMA 5–20 (North American 20 A/125 V grounded), digunakan untuk instalasi rumah tanggal mulai tahun 1992, dengan slot socket model T.<br />
<br />
• JIS C 8303, Class I (Japanese 15 A/100 V grounded)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">3. Jenis C</span><br />
<br />
• CEE 7/16 (Europlug 2.5 A/250 V ungrounded), Plug ini biasa digunakan dalam aplikasi-aplikasi class II (ungrounded). Plug ini adalah salah satu plug internasional yang paling banyak digunakan karena cocok dengan soket apapun yang bisa menerima kontak 4.0 – 4.8 mm dengan jarak pisah 19 mm. Plug ini bisa digunakan di semua negara-negara Eropa kecuali Inggris dan Irlandia (karena Inggris/Irlandia punya standar tersendiri). Tapi penggunaan plug ini secara umum memang terbatas untuk penggunaan aplikasi-aplikasi Class II yang memerlukan arus di bawah 2,5 A dan unpolarized.<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3XVpl-SI/AAAAAAAAATc/7ddFEUA0UkY/s1600-h/plug+dan+socket+jenis+C.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430346493534271778" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3XVpl-SI/AAAAAAAAATc/7ddFEUA0UkY/s200/plug+dan+socket+jenis+C.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a><br />
<br />
• CEE 7/17 (German/French 16 A/250 V ungrounded), ukurannya hampir sama dengan tipe E dan F, pada plug nya dilapisi dengan karet atau plastik. Digunakan juga di korea selatan untuk peralatan listrik yang tidak dibumikan dan di italia di kategorikan dengan Italian standard CEI 23-5<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1TLyzmjI/AAAAAAAAAS8/uxPb3zn2HS8/s1600-h/CEE7-17+Jerman+Socket.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430344223145826866" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1TLyzmjI/AAAAAAAAAS8/uxPb3zn2HS8/s200/CEE7-17+Jerman+Socket.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a><br />
<br />
• BS 4573 (UK shaver), digunakan di Inggris untuk kegunaan alat-alat cukur atau shaver yang ada di kamar mandi. Jarak antar pin 5,08 mm dengan panjang pin 15,88 mm dan telah digunakan di inggris sejak tahun 1960an.<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x435JrmjI/AAAAAAAAAUM/zEBasju5Bvc/s1600-h/UK+shaver+socket.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430348152331541042" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x435JrmjI/AAAAAAAAAUM/zEBasju5Bvc/s200/UK+shaver+socket.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a><br />
• Soviet plug (6 A/250 V ungrounded), hampir sama dengan French type E dan CEE7/17<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">4. Jenis D</span><br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3XsbxzDI/AAAAAAAAATk/Z4zyL2MaqYY/s1600-h/plug+dan+socket+jenis+D.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430346499650341938" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3XsbxzDI/AAAAAAAAATk/Z4zyL2MaqYY/s200/plug+dan+socket+jenis+D.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a> <br />
• BS 546 (United Kingdom, 5 A/250 V grounded), equivalent to IA6A3 (India), rated at 6A / 250V<br />
<br />
• BS 546 (United Kingdom, 15 A/250 V grounded), equivalent to IA16A3 (India) & SABS 164 (South Africa), rated at 16A / 250V<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">5. Jenis E</span><br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3YFyz5OI/AAAAAAAAATs/li0VmsWCu88/s1600-h/Plug+jenis+E.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430346506457834722" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x3YFyz5OI/AAAAAAAAATs/li0VmsWCu88/s200/Plug+jenis+E.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a><a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x43u5JT3I/AAAAAAAAAUE/V_9D9eSTNts/s1600-h/Socket+jenis+E.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430348149577830258" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x43u5JT3I/AAAAAAAAAUE/V_9D9eSTNts/s200/Socket+jenis+E.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a> <br />
CEE 7/5 (French type E)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">6. Jenis F</span><br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x44IY-pFI/AAAAAAAAAUU/cb8QQSzvyAU/s1600-h/Plug+dan+socket+jenis+F.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430348156422235218" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x44IY-pFI/AAAAAAAAAUU/cb8QQSzvyAU/s200/Plug+dan+socket+jenis+F.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a> <br />
• CEE 7/4 (German "Schuko" 16 A/250 V grounded)<br />
• Gost 7396 (Russian 10 A/250 V grounded)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">7. Jenis E/F Hybrid</span><br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x43RdM6uI/AAAAAAAAAT8/OAVeA9LOZzU/s1600-h/Plug+jenis+E+dan+F+Hybrid.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430348141675997922" src="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x43RdM6uI/AAAAAAAAAT8/OAVeA9LOZzU/s200/Plug+jenis+E+dan+F+Hybrid.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 150px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 150px;" /></a> <br />
CEE 7/7 (French/German 16 A/250 V grounded)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">8. Jenis G</span><br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6SZExeRI/AAAAAAAAAUc/p7q0ZA-9CLI/s1600-h/Plug+dan+socket+jenis+G.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430349707089115410" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6SZExeRI/AAAAAAAAAUc/p7q0ZA-9CLI/s200/Plug+dan+socket+jenis+G.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; height: 150px; width: 150px;" /></a> <br />
BS 1363 (British 13 A/230-240 V 50 Hz grounded and fused), equivalent to IS 401 & 411 (Ireland), MS 589 (Malaysia) and SS 145 (Singapore), SASO 2203 (Saudi Arabia)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">9. Jenis H</span><br />
<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6Sp8as8I/AAAAAAAAAUk/MZDsOgSMzSA/s1600-h/Plug+dan+socket+jenis+H.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430349711617471426" src="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6Sp8as8I/AAAAAAAAAUk/MZDsOgSMzSA/s200/Plug+dan+socket+jenis+H.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; height: 150px; width: 150px;" /></a> <br />
• SI 32 (Israeli 16 A/250 V grounded)<br />
• Thai 3 pin plug TIS166-2549 (2006)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">10. Jenis I</span><br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6TM7tMXI/AAAAAAAAAUs/Ty0xbpek5Gg/s1600-h/plug+dan+socket+jenis+I.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430349721009729906" src="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6TM7tMXI/AAAAAAAAAUs/Ty0xbpek5Gg/s200/plug+dan+socket+jenis+I.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; height: 150px; width: 150px;" /></a> <br />
• AS/NZS 3112 (Australasian 10 A/240 V)<br />
<br />
• CPCS-CCC (Chinese 10 A/250 V)<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x7OPWc6HI/AAAAAAAAAVE/ATrYKXxW0Hk/s1600-h/Socket+I+atau+socket+china.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430350735271061618" src="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x7OPWc6HI/AAAAAAAAAVE/ATrYKXxW0Hk/s200/Socket+I+atau+socket+china.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; height: 152px; width: 180px;" /></a><br />
<br />
• IRAM 2073 (Argentinian 10 A/250 V)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">11. Jenis J</span><br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6Tf4VHoI/AAAAAAAAAU0/jetP8UraJ_0/s1600-h/Plug+dan+socket+jenis+J.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430349726095842946" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6Tf4VHoI/AAAAAAAAAU0/jetP8UraJ_0/s200/Plug+dan+socket+jenis+J.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; height: 150px; width: 150px;" /></a> <br />
SEV 1011 (Swiss 10 A/250 V)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">12. Jenis K</span><br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6Tj0XzkI/AAAAAAAAAU8/iFjtQoox6Es/s1600-h/Plug+dan+socket+jenis+K.png"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430349727152983618" src="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x6Tj0XzkI/AAAAAAAAAU8/iFjtQoox6Es/s200/Plug+dan+socket+jenis+K.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; height: 150px; width: 150px;" /></a> <br />
Section 107-2-D1 (Danish 13 A/250 V earthed)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">13. Jenis L</span><br />
<br />
• CEI 23-16/VII (Italian 10 A/250 V and 16 A/250 V)<br />
• CEI 23-16/VII (Italian 10 A/250 V)<br />
• CEI 23-16/VII (Italian 16 A/250 V)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">14. Jenis M</span><br />
BS 546 (South African 15 A/250 V)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">15. Belum Mendapatkan kategori</span><br />
IEC 60906-1 (Brazilian 10 A and 20A /250 V)<br />
<br />
Kesimpulan:<br />
Ada 14 pola standar plug dan socket yang digunakan di seluruh dunia, baik untuk aplikasi-aplikasi Class I (grounded) maupun Class II (ungrounded), dengan rating arus berkisar 2,5 – 16 A. Standar-standar tersebut adalah standar-standar Amerika Serikat, Amerika Utara, Argentina, Australia, Daratan Eropa, Europlug, Cina, Denmark, India/Afrika Selatan, Israel, Itali, Jepang, Swiss, dan Inggris/Irlandia.<br />
Peta dibawah akan menjelaskan mengenai Negara-negara didunia dan jenis plug & socket yang digunakan<br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1S_hg8-I/AAAAAAAAAS0/rata0ti57c0/s1600-h/Plug+and+socket.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5430344219852076002" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/S1x1S_hg8-I/AAAAAAAAAS0/rata0ti57c0/s200/Plug+and+socket.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 250px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 300px;" /></a></span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-13511271155406417132011-06-21T09:48:00.000+09:002011-06-21T09:48:13.159+09:00<div style="color: red; text-align: justify;">Pada artikel Transformator di <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/transformator.html">sini</a>, telah dibahas mengenai klasifikasi transformator dan bagian-bagian transformator, dan kemudian diikuti dengan artikel selanjutnya tentang bagian-bagian transformator dan peralatan proteksinya di <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/komponen-komponen-transformator.html">sini</a>. Rangkaian artikel mengenai transformator dilengkapi pula dengan artikel mengenai perawatan dan pemantauan kondisi transformator saat bekerja di <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/perawatan-dan-pemantauan-kondisi.html" style="color: red;">sini</a>.<br />
<br />
Sedangkan artikel kali ini akan dibahas secara umum, HANYA mengenai hubungan-hubungan belitan pada transformator 3 fasa. Dan jika anda ingin mengetahui besarnya nilai tegangan, arus dan daya pada masing-masing hubungan, anda dapat membacanya pada artikel di <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/sistem-3-fasa.html">sini</a>.<br />
<br />
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang disusun menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan pada belitan sekundernya dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan Zig-zag). Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-delta (VV connection)<span class="fullpost"><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Konfigurasi Transformator 3 Fasa</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Transformator hubungan segitiga-segitiga (delta-delta)</span><br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5y_vUP1NI/AAAAAAAAA78/y3c5uU0IVrM/s1600-h/hubungan+segitiga.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336329047839331538" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5y_vUP1NI/AAAAAAAAA78/y3c5uU0IVrM/s320/hubungan+segitiga.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 168px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 251px;" /></a></span></div><div style="color: red; text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost">Gambar 1. Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga).</span></div><span class="fullpost"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Pada gambar 1 baik belitan primer dan sekunder dihubungkan secara delta. Belitan primer terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan suplai tegangan 3 fasa. Sedangkan belitan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W disambungkan dengan sisi beban. Pada hubungan Delta (segitiga) tidak ada titik netral, yang diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.<br />
<br />
Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer (sisi masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan pada aplikasinya (lihat gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka hasil arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus line imbang dalam saluran masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta, bahwa arus line adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus primer) dan Is (arus sekunder) yang mengalir dalam lilitan primer dan sekunder. Power rating untuk transformator 3 fasa adalah 3 kali rating transformator tunggal.<br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5y_kHztMI/AAAAAAAAA70/uompXz_lBUc/s1600-h/hubungan+delta-delta.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336329044834366658" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5y_kHztMI/AAAAAAAAA70/uompXz_lBUc/s320/hubungan+delta-delta.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 195px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span></div><div style="color: red; text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost">Gambar 2. Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Fasa Dihubungkan Pembangkit Listrik dan Beban (Load) </span></div><span class="fullpost"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
<span style="font-weight: bold;">Transformator hubungan bintang-bintang (wye–wye)</span><br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5y_R6wruI/AAAAAAAAA7s/2RXvXGt95-8/s1600-h/hubungan+bintang.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336329039947804386" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5y_R6wruI/AAAAAAAAA7s/2RXvXGt95-8/s320/hubungan+bintang.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 179px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 250px;" /></a></span></div><div style="color: red; text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost">Gambar 3. Hubungan Belitan Bintang-bintang.</span></div><span class="fullpost"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Ketika transformator dihubungkan secara bintang-bintang, yang perlu diperhatikan adalah mencegah penyimpangan dari tegangan line ke netral (fase ke netral). Cara untuk mencegah menyimpangan adalah menghubungkan netral untuk primer ke netral sumber yang biasanya dengan cara ditanahkan (ground), seperti ditunjukkan pada <br />
Gambar 4. Cara lain adalah dengan menyediakan setiap transformator dengan lilitan ke tiga, yang disebut lilitan ” tertiary”. Lilitan tertiary untuk tiga transformator dihubungkan secara delta seperti ditunjukkan pada Gambar 5, yang sering menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana transformator dipasang. Tidak ada beda fasa antara tegangan line transmisi masukan dan keluaran (primer & sekunder) untuk transformator yang dihubungkan bintang-bintang.<br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5-GMRdprI/AAAAAAAAA8U/wt8H8j7tdbk/s1600-h/hubungan+bintang-bintang.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336341253319403186" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5-GMRdprI/AAAAAAAAA8U/wt8H8j7tdbk/s320/hubungan+bintang-bintang.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 100px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span></div><div style="color: red; text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost">Gambar 4. Hubungan bintang-bintang.</span></div><span class="fullpost"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5-GTpNpqI/AAAAAAAAA8c/tefEgwwvVGc/s1600-h/Hubungan+bintang-bintang+dengan+belitan+tersier.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336341255298066082" src="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5-GTpNpqI/AAAAAAAAA8c/tefEgwwvVGc/s320/Hubungan+bintang-bintang+dengan+belitan+tersier.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 84px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span></div><div style="color: red; text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost">Gambar 5. Hubungan Bintang-bintang dengan belitan tertier.</span></div><span class="fullpost"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
<span style="font-weight: bold;">Transformator hubungan segitiga-bintang (delta-wye)</span><br />
<br />
Pada hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang melalui setiap lilitan primer adalah sama dengan tegangan line masukan. Tegangan saluran keluaran adalah sama dengan 1,73 kali tegangan sekunder yang melalui setiap transformator. Arus line pada phasa A, B dan C adalah 1,73 kali arus pada lilitan sekunder. Arus line pada fasa 1, 2 dan 3 adalah sama dengan arus pada lilitan sekunder.<br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg6AQV3afgI/AAAAAAAAA8k/71YiNDFl198/s1600-h/hubungan+delta-wye.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336343626716446210" src="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg6AQV3afgI/AAAAAAAAA8k/71YiNDFl198/s320/hubungan+delta-wye.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 201px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span></div><div style="color: red; text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost">Gambar 6. Hubungan Segitiga-Bintang (Delta-wye)</span></div><span class="fullpost"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Hubungan delta-bintang menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan saluran masukan dan saluran transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan line keluaran E12 adalah 30° mendahului tegangan line masukan EAB, seperti dapat dilihat dari diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki kelompok beban terisolasi, beda fasanya tidak masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan paralel dengan saluran masukan dengan sumber lain, beda phasa 30° mungkin akan membuat hubungan paralel tidak memungkinkan, sekalipun jika saluran tegangannya sebaliknya identik.<br />
<br />
Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan menghasilkan banyak isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam transformator. Lilitan HV (high Voltage/tegangan tinggi) telah diisolasi/dipisahkan hanya 1/1,73 atau 58% dari tegangan saluran.<br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5-GA5N0eI/AAAAAAAAA8M/Vq_HxAd_lxU/s1600-h/hubungan+delta-bintang.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336341250264912354" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5-GA5N0eI/AAAAAAAAA8M/Vq_HxAd_lxU/s320/hubungan+delta-bintang.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 220px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span></div><div style="color: red; text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost">Gambar 8. Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan Diagram Phasor</span></div><span class="fullpost"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
<span style="font-weight: bold;">Transformator hubungan segitiga terbuka (open-delta)</span><br />
<br />
Hubungan open-delta ini untuk merubah tegangan sistem 3 fasa dengan menggunakan hanya 2 transformator yang dihubungkan secara open–delta. Rangkaian open–delta adalah identik dengan rangkaian delta–delta, kecuali bahwa satu transformer tidak ada. Bagaimanapun, hubungan open-delta jarang digunakan sebab hanya mampu dibebani sebesar 86.6% (0,577 x 3 x rating trafo) dari kapasitas transformator yang terpasang. <br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5-GO7Hu6I/AAAAAAAAA8E/dzDthYIud4I/s1600-h/hubungan+open-delta.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336341254030998434" src="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg5-GO7Hu6I/AAAAAAAAA8E/dzDthYIud4I/s320/hubungan+open-delta.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 250px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span></div><div style="color: red; text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost">Gambar 7. Hubungan Open Delta.</span></div><span class="fullpost"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Sebagai contoh, jika 2 transformator 50 kVA dihubungkan secara open–delta, kapasitas transformator bank yang terpasang adalah jelas 2x50 = 100kVA. karen terhubung open-delta, maka transformator hanya dapat dibebani 86.6 kVA sebelum transformator mulai menjadi overheat (panas berlebih). Hubungan open–delta utamanya digunakan dalam situasi darurat. Maka, jika 3 transformator dihubungkan secara delta–delta dan salah satunya rusak dan harus diperbaiki/dipindahkan, maka hal ini memungkinkan<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Transformator hubungan Zig-zag</span><br />
<br />
Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu belitan primer memiliki tiga belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan dan biasa digunakan untuk beban yang tidak seimbang (asimetris) - artinya beban antar fasa tidak sama, ada yang lebih besar atau lebih kecil-<br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg6ChSE7vqI/AAAAAAAAA8s/VX0dEpE4tUo/s1600-h/hubungan+zig-zag.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336346116780441250" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/Sg6ChSE7vqI/AAAAAAAAA8s/VX0dEpE4tUo/s320/hubungan+zig-zag.jpg" style="display: block; height: 295px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span></div><div style="text-align: center;"><div style="text-align: center;"><span class="fullpost" style="color: red;">Gambar 9. Hubungan Bintang-zigzag (Yzn5) </span></div><span class="fullpost"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
Gambar 9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang L1, L2 dan L3 tanpa netral N dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan Zig-zag dimana hubungan dari enam belitan sekunder saling menyilang satu dengan lainnya. Saat beban terhubung dgn phasa U dan N arus sekunder I2 mengalir melalui belitan phasa phasa U dan phasa S. Bentuk vektor tegangan Zig-zag garis tegangan bukan garis lurus,tetapi bergeser dengan sudut 60°. </span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-19600026356682588082011-06-21T09:38:00.001+09:002011-06-21T09:41:10.264+09:00Kode Tingkat Pengaman Motor Listrik<div style="color: red; text-align: justify;"><span class="meta_comments"></span> </div><div class="post-body entry-content" style="color: red; text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmVyZQ0N1I/AAAAAAAAAfI/iOqrsn8_UbE/s1600/Simbol+pengaman.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5492585913562445650" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmVyZQ0N1I/AAAAAAAAAfI/iOqrsn8_UbE/s200/Simbol+pengaman.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 136px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a>Pada peralatan listrik umumnya terdapat “name plate” atau sebuah plat yang terdapat penjelasan mengenai karakteristik dari peralatan tersebut, seperti tegangan kerja, arus, frekuensi, tingkat isolasi dan lainnya, juga tertera simbol atau logo yang berhubungan dengan <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/bahaya-listrik.html">tindakan pengamanan</a>, lihat gambar-1.<br />
<br />
Simbol pada peralatan listrik tersebut dibagi menjadi 3 tingkatan/klas, yaitu:<br />
<span class="fullpost"><br />
• Klas I memberikan keterangan bahwa badan alat harus dihubungkan dengan pentanahan. <br />
• Klas II menunjukkan alat dirancang dengan isolasi ganda dan aman dari tegangan sentuh. <br />
• Klas III peralatan listrik yang menggunakan tegangan rendah yang aman, contoh mainan anak-anak.<br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmVL0atkUI/AAAAAAAAAe4/m4RotVwofgs/s1600/Motor+luar+ruangan.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5492585250836812098" src="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmVL0atkUI/AAAAAAAAAe4/m4RotVwofgs/s200/Motor+luar+ruangan.jpg" style="cursor: pointer; float: right; height: 130px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 200px;" /></a><a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/12/motor-listrik.html">Motor listrik</a> bahkan dirancang oleh pabriknya dengan kemampuan tahan terhadap siraman langsung air, lihat gambar-2. Motor listrik jenis ini tepat digunakan di luar bangunan tanpa alat pelindung dan tetap bekerja normal dan tidak berpengaruh pada kinerjanya. Name plate motor dengan IP 54, yang menyatakan proteksi atas masuknya debu dan tahan masuknya air dari arah vertikal maupun horizontal.<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmVe0srO2I/AAAAAAAAAfA/2mWimR2Gh98/s1600/arah+semprotan+air+ke+motor.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5492585577329671010" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmVe0srO2I/AAAAAAAAAfA/2mWimR2Gh98/s200/arah+semprotan+air+ke+motor.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 133px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 200px;" /></a> Ada motor listrik dengan proteksi ketahanan masuknya air dari arah vertikal saja gambar-3a, sehingga cairan arah dari samping tidak terlindungi. Tapi juga ada yang memiliki proteksi secara menyeluruh dari segala arah cairan gambar-3b. Perbedaan rancangan ini harus diketahui oleh teknisi karena berpengaruh pada ketahanan dan umur teknik motor, disamping harganya juga berbeda.<br />
<br />
Simbol Indek Proteksi Alat Listrik<br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmTu_VdH7I/AAAAAAAAAeI/Kc6ac6IN63c/s1600/simbol+indeks+proteksi+alat+listrik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5492583656039718834" src="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmTu_VdH7I/AAAAAAAAAeI/Kc6ac6IN63c/s200/simbol+indeks+proteksi+alat+listrik.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 400px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 282px;" /></a><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmTvbG8ovI/AAAAAAAAAeQ/C8qfdfiPnb4/s1600/simbol+indeks+proteksi+alat+listrik-2.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5492583663495062258" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmTvbG8ovI/AAAAAAAAAeQ/C8qfdfiPnb4/s200/simbol+indeks+proteksi+alat+listrik-2.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 98px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 282px;" /></a><br />
<br />
<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmUSZdKO0I/AAAAAAAAAeg/ywgjQ91-cVY/s1600/kode+IP+XX.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5492584264346778434" src="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/TDmUSZdKO0I/AAAAAAAAAeg/ywgjQ91-cVY/s200/kode+IP+XX.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 80px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 182px;" /></a>Kode IP (International Protection) peralatan listrik menunjukkan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuhan langsung ke bagian yang berbahaya, dari masuknya benda asing padat dan masuknya air. Contoh IP X1 artinya angka X menyatakan tidak persyaratan proteksi dari masuknya benda asing padat. Angka 1 menyatakan proteksi tetesan air vertikal. Contoh IP 5X, angka 5 proteksi masuknya debu, angka X tidak ada proteksi masuknya air dengan efek merusak. Tabel-1 merupakan contoh simbol Indek proteksi alat listrik yang dinyatakan dengan gambar. </span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-80930436247996171962011-05-20T22:16:00.002+09:002011-05-20T22:16:22.573+09:00Rangkaian Seri Dan Paralel<div style="color: red;"><span class="dropcap">D</span>alam rangkaian elektronika terdapat banyak sekali konfigurasi rangkaian komponen-komponen elektronika, bukan sekedar rangkaian sederhana yang hanya terdiri dari sumber tegangan dan beban, tetapi lebih dari itu. Dua konfigurasi rangkaian yang paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronika adalah seri dan paralel. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai rangkaian seri dan paralel perhatikan gambar berikut ini.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="rangkaian-seri-paralel" height="190" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/seri-paralel/rangkaian-seri-paralel.gif" width="550" /></div><div style="color: red;">Pada rangkaian seri, resistor disusun seperti rangkaian gerbong kereta, dimana aliran elektron mengalir hanya pada satu jalur. Pada rangkaian paralel, resistor disusun dengan menggabungkan masing-masing ujungnya menjadi satu sehingga aliran elektron dapat terbagi ke dalam beberapa jalur. Untuk mengenal karakteristik lain pada rangkaian seri dan paralel perhatikan ilustrasi berikut ini.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="rangkaian-switch-seri" height="535" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/seri-paralel/rangkaian-switch-seri.gif" width="325" /></div><div style="color: red;">Pada ilustrasi rangkaian di atas, sakelar disusun secara seri, pada kondisi pertama sakelar S1 dan S2 dalam keadaan tertutup dan kondisi lampu X1 menyala. Sedangkan pada saat kondisi kedua dan ketiga yang masing-masing kondisi S1 dan S2 terbuka menyebabkan lampu X1 tidak menyala. Lalu bandingkan dengan rangkaian sakelar paralel berikut.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="rangkaian-switch-paralel" height="374" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/seri-paralel/rangkaian-switch-paralel.gif" width="550" /></div><div style="color: red;">Pada kondisi pertama dengan sakelar S1 dan S2 tertutup, lampu X1 menyala. Pada kondisi kedua dan ketiga yang masing-masing S1 dan S2 dalam keadaan terbuka, lampu X1 tetap menyala. Tetapi pada kondisi keempat ketika sakelar S1 dan S2 sama-sama terbuka, lampu X1 tidak menyala. Dari perbandingan kedua konfigurasi rangkaian sakelar seri dan paralel dapat ditarik kesimpulan bahwa jika salah satu saja sakelar seri terbuka menyebabkan terputus-nya aliran elektron yang menyebabkan lampu tidak menyala, sedangkan pada sakelar paralel untuk memutuskan aliran elektron harus membuat seluruh sakelar dalam keadaan terbuka.</div><h2 style="color: red;">Rangkaian Resistor Seri Dan Paralel</h2><div style="color: red;">Untuk menghitung resistansi total pada resistor yang disusun secara seri dan paralel memerlukan suatu perhitungan matematika yang tidak terlalu sulit. Jika menghitung resistansi total pada resistor seri dapat dilakukan cara menjumlahkan secara langsung seluruh resistor yang terhubung seri sedangkan pada resistor paralel membutuhkan perhitungan khusus.</div><ul style="color: red;"><li>Untuk rangkaian resistor seri: </li>
<div style="text-align: center;"><img alt="penjumlahan-resistor-seri" height="150" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/seri-paralel/penjumlahan-resistor-seri.gif" width="390" /></div></ul><ul style="color: red;"><li>Untuk rangkaian resistor paralel: </li>
<div style="text-align: center;"><img alt="penjumlahan-resistor-paralel" height="240" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/seri-paralel/penjumlahan-resistor-paralel.gif" width="236" /></div></ul><div class="legend-hilite" style="color: red;"> <h3 class="legend-title">Contoh;</h3>diketahui R1 = 15Ω, R2 = 100Ω, dan R3 = 47Ω, berapakah nilai R<sub>Total</sub> jika disusun seri dan R<sub>Total</sub> jika disusun paralel?<br />
Rtotal seri:<br />
<ul><li>R<sub>Total</sub> = R1 + R2 + R3 </li>
<li>R<sub>Total</sub>= 15 + 100 + 47</li>
<li>R<sub>Total</sub>= 162Ω</li>
</ul>Rtotal paralel:<br />
<ul><li>R<sub>Total</sub>= 1 / {(1/R1)+(1/R2)+(1/R3)}</li>
<li>R<sub>Total</sub>= 1 / {(1/15)+(1/100)+(1/47)}</li>
<li>R<sub>Total</sub>= 10.2Ω </li>
</ul></div><h2 style="color: red;">Rangkaian Kapasitor Seri Dan Paralel</h2><div style="color: red;">Perhitungan kapasitansi total pada suatu rangkaian kapasitor seri dan paralel hampir sama dengan perhitungan pada rangkaian resistor. Tetapi pada kapasitor, perhitungan untuk rangkaian seri menggunakan persamaan yang digunakan pada rangkaian resistor paralel. Pada rangkaian kapasitor paralel, kapasitansi total dihitung dengan menjumlahkan semua nilai kapasitansi kapasitor yang terhubung paralel, atau sama dengan menghitung resistansi total pada rangkaian resistor seri.</div><ul style="color: red;"><li>Untuk rangkaian kapasitor seri</li>
<div style="text-align: center;"><img alt="penjumlahan-capacitor-seri" height="142" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/seri-paralel/penjumlahan-capacitor-seri.gif" width="373" /></div><li>Untuk rangkaian kapasitor paralel</li>
<div style="text-align: center;"><img alt="penjumlahan-capacitor-paralel" height="250" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/seri-paralel/penjumlahan-capacitor-paralel.gif" width="251" /></div></ul>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-22188011987501795242011-05-20T22:11:00.002+09:002011-05-20T22:11:30.975+09:00Koil Dan Transformator<div style="color: red;">oil merupakan komponen yang tidak umum digunakan dalam rangkaian elektronika, aplikasi penggunaan koil biasanya terdapat pada rangkaian osilator dan radio. Koil merupakan gulungan satu lapis atau beberapa lapis kawat atau kabel pada suatu inti, dimana inti koil biasanya terbuat dari logam, ferit, atau udara. </div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="gambar-koil" height="187" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/koil-trafo/gambar-koil.jpg" width="200" /></div><div style="color: red;">Pada gambar diatas koil dengan inti ferit diperlihatkan pada dua koil paling sebelah kiri, sedangkan yang ujung sebelah kanan merupakan koil dengan inti udara.</div><div style="color: red;">Karakteristik dasar dari sebuah koil adalah Induksi. Induksi diukur dengan satuan Henry (H), tetapi pada pakteknya kebanyakan koil memiliki nilai induksi antara mikro Henry (uH) sampai dengan mili Henry (mH).</div><div class="legend-hilite" style="color: red;"> <h3 class="legend-title">Sebagai pengingat</h3><div style="text-align: center;">1H = 1000mH = 10<sup>6</sup>uH</div></div><div style="color: red;">Dalam rangkaian elektronika simbol koil digambarkan seperti gambar dibawah ini.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="simbol-koil" height="172" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/koil-trafo/simbol-koil.gif" width="63" /></div><div style="color: red;">Selain induksi, karakateristik dari sebuah koil adalah reaktansi, dimana reaktansi merupakan nilai tahanan koil dalam satuan Ohm (Ω). Reaktansi koil dirumuskan sebagai berikut.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="persamaan-reaktansi-koil" height="35" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/koil-trafo/persamaan-reaktansi-koil.gif" width="170" /></div><div style="color: red;">Dimana:</div><div style="color: red;">X<sub>L</sub> = Reaktansi koil dalam <em>Ohm</em> (Ω) <br />
π = 3,14 <br />
f = Frekuensi dalam <em>Hertz</em> (Hz) <br />
L = Induksi dalam <em>Henry</em> (H)</div><div class="legend-hilite" style="color: red;"> <h3 class="legend-title">Sebagai contoh</h3>jika frekuensi (f) = 300Hz, dan induksi koil (L) = 0,5mH, berapakah reaktansi koil (X<sub>L</sub>) ?<br />
<div style="text-align: center;">X<sub>L</sub> = 2.π.f.L</div><div style="text-align: center;">X<sub>L</sub>= 2 x 3,14 x 300 x 0,5x10<sup>-3</sup></div><div style="text-align: center;">X<sub>L = </sub>0,942 Ω</div></div><div style="color: red;">Reaktansi koil hanya berlaku pada rangkaian arus bolak balik (AC – <em>Alternating Current</em>), sedangkan pada arus searah (DC – <em>Direct Current</em>) nilai reaktansi koil = 0Ω (Nol Ohm).</div><h2 style="color: red;">Transformator</h2><div style="color: red;">Transformator atau biasa disebut juga sebagai trafo, merupakan perangkat elektronika yang bekerja dengan sistem induksi. Transformator itu sendiri merupakan kumparan kawat atau kabel yang dililitkan pada suatu inti, transformator pada umumnya terdapat dua kumparan yaitu kumparan Primer dan kumparan Sekunder.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="gambar-transformator" height="200" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/koil-trafo/gambar-transformator.jpg" width="436" /></div><div style="color: red;">Fungsi transformator itu sendiri adalah sebagai konverter tegangan, dari tegangan yang lebih besar ke tegangan yang lebih kecil (biasa disebut <em>Transformator Step Down</em>) atau dari tegangan yang lebih kecil ke tegangan yang lebih besar (biasa disebut <em>Transformator Step Up</em>).</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="simbol-transformator" height="200" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/koil-trafo/simbol-transformator.gif" width="183" /></div><div style="color: red; text-align: center;"><span style="font-size: 10pt;"><em>Simbol Transformator </em></span></div><h2 style="color: red;"><strong>P</strong>rinsip Kerja Transformator</h2><div style="color: red;">Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa transformator terdiri dari dua buah kumparan yakni kumparan primer dan sekunder yang bekerja dengan sistem induksi, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="pronsip-kerja-transformator" height="209" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/koil-trafo/pronsip-kerja-transformator.gif" width="380" /></div><div style="color: red;">Pada saat tegangan sebesar V1 (220V AC) diberikan pada kumparan <em>PRIMER</em>, arus AC Ip pun mengalir pada kumparan <em>PRIMER</em> yang menghasilkan medan magnet pada <em>INTI FERIT</em>. Medan magnet tersebut menginduksi kumparan <em>SEKUNDER</em> sehingga menghasilkan tegangan V2 (24V AC) pada kumparan <em>SEKUNDER</em> yang terhubung dengan beban R (30 Ohm).</div><div style="color: red;">Hubungan antara tegangan <em>PRIMER</em> dan <em>SEKUNDER </em>dapat dinyatakan oleh persamaan berikut:</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="hub-teg-prim-sekun" height="75" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/koil-trafo/hub-teg-prim-sekun.gif" width="104" /></div><div style="color: red;">Dimana:</div><div style="color: red;">Vs = Tegangan <em>SEKUNDER</em> <br />
Vp = Tegangan <em>PRIMER</em> <br />
Ns = Jumlah lilitan <em>SEKUNDER</em> <br />
Np = Jumlah lilitan <em>PRIMER</em></div><div style="color: red;">Hubungan antara arus <em>PRIMER</em> dan <em>SEKUNDER</em> dapat dinyatakan oleh persamaan berikut:</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="hub-arus-prim-sekun" height="74" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/koil-trafo/hub-arus-prim-sekun.gif" width="95" /></div><div style="color: red;">Dimana:</div><span style="color: red;"> Ip = Arus </span><em style="color: red;">PRIMER</em> <br style="color: red;" /><span style="color: red;">Is = Arus </span><em style="color: red;">SEKUNDER</em> <div style="color: red;">Sedangkan daya dari transformator dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:</div><div style="color: red; text-align: center;"><em><span style="font-size: 18pt;">P = Vs x Is (Watt)</span></em></div><div style="color: red;">Persamaan-persamaan diatas merupakan persamaan untuk kondisi ideal dimana daya yang diberikan pada kumparan <em>PRIMER</em> akan ter-konversi sempurna pada kumparan <em>SEKUNDER</em>. Pada dunia nyata daya listrik yang ter-konversi pada kumparan Sekunder tidaklah 100% sempurna melainkan ada daya yang ter-konversi menjadi panas. Besarnya perbedaan rasio daya <em>PRIMER</em> dan <em>SEKUNDER</em> disebut efisiensi (η).</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="persamaan-efisiensi" height="72" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/koil-trafo/persamaan-efisiensi.gif" width="80" /></div><div style="color: red;">Dimana:</div><div style="color: red;">Ps = Daya kumparan <em>SEKUNDER</em> (Watt) <br />
Pp = Daya kumparan <em>PRIMER</em> (Watt)</div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-45681811608482615752011-05-20T22:06:00.003+09:002011-05-23T09:22:10.578+09:00Bilangan-Bilangan Dalam Elektronika Digital<div style="color: red;"><span class="dropcap">D</span>alam kehidupan sehari-hari kita sudah terbiasa menghitung menggunakan bilangan desimal yang memiliki sepuluh simbol bilangan yaitu “0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9”. Tetapi tahukah anda bahwa dalam elektronika digital menggunakan sistem bilangan yang tidak populer, yaitu sistem bilangan biner yang hanya memiliki dua simbol bilangan yaitu “0” dan “1”. Selain itu pada sistem mikroprosesor dan komputer sistem bilangan yang digunakan adalah sistem bilangan hexadesimal</div><div style="color: red;">yang memiliki enam belas simbol bilangan yaitu “0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F”.</div><h2 style="color: red;">Bilangan Biner</h2><span style="color: red;"> Sistem bilangan biner merupakan sistem bilangan yang memiliki dua simbol bilangan yaitu “0” dan “1” sehingga sering disebut juga sebagai sistem bilangan basis 2. pada tabel berikut diperlihatkan bagaimana pencacahan “0” sampai dengan “9” dalam sistem bilangan desimal dan biner. </span><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="pencacahan-biner" height="224" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/bilangan/pencacahan-biner.gif" width="285" /></div><div style="color: red;">Dalam pencacahan sistem bilangan biner untuk menyatakan pencacahan ”2” dinotasikan ”10” (satu nol). Untuk menyatakan pencacahan ”3’ dinotasikan ”11” (satu satu). Untuk menyatakan pencacahan ”9” dinotasikan ”1001” (satu nol nol satu).</div><h2 style="color: red;">Nilai Bagian</h2><div style="color: red;">Dalam sistem bilangan desimal kita mengenal nilai satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, ini disebut sebagai nilai bagian. Dalam sistem bilangan biner juga memiliki nilai bagian, untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="nilai-bagian-biner" height="53" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/bilangan/nilai-bagian-biner.gif" width="304" /></div><div style="color: red;">Nilai bagian untuk sistem bilangan biner dimulai dari kiri ke kanan adalah 2<sup>0</sup>, 2<sup>1</sup>, 2<sup>2</sup>, 2<sup>3</sup>, 2<sup>4</sup>, 2<sup>5</sup>, 2<sup>6</sup>, 2<sup>7</sup>, dan seterusnya.</div><h2 style="color: red;">Konversi Bilangan Biner Ke Desimal Atau Sebaliknya</h2><div style="color: red;">Bagaimanakah cara merubah bilangan biner ke desimal atau sebaliknya? Sebagai contoh jika kita memiliki bilangan biner ”1011101”, untuk melakukan konversi ke bentuk bilangan desimal perhatikan tabel berikut ini.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="konversi-biner-desimal" height="64" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/bilangan/konversi-biner-desimal.gif" width="264" /></div><div style="color: red;">Carilah nilai bagian untuk masing – masing digit bilangan biner yang bernilai ”1” (satu), dari tabel diatas didapat 64, 16, 8, 4, dan 1. kemudian jumlahkan-lah nilai bagian tersebut (64 + 16 + 8 + 4 + 1 = 93). Jadi bilangan biner 1011101 sama dengan 93 dalam bilangan biner.</div><div style="color: red;">Lalu bagaimana jika ingin merubah bilangan desimal ke biner? Sebagai contoh kita akan merubah bilangan desimal ”57” ke bilangan biner. Cara konversi-nya adalah sebagai berikut:</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="konversi-desimal-biner" height="174" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/bilangan/konversi-desimal-biner.gif" width="311" /></div><div style="color: red;">Perhatikanlah pada tabel perhitungan diatas! Nilai biner dari hasil perhitungan diatas merupakan ”sisa” hasil pembagian 2. jadi bilangan desimal ”57” sama dengan ”111001” dalam bilangan biner.</div><h2 style="color: red;">Bilangan Heksadesimal</h2><div style="color: red;">Sistem bilangan heksadesimal terdiri dari enam belas simbol yaitu “0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F” biasa disebut juga sebagai sistem bilangan basis 16. huruf ”A, B, C, D, E, F” pada bilangan heksadesimal merupakan perwakilan simbol ”10, 11, 12, 13, 14, 15” pada bilangan desimal.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="pencacahan-hexadesimal" height="363" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/bilangan/pencacahan-hexadesimal.gif" width="252" /></div><div style="color: red;">Dari tabel diatas yang merupakan perbandingan pencacahan antara tiga jenis sistem bilangan. Jadi sekarang jika menuliskan bilangan ”10” yang merupakan banyaknya objek, ”10” bisa berarti ”sepuluh”, ”dua”, atau ”enam belas” tergantung sistem bilangan yang digunakan.</div><div style="color: red;">Untuk membedakan sistem bilangan yang digunakan maka ditambahkan subscript yang menandakan basis bilangan. Untuk desimal ditulis ”10<sub>10</sub>”, biner ditulis ”10<sub>2</sub>”, dan heksadesimal ditulis ”10<sub>16</sub>”.</div><h2 style="color: red;">Konversi Bilangan Hexadesimal Ke Sistem Bilangan Lainnya</h2><div style="color: red;">Konversi bilangan heksadesimal ke biner dilakukan dengan merubah masing-masing digit bilangan heksadesimal ke ekuivalen empat bit bilangan biner. Sebagai contoh,</div><div class="legend-hilite" style="color: red;"><h3 class="legend-title">Sebagai contoh</h3><ul class="arrow"><li><span class="icon"> </span>D7<sub>16</sub> = .....? (biner)</li>
<li><span class="icon"> </span>D<sub>16</sub> = 1101<sub>2</sub></li>
<li><span class="icon"> </span>7<sub>16</sub> = 0111<sub>2</sub></li>
<li><span class="icon"> </span>D7<sub>16</sub> = 11010111<sub>2</sub></li>
</ul></div><div style="color: red;">bilangan heksadesimal D7<sub>16</sub> akan dirubah ke bentuk biner. Bilangan D<sub>16 </sub>sama dengan 1101<sub>2</sub> dan 7<sub>16</sub> sama dengan 0111<sub>2</sub>. Jadi bilangan heksadesimal D7<sub>16</sub> sama dengan 11010111<sub>2</sub> dalam bilangan biner.</div><div style="color: red;">Lalu bagaimana merubah bilangan heksadesimal ke sistem bilangan desimal? Perhatikan contoh berikut dimana akan dilakukan konversi dari 5AB<sub>16</sub> ke bentuk bilangan desimal.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="konversi-hexadesimal-desimal" height="87" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/bilangan/konversi-hexadesimal-desimal.gif" width="276" /></div><div style="color: red;">Pada tabel diatas setiap bilangan heksadesimal dikalikan nilai bagiannya. Untuk 5<sub>16</sub> dikalikan 16<sup>2</sup> menghasilkan 1280<sub>2</sub>. A<sub>16</sub> sama dengan 10<sub>2</sub> dikalikan 16<sup>1</sup> menghasilkan 160<sub>2</sub>. B<sub>16</sub> sama dengan 11<sub>10</sub> dikalikan 16<sup>0</sup> menghasilkan 11<sub>10</sub>. Hasil perkalian setiap bilangan heksadesimal terhadap nilai bagiannya dijumlahkan menghasilkan 1451<sub>10</sub>, jadi 5AB<sub>16 </sub>= 1451<sub>10</sub>.</div><div style="color: red;">Sekarang bagaimana jika kebalikannya yaitu dari desimal ke heksadesimal Contoh bilangan desimal 38(10) akan dirubah ke bentuk heksadesimal.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="konversi-desimal-hexadesimal" height="66" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/bilangan/konversi-desimal-hexadesimal.gif" width="309" /></div><div style="color: red;">Caranya sama dengan seperti merubah bilangan desimal ke biner tetapi pada konversi bilangan desimal ke heksadesimal dibagi dengan 16. dari tabel diatas didapat bahwa bilangan desimal 38<sub>10</sub> sama dengan 26<sub>16</sub> dalam bilangan heksadesimal</div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-24751577838941658402011-05-20T22:04:00.001+09:002011-05-23T09:22:50.126+09:00Gerbang–Gerbang Dasar Logika<div style="color: red;"><span class="dropcap">G</span>erbang dasar logika merupakan bentuk gambaran yang mengkombinasikan masukan–masukan sinyal digital menjadi satu keluaran digital yang baru. Dalam elektronika digital bilangan matematika yang digunakan adalah adalah bilangan Biner. Bilangan ini hanya terdiri dari dua sistem bilangan yaitu “0“ dan “1“, berbeda dengan bilangan desimal yang memiliki 10 sistem bilangan mulai “0“ sampai dengan “9“.</div><div style="color: red;">Pada elektronika digital angka “0“ pada bilangan biner mewakilkan tingkat tegangan rendah (dibawah 1V) dan angka “1“ mewakilkan tingkat tegangan tinggi (antara 3V s.d. 5V). Untuk mengetahui lebih banyak tentang bilangan biner, kunjungi artikel “<a href="http://ilmu-elektronika.co.cc/index.php/elektronika-digital/bilangan-bilangan-dalam-elektronika-digital.html"><em>Bilangan-Bilangan Dalam Elektronika Digital</em></a>“.</div><h2 style="color: red;">Gerbang OR</h2><div style="color: red;">Jika di ibaratkan sakelar, maka gerbang OR merupakan dua sakelar elektronik dalam kombinasi paralel. Bila salah satu atau keduanya terhubung maka arus listrik dapat mengalir melalui sakelar (tingkat tegangan “1“ ) tetapi jika keduanya terputus maka tidak akan ada arus listrik yang mengalir (tingkat tegangan “0“ ), seperti yang terlihat pada gambar berikut.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="rangkaian-saklar-paralel" height="239" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/gerbang-logika/rangkaian-saklar-paralel.gif" width="284" /></div><div style="color: red;">Kombinasi sakelar diatas merupakan operasi penjumlahan bilangan biner A+B =Y, dimana “A“ dan “B“ merupakan masukan dan “Y“ merupakan keluaran atau hasil penjumlahan, sehingga dari hasil penjumlahan tersebut dapat dibuat dalam suatu tabel kebenaran.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="tabel-kebenaran-gerbang-or" height="148" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/gerbang-logika/tabel-kebenaran-gerbang-or.gif" width="294" /></div><div style="color: red;">Tabel diatas merupakan tabel kebenaran dan simbol dari gerbang OR yang digunakan pada rangkaian elektronika. Operasi penjumlahan bilangan biner A+B = Y disebut juga sebagai “<em>Ekspresi Boelan</em>“.</div><h2 style="color: red;">Gerbang AND</h2><div style="color: red;">Gerbang AND jika di ibaratkan lagi sebagai sakelar maka gerbang AND merupakan kombinasi sakelar secara seri. Dimana, agar arus listrik dapat mengalir maka kedua sakelar harus dalam keadaan tertutup jika hanya salah satu-nya saja yang tertutup maka arus listrik tidak dapat mengalir.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="rangkaian-saklar-seri" height="222" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/gerbang-logika/rangkaian-saklar-seri.gif" width="309" /></div><div style="color: red;">Jika di notasi-kan terhadap operasi matematika, maka gerbang AND merupakan operasi perkalian bilangan biner A x B = Y. Dimana ”A” dan ”B” merupakan masukan dan “Y“ merupakan keluaran.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="tabel-kebenaran-gerbang-and" height="150" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/gerbang-logika/tabel-kebenaran-gerbang-and.gif" width="293" /></div><div style="color: red;">Seperti gerbang OR dan gerbang logika lainnya, maka gerbang AND juga memiliki tabel kebenaran dan simbol rangkaian elektronika seperti diatas.</div><h2 style="color: red;">Gerbang NOT (Pembalik)</h2><div style="color: red;">Gerbang NOT merupakan gerbang logika yang hanya memiliki satu masukan dan satu keluaran, berbeda dengan gerbang logika lainnya yang memiliki jumlah masukan lebih dari satu.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="tabel-kebenaran-gerbang-not" height="120" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/gerbang-logika/tabel-kebenaran-gerbang-not.gif" width="264" /></div><div style="color: red;">Seperti namanya “<em>inverter</em>“ yang berarti pembalik, maksudnya adalah jika ada suatu tingkat tegangan logika masuk ke gerbang ini maka keluaran-nya akan merupakan kebalikan dari masukan-nya, contoh jika masukan logika “1“ maka keluaran-nya akan berubah menjadi “0“ begitu pula sebaliknya.</div><h2 style="color: red;">Gerbang NOR</h2><div style="color: red;">Gerbang NOR (NOT-OR) merupakan penggabungan gerbang OR dan NOT yang keluaran-nya merupakan kebalikan dari gerbang OR. Berikut ekspresi boelan dari gerbang NOR dan simbol elektronika-nya.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="tabel-kebenaran-gerbang-nor" height="245" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/gerbang-logika/tabel-kebenaran-gerbang-nor.gif" width="326" /></div><div style="color: red;">Dari tabel kebenaran gerbang NOR diatas terlihat bahwa keluaran “Y“ gerbang NOR merupakan kebalikan dari gerbang OR, keluaran gerbang NOR hanya akan bernilai logika “1“ jika kedua masukan-nya memiliki tingkat logika “0“.</div><h2 style="color: red;">Gerbang NAND</h2><div style="color: red;">Gerbang NAND (NOT-AND) merupakan penggabungan gerbang AND dan NOT yang keluaran-nya merupakan kebalikan gerbang AND. Berikut ekspresi boelan dari gerbang NAND dan simbol logikanya.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="tabel-kebenaran-gerbang-nand" height="245" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/gerbang-logika/tabel-kebenaran-gerbang-nand.gif" width="324" /></div><div style="color: red;">Keluaran gerbang NAND hanya akan bernilai logika “0“ jika kedua masukan-nya memiliki tingkat logika “1“, selain daripada itu keluaran-nya akan memiliki nilai logika “1“.</div><h2 style="color: red;">Gerbang XOR</h2><div style="color: red;">Gerbang XOR atau biasa disebut juga sebagai Eksklusif-OR. Simbol, ekspresi boelan, dan tabel kebenaran dari gerbang XOR diperlihatkan pada gambar dibawah ini.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="tabel-kebenaran-gerbang-xor" height="148" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/gerbang-logika/tabel-kebenaran-gerbang-xor.gif" width="291" /></div><div style="color: red;">Dari tabel kebenaran diatas terlihat bahwa keluaran gerbang XOR hanya akan bernilai logika “1“ jika kedua masukan-nya memiliki nilai logika yang berbeda, sedangkan jika kedua masukan-nya memiliki nilai logika yang sama maka keluaran-nya akan bernilai logika “0“.</div><h2 style="color: red;">Gerbang XNOR</h2><div style="color: red;">Gerbang Eksklusif-NOR atau biasa disingkat sebagai gerbang XNOR merupakan gabungan dua gerbang logika yaitu gerbang XOR dan NOT. Keluaran dari gerbang XNOR merupakan kebalikan dari gerbang XOR.</div><div style="color: red; text-align: center;"><img alt="tabel-kebenaran-gerbang-xnor" height="238" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/gerbang-logika/tabel-kebenaran-gerbang-xnor.gif" width="325" /></div><div style="color: red;">Keluaran gerbang XNOR hanya akan bernilai logika “1“ jika kedua masukan-nya memiliki nilai logika yang sama, selain daripada itu keluaran dari gerbang XNOR akan bernilai logika “0“.</div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-69999543636005595412011-05-20T22:02:00.001+09:002011-05-23T09:23:43.977+09:00Sirkuit Terintegrasi (Integrated Circuit / IC)<div style="color: red; text-align: justify;"><span class="dropcap">S</span>irkuit terintegrasi atau yang biasa juga disebut sebagai IC merupakan komponen elektronika yang terbuat dari kumpulan puluhan, ratusan, hingga ribuan transistor, resistor, diode dan komponen elektronika lainnya. Kumpulan komponen-komponen tersebut dikemas dengan kompak sedemikian rupa hingga ukurannya tidak terlalu besar.</div><div></div><div style="color: red; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">IC dibuat untuk memiliki fungsi tertentu, misalnya seperti penguat audio (audio amplifier), regulator tegangan, penerima gelombang radio, dan lain sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"></div><h2 style="color: red; text-align: justify;">Jenis Sirkuit Terintegrasi</h2><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;">Menurut bagaimana sirkuit terintegrasi tersebut dibuat, sirkuit terintegrasi terbagi ke dalam dua kategori yaitu <em>Hybrid</em> dan <em>Monolithic.</em></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;">Sirkuit terintegrasi hybrid bisa juga disebut sebagai rangkaian miniatur elektronika, dimana didalamnya terdapat transistor, dioda, kapasitor, resistor, atau bahkan koil yang dirangkai secara kompak pada PCB (<em>Printed Circuit Board / </em>Papan Sirkuit Tercetak). Yang kemudian di enkapsulisasi menggunakan bahan <em>epoxy</em>. Contohnya adalah pada sirkuit terintegrasi penguat audio (<em>audio amplifier</em>) “STK”.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="stk-ilustration" height="217" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/ic/stk-ilustration.png" width="280" /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; font-style: normal; text-align: justify;">Sekarang sirkuit terintegrasi hybrid sudah jarang ditemui karena ukurannya yang masih dianggap terlalu besar untuk perangkat elektronik yang ada sekarang, kemudian sirkuit terintegrasi monolithic mulai menggeser keberadaan sirkuit terintegrasi hybrid dengan ukuran yang lebih kecil. Pada sirkuit terintegrasi monolithic semua komponen (transistor, dioda, resistor dan sebagainya) ditempatkan pada pelat silikon yang sangat kecil dan kemudian di-enkapsulisasi menggunakan plastik, atau keramik.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="contoh-ic" height="235" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/ic/contoh-ic.jpg" width="400" /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; font-style: normal; text-align: justify;">Perbedaan antara hybrid dan monolithic adalah; pada sirkuit terintegrasi monolithic komponen seperti kapasitor dan koil tidak dapat di masukan ke dalamnya, jadi untuk menambahkan komponen tersebut di tambahkanlah kaki-kaki diluar enkapsulisasi untuk menghubungkan komponen tersebut dengan komponen yang ada didalam sirkuit terintegrasi.</div><div style="text-align: justify;"></div><h2 style="color: red; text-align: justify;">Identifikasi Kaki – Kaki Sirkuit Terintegrasi</h2><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; font-style: normal; text-align: justify;">Sirkuit terintegrasi pada umumnya memiliki jumlah kaki lebih dari tiga buah. Lalu bagaimana mengidentifikasi kaki pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya pada sebuah sirkuit terintegrasi / IC. Caranya adalah dengan melihat tanda–tanda khusus yang diberikan pada sebuah IC, tanda khusus ini bisa berupa titik, logo perusahaan, lengkungan, dan lain sebagainya. Sebagai contoh perhatikan contoh berikut.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="identifikasi-sirkuit-terintegrasi" height="286" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/ic/identifikasi-sirkuit-terintegrasi.gif" width="500" /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; font-style: normal; text-align: justify;">Pada contoh gambar a. kaki pertama terletak pada kaki paling sebelah kiri dengan IC menghadap kedepan, dan biasanya jika IC dikemas (<em>packaging</em>) seperti pada gambar a. maka kaki pertama selalu pada paling sebelah kiri, kaki kedua dan seterusnya berada pada samping kanannya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;">Pada gambar b. kaki pertama selalu ada pada sebelah kiri dan kaki terakhir berada pada sebelah kanan tanda setengah lingkaran, untuk kaki kedua, ketiga, dan seterusnya berada di bawahnya seperti terilustrasi pada gambar.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;">Sedangkan pada gambar c. kaki pertama berada pada tepat dimana tanda lingkaran berada yakni pada pojok kiri atas dengan posisi IC menghadap keatas.</div><div style="text-align: justify;"></div><h2 style="color: red; text-align: justify;">Klasifikasi Sirkuit Terintegrasi</h2><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;">Klasifikasi sirkuit terintegrasi terbagi dalam tiga jenis yaitu; analog, digital, dan campuran (analog dan digital dalam satu IC). Pada IC analog aplikasinya lebih ditujukan pada pengolahan sinyal-sinyal analog contohnya seperti <em>operational amplifier</em> (Op-Amp), penguat audio, regulator tegangan, dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="contoh-ic-analog" height="197" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/ic/contoh-ic-analog.gif" width="500" /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><em>Courtesy : SGS-Thomson Microelectronics</em></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; font-style: normal; text-align: justify;">Pada contoh gambar diatas merupakan contoh gambar IC TL084 dari <em>SGS-Thomson Mikcroeletronics</em> merupakan Op-Amp yang biasa digunakan pada rangkaian audio. Di dalam sirkuit terintegrasi tersebut terdapat empat buah simbol Op-Amp (yang berbentuk segitiga) yang masing–masing masukan dan keluaran-nya terhubung pada satu kaki IC.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="rangkaian-opamp" height="419" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/ic/rangkaian-opamp.gif" width="500" /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><em>Courtesy : SGS-Thomson Microelectronics</em></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; font-style: normal; text-align: justify;">Sedangkan pada gambar di atas ini, merupakan gambar rangkaian untuk satu Op-Amp, jadi di dalam satu sirkuit terintegrasi TL084 terdapat empat buah rangkaian Op-Amp seperti diatas.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;">Jika IC analog diaplikasikan sebagai pengolah sinyal–sinyal analog maka pada IC digital diperuntukkan untuk mengolah sinyal–sinyal digital dimana didalamnya terdapat berbagai macam gerbang logika, flip-flop, multiplexer, dan lain sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="contoh-ic-digital" height="198" src="http://ilmu-elektronika.co.cc/images/stories/ic/contoh-ic-digital.gif" width="300" /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-size: 8pt;"><em>Courtesy : National Semiconductor</em></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; font-style: normal; text-align: justify;">Gambar diatas merupakan salah satu contoh IC digital DM74LS04 dari <em>National Semiconductor</em> yang di dalamnya terdapat enam gerbang inverter, yang setiap masukan dan keluaran-nya terhubung pada setiap kaki IC.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;">Sedangkan klasifikasi terakhir yaitu sirkuit terintegrasi campuran, merupakan gabungan rangkaian analog dan digital sehingga IC ini mampu mengolah kedua sinyal tersebut di dalamnya. Contoh dari jenis sirkuit terintegrasi ini adalah <em>Analog to Digital Converter </em>(ADC) yang merupakan penerjemah sinyal analog ke bentuk sinyal digital, dan <em>Digital to Analog Converter</em> (DAC), kebalikan dari ADC yang menerjemahkan sinyal digital ke bentuk analog.</div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-75453115708729358212011-05-11T16:34:00.003+09:002011-05-23T09:40:52.661+09:00lightning arrester<h3 class="post-title entry-title" style="color: red; text-align: justify;"></h3><div></div><div class="post-body entry-content" style="color: red; text-align: justify;"><style>
.fullpost { display: inline; }
</style> Pusat pembangkit listrik umumnya dihubungkan dengan saluran transmisi udara yang menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardu-gardu induk (GI), seperti telah dijelaskan pada artikel sebelumnya. Sedangkan saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir yang menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam pusat listrik harus ada lightning arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik. Gelombang berjalan juga dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga atau circuit breaker (switching). <br />
<br />
Pada sistem Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang besarnya di atas 350 kV, surja tegangan yang disebabkan oleh switching lebih besar dari pada surja petir. <br />
<br />
Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya harus diberi lightning arrester. Selain itu, <span class="fullpost">lightning arrester harus berada di depan setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator. Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (karena transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan gelombang surja yang datang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, lightning arrester harus dipasang sedekat mungkin dengan transformator. <br />
<br />
Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan operasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebut <span style="font-weight: bold;">rasio proteksi arrester</span>. <br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Tingkat isolasi bahan arrester harus berada di bawah tingkat isolasi bahan transformator agar apabila sampai terjadi flashover, maka flashover diharapkan terjadi pada arrester dan tidak pada transformator. </span><br />
Transformator merupakan bagian instalasi pusat listrik yang paling mahal dan rawan terhadap sambaran petir, selain itu jika sampai terjadi kerusakan transformator, maka daya dari pusat listrik tidak dapat sepenuhnya disalurkan dan biayanya mahal serta waktu untuk perbaikan relatif lama.<br />
<br />
Salah satu perkembangan dari lightning arrester adalah penggunaan oksida seng Zn02 sebagai bahan yang menjadi katup atau valve arrester. Dalam menentukan rating arus arrester, sebaiknya dipelajari statistik petir setempat. Misalnya apabila statistik menunjukkan distribusi probabilitas petir yang terbesar adalah petir 15 kilo Ampere (kA), maka rating arrester diambil 15 kilo Ampere. <br />
<br />
Gambar 1 akan menunjukkan konstruksi sebuah lightning arrester buatan Westinghouse yang menggunakan celah udara (air gap) di bagian atas.<br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/ShKLn1Ik5QI/AAAAAAAAAJM/xaW_vJpab0I/s1600-h/lightning+arrester.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5337482024781669634" src="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/ShKLn1Ik5QI/AAAAAAAAAJM/xaW_vJpab0I/s320/lightning+arrester.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 309px;" /></a><br />
Gambar 1. Konstruksi sebuah lightning arrester buatan Westinghouse yang menggunakan celah udara (air gap) di bagian atas<br />
<br />
Arrester ini bisa dipasang pada bangunan gedung atau di dekat alat yang perlu dilindungi misalnya pada komputer. Alat yang dilindungi perlu tidak saja dilindungi terhadap sambaran petir secara langsung, tetapi juga terhadap sambaran tidak langsung yang menimbulkan induksi.<br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/ShKLoHJE0EI/AAAAAAAAAJU/8C6ecfDCpsc/s1600-h/lightning+arrester+tegangan+rendah.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5337482029615599682" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/ShKLoHJE0EI/AAAAAAAAAJU/8C6ecfDCpsc/s320/lightning+arrester+tegangan+rendah.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 271px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 2. Lightning Arrester Tegangan Rendah Untuk Dipasang di Luar Gedung<br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/ShKMi5m5mLI/AAAAAAAAAJc/MCfgxh0bPEk/s1600-h/lightning+arrester+tegangan+rendah+untuk+pemasangan+dalam.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5337483039594879154" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/ShKMi5m5mLI/AAAAAAAAAJc/MCfgxh0bPEk/s320/lightning+arrester+tegangan+rendah+untuk+pemasangan+dalam.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 193px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 300px;" /></a><br />
Gambar 3. Lightning Arrester Tegangan Rendah Untuk Dipasang didalam Gedung</span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-57074939690901933232011-05-11T16:26:00.001+09:002011-05-23T09:24:39.012+09:00IC (Integrated Circuit)<div style="color: red; text-align: justify;">Di ilmu elektronika , Integrated Circuit atau sirkuit yang mengintegrasikan ( juga dikenal sebagai IC , microcircuit , microchip , chip silicon , atau chip ) adalah merupakan bagian sirkuit elektronik (alat terdiri atas semipenghantar yang banyak, dikenal sebagai komponen pasif ) yang didesain di sebuah benda tipis material semipenghantar . Integrated Circuit ini digunakan hampir disemua perlengkapan elektronik dalam kehidupan kita sehari-hari, dan IC ini telah membuat suatu revolusi dunia ilmu elektronika dan telah menggantikan Tabung Hampa.<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOKxGmiF-bI/AAAAAAAAAG8/0uL8RMpGo6U/s1600-h/ic.jpeg"><img alt="IC" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5251954842448296370" src="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOKxGmiF-bI/AAAAAAAAAG8/0uL8RMpGo6U/s200/ic.jpeg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><center>Integrated circuit</center><br />
Kita bisa menemukan beberapa penggunaan IC ini di komputer, kalkulator, telepone, handphone, dan peralatan elektronika dan komunikasi lainnya. IC (integrated Circuit) ini mempunyai fungsi dari beberapa <a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/komponen-elektronika.html">komponen-komponen </a><a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/komponen-elektronika.html">elektronika lainnya,</a> seperti : <a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/transistor.html">transistor</a>, <a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/dioda-zener-dan-led.html">dioda dan LED</a>, <a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/resistor.html">resistor</a>, dan <a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/kapasitor-kondensator.html">kondensator</a> yang digabung menjadi satu alat yang memilik banyak fungsi. Dengan adanya IC ini, maka alat-alat elektronika itu semakin hari akan semakin kecil dan lebih simpel dalam pemakaiannya. Bisa kita bayangkan, sejarah Televisi dulunya adalah sebesar 1 ruangan rumah. Akan tetapi, dengan awalnya para peneliti menemukan transistor, maka televisi bisa lebih kecil dan tentunya dengan pemakaian IC pada zaman sekarang ini dapat kita lihat perbedaan besar badan Televisi.</div><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;"><br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOKtBA-Qm5I/AAAAAAAAAG0/xasCiNkiYOM/s1600-h/ic.jpeg"><img alt="Integrated Circuit" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5251950348420029330" src="http://1.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOKtBA-Qm5I/AAAAAAAAAG0/xasCiNkiYOM/s200/ic.jpeg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><center>gambar : integrated circuit</center>Didalam komputer tentunya demikian. Otak komputer yang kita kenal selama ini adalah terbentuk dari Integrated Cirucuit. Yang mana kita ketahui, bahwa processor di komputer memiliki ruang simpan untuk bisa menjadi pusat pengendali setiap perintah yang kita berikan ke padanya. Pemakaian IC ini juga termasuk hemat dan tidak memerlukan daya yang besar. Demikian halnya juga dengan kebutuhan tegangan dan arusnya.<br />
IC ini merupakan bahan semikonduktor yang sangat sensitif. Jika pada perancangan elektronika kita tidak melihat spesifikasi atau datasheet dari IC ini, maka kita bisa saja merusak Integrated Circuit itu.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Sejarah Penemuan Integrated Circuit</span> <span style="font-weight: bold;">(IC)</span><br />
Pada tahun 1958, seorang insinyur bernama Jack Kilby yang bekerja pada Texas Intruments mencoba memecahkan masalah dengan memikirkan sebuah konsep menggabungkan seluruh komponen elektronika dalam satu blok yang dibuat dari bahan semikonduktor. Terciptalah chip yang pertama, meskipun masih dengan segala kekurangan dan kelemahannya. Beberapa saat setelah itu, Robert Noyce, yang bekerja pada Fairchild Semiconductor Corporation, menemukan hal serupa, meskipun mereka bekerja pada dua tempat yang berbeda.<br />
<br />
Sejak penemuan pertama sebuah IC, riset banyak dilakukan untuk menyempurnakan sebuah IC. Beberapa hal yang cukup penting dalam sebuah IC adalah ukuran dan daya listrik yang dibutuhkan sebuah IC untuk berfungsi dengan baik. Saat ini, sebuah IC yang ukurannya sekitar jari kuku manusia, di dalamnya terdapat ratusan juta komponen yang terintegrasi menjadi satu.<br />
<br />
Gorden Moore, co-founder perusahaan Intel, pada tahun 1965 memperkirakan bahwa jumlah transistor yang terdapat dalam sebuah IC akan bertambah 2 kali setiap 18 bulan sekali. Kecenderungan peningkatan jumlah transistor ini telah terbukti setelah sekian lama dan diperkirakan akan terus berlanjut.<br />
<br />
Sebagai contoh perkembangan IC, sebuah 64-Mbit DRAM yang pertama kali di pasaran pada tahun 1994, terdiri dari 3 juta transistor. Dan microprocessor Intel Pentium 4 terdiri lebih dari 42 juta transistor dan kira-kira terdapat 281 IC didalamnya. Bahkan berdasar pada International Technology Roadmap for Semiconductor (ITRS), diharapkan akan tersedia sebuah chip yang terdiri dari 3 milyar transistor pada tahun 2008.<br />
<br />
Umumnya, bahan semikonduktor yang digunakan dalam pembuatan IC, adalah silikon. Beberapa bahan lain pun juga memungkinkan untuk digunakan. Proses pembuatan IC sendiri terdiri dari ratusan step. Meskipun proses pembutan hingga siap untuk digunakan sangatlah rumit, namun keuntungan yang didapat dari fleksibilitas sebuah IC dibandingkan dengan jika tidak menggunakan IC.<br />
<br />
Jika ditilik dari sejak penemuan sebuah IC, teknologi IC boleh dibilang masih sangat muda. Belum genap setengah abad dari pertama kali diproduksi, IC telah berperan penting dalam peradaban manusia. Seperti komputer misalnya, yang proses utamanya dikontrol oleh ratusan IC. Komputer merupakan hal penting dalam mendukung perkembangan teknologi lainnya. Sudah sepantasnya kita mengucap syukur kepada Tuhan, yang telah mengizinkan perkembangan teknologi terjadi begitu pesatnya, yang akhirnya membawa kemudahan bagi umat manusia.</div></span>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-1952709502047095762011-05-11T16:24:00.001+09:002011-05-23T09:26:18.647+09:00Simbol simbol Elektronika<div style="color: red; text-align: justify;">Karena komponen, sirkuit, pengukuran dan pengkabelan dalam elektronik maka ada dibuatkan simbol-simbol elektronika untuk memudahkan kita dalam perancangan serta perbaikan suatu alat elektronika. Simbol ini juga berguna untuk mempermudah kita dalam pemahaman tentang elektronika. <span style="font-weight: bold;">Dan ingat,</span> Setiap simbol dari suatu komponen adalah sama dan tidak pernah berubah-ubah.<br />
<br />
Dibawah ini adalah beberapa simbol elektronika yang umum dalam elektronika :<br />
1. Simbol <a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/resistor.html"> Resistor</a> :<a href="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOaaLRRmumI/AAAAAAAAAHU/1Mxg2aYUNZg/s1600-h/resistor.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5253055533780744802" src="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOaaLRRmumI/AAAAAAAAAHU/1Mxg2aYUNZg/s200/resistor.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a><br />
2. Simbol <a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/kapasitor-kondensator.html"> Kapasitor</a> :<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOabnQ67tjI/AAAAAAAAAHc/_pPj1gQh4fE/s1600-h/kapasitor.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5253057114233615922" src="http://1.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOabnQ67tjI/AAAAAAAAAHc/_pPj1gQh4fE/s200/kapasitor.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a></div><span class="fullpost" style="color: red;"></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;">3. Simbol <a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/dioda-zener-dan-led.html"> Dioda</a> :</div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOab-e26n4I/AAAAAAAAAHk/9lU0GV5BSs8/s1600-h/dioda.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5253057513111854978" src="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOab-e26n4I/AAAAAAAAAHk/9lU0GV5BSs8/s200/dioda.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a></div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;">4. Simbol <a href="http://elektrokita.blogspot.com/2008/09/transistor.html"> Transistor</a> :</div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOacOzVf9OI/AAAAAAAAAHs/J_LDCo-DVkY/s1600-h/transistor.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5253057793486746850" src="http://3.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOacOzVf9OI/AAAAAAAAAHs/J_LDCo-DVkY/s200/transistor.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a></div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;">5. Simbol Gerbang Logika :</div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOackPNKfVI/AAAAAAAAAH0/_1qC_8BUVBQ/s1600-h/gerbang-gerbang+logika.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5253058161745231186" src="http://3.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOackPNKfVI/AAAAAAAAAH0/_1qC_8BUVBQ/s200/gerbang-gerbang+logika.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a></div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;">6. Simbol Pengkabelan :</div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOac17JTUgI/AAAAAAAAAH8/CjiigN6ng5w/s1600-h/pengkabelan.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5253058465597968898" src="http://3.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOac17JTUgI/AAAAAAAAAH8/CjiigN6ng5w/s200/pengkabelan.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a></div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;">7. Simbol Pengukuran :</div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOadc3R4pCI/AAAAAAAAAIE/mcoOufoeN_o/s1600-h/pengukuran.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5253059134575125538" src="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOadc3R4pCI/AAAAAAAAAIE/mcoOufoeN_o/s200/pengukuran.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a></div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;">8. Simbol Sensor :</div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOadwnubBqI/AAAAAAAAAIM/DiHFKpSko9A/s1600-h/sensor.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5253059473997235874" src="http://2.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOadwnubBqI/AAAAAAAAAIM/DiHFKpSko9A/s200/sensor.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a></div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;">8. Simbol Sirkuit Power :</div></span><br style="color: red;" /><span class="fullpost" style="color: red;"><div style="text-align: justify;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOaeMKyah7I/AAAAAAAAAIU/zdYrnZfJ4gA/s1600-h/sirkuit+power.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5253059947265689522" src="http://3.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SOaeMKyah7I/AAAAAAAAAIU/zdYrnZfJ4gA/s200/sirkuit+power.jpg" style="cursor: pointer; display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center;" /></a></div></span>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-53615607920199078082011-05-11T16:22:00.003+09:002011-05-23T09:37:40.507+09:00Relay<div class="post-body"><style>
.fullpost { display: inline; }
</style> <a href="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SO_uuHfupwI/AAAAAAAAAJM/Fg5n6EEqql4/s1600-h/Power_Relay.jpg"><img alt="relay" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5255681766218180354" src="http://4.bp.blogspot.com/_S3pJHrhr8cc/SO_uuHfupwI/AAAAAAAAAJM/Fg5n6EEqql4/s200/Power_Relay.jpg" style="cursor: pointer; float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px;" /></a>Relay merupakan suatu komponen (rangkaian) elektronika yang bersifat elektronis dan sederhana serta tersusun oleh saklar, lilitan, dan poros besi. Penggunaan relay ini dalam perangkat-perangkat elektronika sangatlah banyak. Terutama di perangkat yang bersifat elektronis atau otomatis. Contoh di Televisi, Radio, Lampu otomatis dan lain-lain.<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil,lalu membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi saklar yang ada di dalam relay terserbut, sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih besar. Disinilah keutamaan komponen sederhana ini yaitu dengan bentuknya yang minimal bisa menghasilkan arus yang lebih besar.</div><span class="fullpost"></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="fullpost"><br />
</span><br />
<span class="fullpost">Pemakaian relay dalam perangkat-perangkat elektronika mempunyai Keuntungan yaitu ;</span><br />
<ul><li><span class="fullpost">Dapat mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan</span></li>
<span class="fullpost">
<li>Dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas maksimalnya</li>
<li>Dapat menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan dengan kebutuhan</li>
</span></ul><span class="fullpost"><br />
</span><br />
<span class="fullpost">Dalam praktek sederhana yang biasa dilakukan oleh elektronikawan pada awalnya adalah menggunakan relay ini untuk menghidupkan KIPAS ANGIN saat suhu di suatu ruangan lebih dari 30 derajad misalnya. Sistem kerja dari relay disini adalah, menerima instruksi dari IC atau transistor sensor suhu (LM 355 misalnya) dan secara otomatis, saklar akan dialiri oleh arus listrik, dan menggerakkan saklar yang ada di relay tersebut.</span></div></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-45263609765049936612011-05-11T16:08:00.000+09:002011-05-11T16:08:08.631+09:00TEORI RANGKAIAN LISTRIK<div class="post-header" style="color: red; text-align: justify;"> </div><span style="color: red;"> Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik terbatas pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub pada kedua ujungnya. Untuk elemen atau komponen yang lebih dari dua terminal dibahas pada mata kuliah Elektronika.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian Listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus, mengenai sumber ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R, dan komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu komponen atau lemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam hal ini induktor atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan simbol L, dan kompone pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam hal ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan simbol C, pembahasan mengenai ketiga komponen pasif tersebut nantinya akan dijelaskan pada bab berikutnya. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Elemen atau kompoen listrik yang dibicarakan disini adalah : </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">1. Elemen listrik dua terminal </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">a. Sumber tegangan </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">b. Sumber arus </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">c. Resistor ( R ) </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">d. Induktor ( L ) </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">e. Kapasitor ( C ) </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">2. Elemen listrik lebih dari dua terminal </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">a. Transistor </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">b. Op-amp </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Berbicara mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak dapat dilepaskan dari pengertian dari rangkaian itu sendiri, dimana rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen atau komponen penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya dimana disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Dengan kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu rangkaian.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai dari titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh. Rangkaian listrik merupakan dasar dari teori rangkaian pada teknik elektro yang menjadi dasar atay fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika, sistem daya, sistem computer, putaran mesin, dan teori control. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">I = V / R</span><br style="color: red;" /><br style="color: red;" /><span style="color: red;">HUKUM OHM UNTUK RANGKAIAN TERTUTUP</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">I = n E </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> R + n rd I = n </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;"> R + rd/p</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">n = banyak elemen yang disusun seri</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">E = ggl (volt)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">rd = hambatan dalam elemen</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">R = hambatan luar</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">p = banyaknya elemen yang disusun paralel</span><br style="color: red;" /><br style="color: red;" /><span style="color: red;">RANGKAIAN HAMBATAN DISUSUN SERI DAN PARALEL </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">SERI</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">R = R1 + R2 + R3 + ...</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">V = V1 + V2 + V3 + ...</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">I = I1 = I2 = I3 = ... PARALEL</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">1 = 1 + 1 + 1</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">R R1 R2 R3</span><br style="color: red;" /><br style="color: red;" /><span style="color: red;">V = V1 = V2 = V3 = ...</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">I = I1 + I2 + I3 + ...</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">ENERGI DAN DAYA LISTRIK</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">ENERGI LISTRIK (W) </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">adalah energi yang dipakai (terserap) oleh hambatan R.</span><br style="color: red;" /><br style="color: red;" /><span style="color: red;">W = V I t = V²t/R = I²Rt</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Joule = Watt.detik</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">KWH = Kilo.Watt.jam</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">DAYA LISTRIK (P) adalah energi listrik yang terpakai setiap detik.</span><br style="color: red;" /><br style="color: red;" /><span style="color: red;">P = W/t = V I = V²/R = I²R</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Arus elektron/ listrik dalam sistem audio dapat dijelaskan dengan Hukum Ohm yang dicetuskan oleh ahli fisika Jerman, Georg Simon Ohm. Pemahaman Hukum Ohm mutlak dibutuhkan sebagai kunci dalam memahami cara kerja perangkat audio dalam berbagai aplikasi seperti menyambung speaker ke power amp, ataupun setup sistem audio suatu live event.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Menurut Ohm aliran elektron melalui suatu elemen (misalnya kabel yang menghubungkan speaker dan power amp) dipengaruhi (dihambat) oleh suatu resistensi (tahanan) yang terdapat di sepanjang elemen tersebut. Bila panjang elemen tersebut digandakan sebanyak dua kali lipat, resistensi juga meningkat sebesar dua kali lipat.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Sebaliknya, bila yang bertambah dua kali lipat adalah tebal elemen, resistensi akan berkurang menjadi seperempat dari yang sebelumnya.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Observasi tersebut melahirkan Hukum Ohm yang digunakan untuk menghitung resistensi arus elektron yang melalui suatu sirkuit:</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">R = V / I</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Dimana,</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">R = Resistance (resistensi atau tahanan dalam suatu elemen)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">V = Voltage (voltase atau tekanan listrik yang awalnya mengaliri suatu elemen)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">I = Current (arus yang dihasilkan oleh voltase yang melalui resistensi suatu elemen)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Penelitian Ohm menemukan bahwa bila voltase sebesar 1V (Volt) dialirkan melalui resistensi sebesar 1 Ohm, akan dihasilkan arus sebesar 1A (Ampere). Dengan demikian dapat dihasilkan pemahaman sebagai berikut:</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">1 Volt --> 1 Ohm --> 1 Ampere --> 1 Watt</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Ampere adalah satuan untuk mengukur besar arus; sedangkan watt (W) adalah satuan untuk mengukur daya, yang berarti jumlah energi yang dikonsumsi (panas yang dikeluarkan) oleh suatu sirkuit listrik. Dalam konteks sound engineering, besar daya menentukan volume suara yang dihasilkan. Dengan kata lain, semakin tinggi daya (watt), semakin keras pula volume suara (dari amplifier gitar misalnya) yang dihasilkan. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Sekarang tentu kita bisa memahami mengapa Marshall stack 100 watt lebih membahana suaranya daripada amplifier mini 15 watt seperti Roland Cube, sekeras apapun Roland Cube tersebut digeber. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Dalam Hukum Ohm, bila salah satu variabel berubah, variabel lainnya juga akan berubah dalam besaran yang sama. Maka Hukum Ohm pun dapat dikembangkan menjadi :</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">P = I V</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">dan</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">V = I R</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Dimana, </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">P = Power (daya)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">I = Current (arus)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">R = Resistance (resistensi)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">V = Voltage (voltase)</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Dalam persamaan diatas power yang dihasilkan suatu sirkuit adalah hasil perkalian arus (I) dengan voltase (V) yang melaluinya. Sedangkan voltase adalah hasil perkalian arus (I) dengan resistensi (R) elemen tersebut. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Sebagai contoh, sinyal sebesar 1V yang menghasilkan arus 0,5A akan menghasilkan power sebesar P = 1 x 0,5 = 0,5W. Bila sinyal tersebut dialirkan melalui power amp lalu diteruskan ke speaker, dan sebelumnya oleh power amp dikuatkan menjadi 3A, power yang dihasilkan adalah P = 1 x 3 = 3W.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Bagaimana bila power amp tadi rupanya juga menguatkan voltase menjadi 50V? Dalam situasi demikian power yang dihasilkan adalah P = 50 x 3 = 150W. Jadi bila kita ingin meningkatkan power (P), naikkanlah besar arus (I) atau voltase (V). Untuk konser sekelas gathering kampung seperti yang beberapa kali diadakan di Pasar Festival, mungkin 100W sudah cukup. Tapi untuk gathering ala konser Megadeth yang membutuhkan volume suara yang menggelegar, 1000W belum tentu memadai.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Sampai disini, mungkin beberapa looser ass dari forum Bloon Men bertanya (thanks for the moniker Mr. Topaz), bisa tidak kita mengukur besar power tanpa mengetahui pasti besar arus? </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Menurut Ohm hal tersebut tidak menjadi masalah selama kita mengetahui besar voltase dan resistensi. Caranya adalah dengan merombak persamaan yang tadi menjadi:</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">V = I R, jadi I = V / R</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Dengan demikian, P = I V = (V / R) R. Maka persamaan yang baru adalah:</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">P = V x V/ R atau V2 / R</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Bila sinyal 20V dialirkan melalui speaker dengan resistensi 8 Ohm, power yang dihasilkan adalah P = 20 x 20/ 8 = 50W. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Lebih penting lagi, persamaan di atas menunjukkan bahwa power berubah secara eksponensial sejalan dengan kuadrat dari voltase. Bila dalam contoh di atas voltase dinaikkan 2 kali lipat menjadi 40W, power akan menjadi P = 40 x 40/ 8 = 200, atau 4 kali lipat dari besar sebelumnya.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Power juga dapat dihitung bila kita mengetahui hanya arus dan resistensi, yaitu dengan melakukan substitusi sebagai berikut:</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">P = I V dan V = I R</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">maka P = I (I R). Dengan demikian,</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">P = I x I x R atau P = I2 R</span><br style="color: red;" />IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-7600722326717949132011-05-06T17:53:00.002+09:002011-05-06T17:53:48.885+09:00Pembangkit Listrik Tenaga Uap<div style="color: red; text-align: justify;">Sebuah <strong>pembangkit listrik</strong> jika dilihat dari bahan baku untuk memproduksinya, maka Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku Air. Kenapa tidak UAP? Uap disini hanya sebagai tenaga pemutar turbin, sementara untuk menghasilkan uap dalam jumlah tertentu diperlukan air. Menariknya didalam PLTU terdapat proses yang terus menerus berlangsung dan berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian uap kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang dimaksud dengan <strong>Siklus PLTU</strong>.</div><div style="color: red;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut <strong>Air Demin </strong>(<em>Demineralized</em>), yakni air yang mempunyai kadar conductivity (kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 us (mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari mempunyai kadar conductivity sekitar 100 – 200 us. Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan <em>Desalination Plant</em> dan <em>Demineralization Plant</em> yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini.</div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Secara sederhana bagaimana siklus PLTU itu bisa dilihat ketika proses memasak air. Mula-mula air ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api yang menyala dibawahnya. Akibat pembakaran menimbulkan air terus mengalami kenaikan suhu sampai pada batas titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka air yang dimasak melampaui titik didihnya sampai timbul uap panas. Uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.</div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Secara sederhana, siklus PLTU digambarkan sebagai berikut :<span id="more-761"></span></div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_752" style="color: red; text-align: justify; width: 363px;"><a href="http://tapakpakulangit.files.wordpress.com/2009/11/siklus-pltu.jpg"><img alt="Siklus PLTU" class="size-full wp-image-752 " height="253" src="http://tapakpakulangit.files.wordpress.com/2009/11/siklus-pltu.jpg?w=353&h=253" title="Siklus PLTU" width="353" /></a><div class="wp-caption-text">Siklus PLTU</div></div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><ol style="color: red; text-align: justify;"><li>Pertama-tama air demin ini berada disebuah tempat bernama Hotwell.</li>
<li>Dari Hotwell, air mengalir menuju <em>Condensate Pump</em> untuk kemudian dipompakan menuju LP Heater (<em>Low Pressure Heater</em>) yang pungsinya untuk menghangatkan tahap pertama. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar dari pembangkit atau biasa disebut Ground Floor. Selanjutnya air mengalir masuk ke <em>Deaerator</em>.</li>
<li>Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih tersisa di air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Bisa pula dikatakan deaerator memiliki pungsi untuk menghilangkan buble/balon yang biasa terdapat pada permukaan air. Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang disebut LP Heater. Letak dearator berada di lantai atas (tetapi bukan yang paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4, dearator terletak di lantai 5 dari 7 lantai yang ada.</li>
<li>Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air langsung dipompakan oleh <em>Boiler Feed Pump</em>/<em>BFP</em> (Pompa air pengisi) menuju Boiler atau tempat “memasak” air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti drum, tetapi drum berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.</li>
<li>Sebelum masuk ke Boiler untuk “direbus”, lagi-lagi air mengalami beberapa proses pemanasan di HP Heater (<em>High Pressure Heater</em>). Setelah itu barulah air masuk boiler yang letaknya berada dilantai atas.</li>
<li>Didalam Boiler inilah terjadi proses memasak air untuk menghasilkan uap. Proses ini memerlukan api yang pada umumnya menggunakan batubara sebagai bahan dasar pembakaran dengan dibantu oleh udara dari FD Fan (<em>Force Draft Fan</em>) dan pelumas yang berasal dari <em>Fuel Oil tank</em>.</li>
<li>Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar PLTU bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas atau istilahnya dual firing dan batubara.</li>
<li>Sedangkan udara diproduksi oleh <em>Force Draft Fan</em> (FD Fan). FD Fan mengambil udara luar untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh <em>air heater</em> (pemanas udara) agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler.</li>
<li>Kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi uap. Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin, karena masih berupa uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin, karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin menjadi terkikis.</li>
<li>Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan untuk memutar turbin.</li>
<li>Ketika Turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis generator akan berputar, karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator inilah yang menghasilkan energi listrik.</li>
<li>Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan beda potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik.</li>
<li>Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan melalui saluran transmisi PLN.</li>
<li>Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar. Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada akhirnya berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.</li>
</ol><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Siklus PLTU ini adalah siklus tertutup (<em>close cycle</em>) yang idealnya tidak memerlukan lagi air jika memang kondisinya sudah mencukupi. Tetapi kenyataannya masih diperlukan banyak air penambah setiap hari. Hal ini mengindikasikan banyak sekali kebocoran di pipa-pipa saluran air maupun uap di dalam sebuah PLTU.</div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Untuk menjaga siklus tetap berjalan, maka untuk menutupi kekurangan air dalam siklus akibat kebocoran, hotwell selalu ditambah air sesuai kebutuhannya dari air yang berasal dari <em>demineralized tank</em>.</div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Berikut adalah gambaran siklus PLTU secara lengkap. (Klik pada gambar untuk memperjelas).</div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div style="color: red; text-align: justify;"> </div><div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_771" style="color: red; text-align: justify; width: 610px;"><a href="http://tapakpakulangit.files.wordpress.com/2009/11/siklus-pltu-lengkap.jpg"><img alt="Siklus PLTU Lengkap" class="size-full wp-image-771" height="400" src="http://tapakpakulangit.files.wordpress.com/2009/11/siklus-pltu-lengkap.jpg?w=600&h=400" title="Siklus PLTU Lengkap" width="600" /></a><div class="wp-caption-text">Siklus PLTU Lengkap</div></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-59420717352446726182011-05-06T17:45:00.003+09:002011-05-23T09:36:03.426+09:00Kapasitor<div style="color: red; text-align: justify;">Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan. <img align="bottom" alt="Prinsip kapasitor" border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/basiccap.gif" title="Prinsip kapasitor" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><i>Gambar 1 : prinsip dasar kapasitor</i></div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>Kapasitansi</b></div><div style="color: red; text-align: justify;">Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis : </div><div style="color: red; text-align: justify;">Q = CV …………….(1) </div><div style="color: red; text-align: justify;">Q = muatan elektron dalam C (coulombs)</div><div style="color: red; text-align: justify;">C = nilai kapasitansi dalam F (farads)</div><div style="color: red; text-align: justify;">V = besar tegangan dalam V (volt) </div><div style="color: red; text-align: justify;">Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut : </div><div style="color: red; text-align: justify;">C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2) </div><div style="color: red; text-align: justify;">Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan.</div><div style="color: red; text-align: justify;"><i>Tabel-1 : Konstanta dielektrik bahan kapasitor</i></div><div class="img_caption baseline" style="color: red; text-align: justify; width: 302px;"><img align="bottom" alt="Tabel konstanta dielektrik bahan kapasitor" border="0" class="caption" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/kapasitor_tab1.gif" title="Tabel konstanta
dielektrik bahan kapasitor" />Tabel konstanta dielektrik bahan kapasitor</div><div style="color: red;"></div><div style="color: red; text-align: justify;">Untuk rangkain elektronik praktis, satuan farads adalah sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F) dan pF (10-12 F). Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya 0.047uF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>Tipe Kapasitor</b></div><div style="color: red; text-align: justify;">Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan electrochemical. </div><div style="color: red; text-align: justify;">Kapasitor Electrostatic </div><div style="color: red; text-align: justify;">Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya. </div><div style="color: red; text-align: justify;">Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini adalah non-polar.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Kapasitor Electrolytic </div><div style="color: red; text-align: justify;">Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda. </div><div style="color: red; text-align: justify;">Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film). Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><img border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/elco.gif" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><i>Gambar-2 : Prinsip kapasitor Elco</i></div><div style="color: red; text-align: justify;">Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte(katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar. </div><div style="color: red; text-align: justify;">Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan murah adalah Aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga disebut kapasitor elco. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
Bahan electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada juga yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida. Dengan demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime) menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor yang sangat kecil Jadi dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
<b>Kapasitor Electrochemical</b></div><div style="color: red; text-align: justify;">Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu adalah kapasitor yang sangat baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik dan telepon selular. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>Membaca Kapasitansi</b></div><div style="color: red; text-align: justify;">Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v. </div><div style="color: red; text-align: justify;">Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. </div><div style="color: red; text-align: justify;">Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF. </div><div style="color: red; text-align: justify;">Selain dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan. Biasanya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat didalam datasheet. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi penting tersebut. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>Tegangan Kerja (<i>working voltage</i>)</b> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Para elektro- mania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
<b>Temperatur Kerja</b> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Kapasitor masih memenuhi spesifikasinya jika bekerja pada suhu yang sesuai. Pabrikan pembuat kapasitor umumnya membuat kapasitor yang mengacu pada standar popular. Ada 4 standar popular yang biasanya tertera di badan kapasitor seperti C0G (ultra stable), X7R (stable) serta Z5U dan Y5V (general purpose). Secara lengkap kode-kode tersebut disajikan pada table berikut. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><i>Tabel-2 : Kode karakteristik kapasitor kelas I</i> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="Kode karakteristik kapasitor kelas I" border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/kapasitor-tab2.gif" title="Kode karakteristik
kapasitor kelas I" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><i>Tabel-3 : Kode karakteristik kapasitor kelas II dan III</i> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="Kode karakteristik kapasitor kelas II dan III" border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/kapasitor-tab3.gif" title="Kode
karakteristik kapasitor kelas II dan III" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>Toleransi </b></div><div style="color: red; text-align: justify;">Seperti komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Tabel diatas menyajikan nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf tertentu. Dengan table di atas pemakai dapat dengan mudah mengetahui toleransi kapasitor yang biasanya tertera menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka kapasitasinya adalah 100nF dengan toleransi +/-15%. Sekaligus dikethaui juga bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara -55Co sampai +125Co (lihat tabel kode karakteristik)</div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>Insulation Resistance (IR)</b> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Walaupun bahan dielektrik merupakan bahan yang non-konduktor, namun tetap saja ada arus yang dapat melewatinya. Artinya, bahan dielektrik juga memiliki resistansi. walaupun nilainya sangat besar sekali. Phenomena ini dinamakan arus bocor DCL (DC Leakage Current) dan resistansi dielektrik ini dinamakan Insulation Resistance (IR). Untuk menjelaskan ini, berikut adalah model rangkaian kapasitor. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="model rangkaian kapasitor" border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/ESR.gif" title="model rangkaian kapasitor" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><i>Gambar-3 : Model rangkaian kapasitor</i> </div><div style="color: red; text-align: justify;">C = Capacitance </div><div style="color: red; text-align: justify;">ESR = Equivalent Series Resistance </div><div style="color: red; text-align: justify;">L = Inductance </div><div style="color: red; text-align: justify;">IR = Insulation Resistance </div><div style="color: red; text-align: justify;">Jika tidak diberi beban, semestinya kapasitor dapat menyimpan muatan selama-lamanya. Namun dari model di atas, diketahui ada resitansi dielektrik IR(Insulation Resistance) yang paralel terhadap kapasitor. Insulation resistance (IR) ini sangat besar (MOhm). Konsekuensinya tentu saja arus bocor (DCL) sangat kecil (uA). Untuk mendapatkan kapasitansi yang besar diperlukan permukaan elektroda yang luas, tetapi ini akan menyebabkan resistansi dielektrik makin kecil. Karena besar IR selalu berbanding terbalik dengan kapasitansi (C), karakteristik resistansi dielektrik ini biasa juga disajikan dengan besaran RC (IR x C) yang satuannya ohm-farads atau megaohm-micro farads.</div><div style="color: red; text-align: justify;"><b>Dissipation Factor (DF) dan Impedansi (Z)</b> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Dissipation Factor adalah besar persentasi rugi-rugi (losses) kapasitansi jika kapasitor bekerja pada aplikasi frekuensi. Besaran ini menjadi faktor yang diperhitungkan misalnya pada aplikasi motor phasa, rangkaian ballast, tuner dan lain-lain. Dari model rangkaian kapasitor digambarkan adanya resistansi seri (ESR) dan induktansi (L). Pabrik pembuat biasanya meyertakan data DF dalam persen. Rugi-rugi (losses) itu didefenisikan sebagai ESR yang besarnya adalah persentasi dari impedansi kapasitor Xc. Secara matematis di tulis sebagai berikut : </div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="Faktor dissipasi" border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/ESRdelta.gif" title="Faktor dissipasi" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><i>Gambar-4 : Faktor dissipasi</i></div><div style="color: red; text-align: justify;">Dari penjelasan di atas dapat dihitung besar total impedansi (Z total) kapasitor adalah : </div><div style="color: red; text-align: justify;"><img alt="Impedansi Z" border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/Ztotal.gif" title="Impedansi Z" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><i>Gambar-5 : Impendansi Z</i></div><div style="color: red; text-align: justify;">Karakteristik respons frekuensi sangat perlu diperhitungkan terutama jika kapasitor bekerja pada frekuensi tinggi. Untuk perhitungan respons frekuensi dikenal juga satuan faktor qualitas Q (quality factor) yang tak lain sama dengan 1/DF. </div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-82408061995312141852011-05-06T17:41:00.004+09:002011-05-23T09:20:58.745+09:00Doida<div style="color: red; text-align: justify;">Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang unik.</div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>Dioda</strong></div><div style="color: red; text-align: justify;">Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.</div><div style="color: red; text-align: justify;"><img align="center" border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/d-symb.gif" /></div><div style="color: red; text-align: justify;"><em>Gambar 1 : Simbol dan struktur dioda</em></div><div style="color: red; text-align: justify;">Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (<em>depletion layer</em>), dimana terdapat keseimbangan <em>hole</em> dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk <em>hole-hole</em> yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi <em>hole</em> di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi <em>hole</em> disisi P, maka akan terbentuk <em>hole</em> pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran <em>hole</em> dari P menuju N, Kalau mengunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><img border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/d-symb-fwd.gif" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><em>Gambar 2 : dioda dengan bias maju</em> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Sebalikya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif (<em>reverse bias</em>). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.</div><div style="color: red; text-align: justify;"><img border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/d-symb-rvs.gif" /></div><div style="color: red; text-align: justify;"><em>Gambar 3 : dioda dengan bias negatif</em></div><div style="color: red; text-align: justify;">Tentu jawabanya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran <em>hole</em> dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik <em>hole</em> dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (<em>depletion layer</em>) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.</div><div style="color: red; text-align: justify;">Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt diatas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (<em>deplesion layer</em>). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah diatas 0.7 volt. Kira-kira 0.2 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><img border="0" height="170" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/d-graf.gif" width="201" /></div><div style="color: red; text-align: justify;"><em>Gambar 4 : grafik arus dioda</em></div><div style="color: red; text-align: justify;">Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi <em>breakdown</em>, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>Zener</strong></div><div style="color: red; text-align: justify;">Phenomena tegangan <em>breakdown</em> dioda ini mengilhami pembuatan komponen elektronika lainnya yang dinamakan zener. Sebenarnya tidak ada perbedaan sruktur dasar dari zener, melainkan mirip dengan dioda. Tetapi dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru terjadi <em>breakdown</em> pada tegangan ratusan volt, pada zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada zener yang memiliki tegangan Vz sebesar 1.5 volt, 3.5 volt dan sebagainya.</div><div style="color: red; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: red; text-align: justify;"><img border="0" height="37" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/z-symb.gif" width="99" /></div><div style="color: red; text-align: justify;"><em>Gambar 5 : Simbol Zener</em></div><div style="color: red; text-align: justify;">Ini adalah karakteristik zener yang unik. Jika dioda bekerja pada bias maju maka zener biasanya berguna pada bias negatif (<em>reverse bias</em>). </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>LED</strong></div><div style="color: red; text-align: justify;">LED adalah singkatan dari <em>Light Emiting Dioda</em>, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><img border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/led-symb.gif" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><em>Gambar 6 : Simbol LED</em> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan hijau.LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (<em>chasing</em>) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong. </div><div style="color: red; text-align: justify;"><strong>Aplikasi</strong> </div><div style="color: red; text-align: justify;">Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyerah arus (<em>rectifier</em>) power suplai atau konverter AC ke DC. Dipasar banyak ditemukan dioda seperti 1N4001, 1N4007 dan lain-lain. Masing-masing tipe berbeda tergantung dari arus maksimum dan juga tegangan breakdwon-nya. Zener banyak digunakan untuk aplikasi regulator tegangan (<em>voltage regulator</em>). Zener yang ada dipasaran tentu saja banyak jenisnya tergantung dari tegangan <em>breakdwon</em>-nya. Di dalam datasheet biasanya spesifikasi ini disebut Vz (<em>zener voltage</em>) lengkap dengan toleransinya, dan juga kemampuan dissipasi daya. </div><div style="color: red; text-align: justify;"></div><div style="color: red; text-align: justify;"><img border="0" src="http://www.electroniclab.com/images/stories/ElkaDasar/led-array.gif" /> </div><div style="color: red; text-align: justify;"><em>Gambar 7 : LED array</em> </div><div style="color: red; text-align: justify;">LED sering dipakai sebagai indikator yang masing-masing warna bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa berarti lain. LED dalam bentuk susunan (<em>array</em>) bisa menjadi display yang besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 <em>segment</em> atau ada juga yang 14 <em>segment</em>. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan alphabet. </div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-49402909769983130442011-05-05T10:28:00.002+09:002011-05-05T10:28:47.418+09:00Studi Peralatan Pembangkit dan Penggerak Mula<div style="color: red; text-align: justify;">Gangguan pada <span style="font-weight: bold;">Pusat-pusat Listrik</span> secara garis besar dapat dibagi atas 4 kelompok, yaitu : <br />
a. <span style="font-weight: bold;">Gangguan pada sirkit listrik generator</span> <br />
b. <span style="font-weight: bold;">Gangguan pada mesin penggerak mula</span> <br />
c. <span style="font-weight: bold;">Gangguan pada instalasi yang berhubungan dengan lingkungan</span> seperti instalasi air pendingin dan saluran air terbuka pada <span style="font-weight: bold;">PLTA</span>. <br />
d. <span style="font-weight: bold;">Gangguan pada sirkit kontrol</span>. <br />
<br />
Dalam instalasi yang dijaga oleh operator seperti <span style="font-weight: bold;">Pusat Listrik</span> dan <span style="font-weight: bold;">Gardu Induk</span> ada gangguan yang tidak atau belum dilihat oleh <span style="font-weight: bold;">Relai</span>, tapi dilihat oleh operator yang kemudian berinisiatif men-trip-kan atau membuka <span style="font-weight: bold;">Pemutus Tenaga</span> (<span style="font-weight: bold;">PMT</span>)/<span style="font-weight: bold;">circuit breaker</span> demi keselamatan <span style="font-weight: bold;">instalasi</span>, maka dalam hal ini operator bertindak sebagai relai. Gangguan pada Sirkit <span style="font-weight: bold;">Listrik Generator</span> yang menyebabkan tripnya PMT, pada umumnya disebabkan oleh : <br />
a. Gangguan diluar seksi generator tetapi <span style="font-weight: bold;">PMT generator</span> ikut trip sebagai akibat kurang selektifnya <span style="font-weight: bold;">relai generator</span> <br />
b. Ada gangguan dalam seksi generator yang disebabkan karena: " Kerusakan <span style="font-weight: bold;">generator</span> atau alat bantu <span style="font-weight: bold;">generator</span>, " Binatang yang menimbulkan <span style="font-weight: bold;">arus hubung singkat</span>" Kontak-kontak <span style="font-weight: bold;">listrik</span> yang belum sempurna <br />
c. Ada gangguan dalam <span style="font-weight: bold;">sistem eksitasi generator</span>, biasanya menyangkut <span style="font-weight: bold;">pengatur tegangan otomatis</span>. <br />
d. Ada gangguan pada sistem <span style="font-weight: bold;">arus searah</span> khususnya yang diperlukan untuk mentripkan <span style="font-weight: bold;">PMT</span>. Gangguan pada sirkit <span style="font-weight: bold;">listrik</span> tersebut di atas berlaku untuk semua macam <span style="font-weight: bold;">Pusat Listrik</span>. <br />
<span class="fullpost"><br />
Gangguan Pada <span style="font-weight: bold;">Mesin Penggerak Generator</span> (<span style="font-weight: bold;">prime mover</span>) merupakan gangguan yang paling sering terjadi pada semua <span style="font-weight: bold;">Pusat Listrik</span>. Hal-hal yang menyebabkan gangguan <span style="font-weight: bold;">mesin penggerak generator</span> secara singkat adalah : <br />
a. Kerusakan pada bagian-bagian yang berputar atau bergeser, seperti bantalan, batang penggerak, katup-katup (khususnya yang jarang bergerak dan pada waktu diperlukan malah macet).<br />
b. Kerusakan pada bagian-bagian dimana terdapat pertemuan antara zat-zat yang berbeda suhunya seperti kondensor <span style="font-weight: bold;">PLTU</span>, pemanas udara <span style="font-weight: bold;">PLTU</span>. Hal serupa bisa pula terjadi pada alat-alat pendingin di <span style="font-weight: bold;">PLTA</span> atau <span style="font-weight: bold;">PLTD</span>. <br />
c. Kerusakan pada pengabut yang bertugas mengubah bahan bakar minyak menjadi kabut gas. Pengabut semacam ini terdapat pada <span style="font-weight: bold;">PLTU</span>, <span style="font-weight: bold;">PLTG</span> dan <span style="font-weight: bold;">PLTD</span> dan seringkali merupakan sumber gangguan karena tersumbat. <br />
d. Kebocoran pada perapat dari bagian yang mengandung zat cair atau gas yang bertekanan tinggi. Kebocoran semacam ini dapat menyebabkan gangguan operasi dari <span style="font-weight: bold;">Pusat Listri</span>k yang bersangkutan. Gangguan Pada Instalasi Yang Berhubungan Dengan Lingkungan. Pada <span style="font-weight: bold;">PLTU</span> gangguan ini misalnya karena air laut yang berfungsi sebagai pendingin mengandung binatang laut dan kotoran yang menyumbat instalasi air pendingin atau menyumbat kondensor. <br />
<br />
Pada <span style="font-weight: bold;">PLTA</span> sering kali terjadi air sungai banyak mengandung kotoran, sehingga saringan air masuk tersumbat dan mengganggu operasi <span style="font-weight: bold;">Pusat Listrik</span> yang bersangkutan. Masalah kotoran yang dibawa sungai dapat menimbulkan gangguan pada <span style="font-weight: bold;">PLTD</span> yaitu apabila kotoran tersebut menyumbat instalasi air pendingin. Gangguan Pada Sirkit Kontrol Dalam setiap <span style="font-weight: bold;">Pusat LIstrik</span> selalu terdapat sirkit kontrol yang mengatur baik <span style="font-weight: bold;">sirkit listrik generator</span>, mesin penggerak generator maupun alat-alat bantu. <span style="font-weight: bold;">sirkit kontrol</span> dapat berupa <span style="font-weight: bold;">sirkit listrik</span>, <span style="font-weight: bold;">sirkit mekanik</span>, <span style="font-weight: bold;">sirkit pneumatik</span> ataupun <span style="font-weight: bold;">sirkit hidrolik</span>. Dapat pula merupakan kombinasi dari beberapa macam sirkit kontrol. Seringkali gangguan timbul karena adanya bagian dari <span style="font-weight: bold;">sirkit kontrol</span> yang tidak berfungsi dengan baik. Sebagai contoh kegagalan start dari unit <span style="font-weight: bold;">PLTG</span> sering disebabkan oleh adanya bagian dari sirkit kontrol yang kurang baik kerjanya. <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengamanan Sistem Tenaga Listrik</span> <br />
<br />
Dalam <span style="font-weight: bold;">sistem tenaga listrik</span> banyak sekali terjadi gangguan yang dapat merusak <span style="font-weight: bold;">peralatan pembangkit listrik</span>. Untuk melindungi <span style="font-weight: bold;">peralatan listrik</span> terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem diperlukan alat-alat pengaman. Khusus alat pengaman yang berbentuk <span style="font-weight: bold;">relai</span> mempunyai 2 fungsi, yaitu : <br />
a. Melindungi peralatan terhadap gangguan yang terjadi dalam sistem, jangan sampai mengalami kerusakan <br />
b. Melokalisir akibat gangguan, jangan sampai meluas dalam sistem. <br />
<br />
Untuk memenuhi fungsi butir a. alat pengaman harus bekerja cepat agar pengaruh gangguan dapat segera dihilangkan sehingga pemanasan berlebihan akibat <span style="font-weight: bold;">hubung singkat</span> dapat segera dihentikan. Untuk memenuhi fungsi butir b. alat pengaman dalam system harus dapat dikordinasikan satu sama lain, sehingga hanya alat-alat pengaman yang terdekat dengan tempat gangguan saja yang bekerja. <br />
<br />
Ditinjau dari letaknya dalam <span style="font-weight: bold;">sistem ketenagalistrikan</span> ada 5 kategori pengamanan, yaitu : <br />
a. <span style="font-weight: bold;">Pengaman generator</span> <br />
b. <span style="font-weight: bold;">Pengaman saluran transmisi</span> <br />
c. <span style="font-weight: bold;">Pengaman transformator dalam GI</span> <br />
d. <span style="font-weight: bold;">Pengaman sistem distribusi</span>. <br />
e. <span style="font-weight: bold;">Pengaman penggerak mula (PLTA,PLTD,PLTP,PLTG,PLTU)</span>.<br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengaman Generator</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengaman Generator</span> sebagai <span style="font-weight: bold;">sumber energi listrik</span> dalam <span style="font-weight: bold;">sistem ketenagalistrikan</span>, perlu diamankan jangan sampai mengalami kerusakan, karena kerusakan <span style="font-weight: bold;">generator</span> akan sangat mengganggu jalannya operasi <span style="font-weight: bold;">sistem tenaga listrik</span>. Oleh karenanya <span style="font-weight: bold;">generator</span> perlu dilindungi terhadap semua gangguan yang dapat merusak <span style="font-weight: bold;">generator</span>. <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengaman generator</span> secara garis besar terdiri dari : <br />
a. Pengaman terhadap gangguan diluar <span style="font-weight: bold;">generator</span>, yaitu gangguan dalam sistem yang dihubungkan dengan <span style="font-weight: bold;">generator</span>. Gangguan diluar <span style="font-weight: bold;">generator</span> yang belum diamankan adalah gangguan di rel, pengamanan yang dibutuhkan bersifat back-up. Oleh karena itu untuk gangguan di rel yang langsung berhubungan dengan <span style="font-weight: bold;">generator</span>, pengamanan yang terpenting adalah <span style="font-weight: bold;">relai arus lebih</span>. Untuk <span style="font-weight: bold;">generator</span> yang besar perlu ditambah <span style="font-weight: bold;">relai arus urutan negatif</span>.<br />
b. <span style="font-weight: bold;">Pengamanan terhadap gangguan</span> yang terjadi didalam <span style="font-weight: bold;">generator</span>, Gangguan dalam <span style="font-weight: bold;">generator</span> secara garis besar ada 5 macam, yaitu : " <span style="font-weight: bold;">Hubung singkat</span> <span style="font-weight: bold;">antara</span> <span style="font-weight: bold;">fasa</span> atau<span style="font-weight: bold;"> hubung singkat fasa ke tanah</span>, " <span style="font-weight: bold;">Suhu tinggi</span> ", “<span style="font-weight: bold;">Penguatan hilang</span>", “<span style="font-weight: bold;">Hubung singkat dalam sirkit rotor</span>”.<br />
c. Pengamanan terhadap gangguan dalam <span style="font-weight: bold;">mesin penggerak</span> yang memerlukan pelepasan <span style="font-weight: bold;">PMT generator</span>. Gangguan dalam <span style="font-weight: bold;">mesin penggerak</span> ada kalanya memerlukan trip atau membuka secara paksa dari <span style="font-weight: bold;">PMT/CB generator</span>, misalnya apabila tekanan minyak terlalu rendah maka <span style="font-weight: bold;">mesin penggerak</span> perlu segera dihentikan, karena tekanan minyak yang terlalu rendah dapat menimbulkan kerusakan bantalan. Untuk menghindarkan tetap berputarnya <span style="font-weight: bold;">generator</span> sebagai akibat daya balik yang merubah generator menjadi <span style="font-weight: bold;">motor, </span>maka <span style="font-weight: bold;">PMT generator</span> perlu ditripkan. Begitu pula apabila suhu air pendingin pada mesin <span style="font-weight: bold;">PLTD</span> atau<span style="font-weight: bold;"> PLTU </span>menjadi terlalu tinggi, maka mesin <span style="font-weight: bold;">PLTD</span> atau <span style="font-weight: bold;">PLTU</span> tersebut perlu segera dihentikan dan <span style="font-weight: bold;">PMT generator</span> harus juga di trip-kan. Trip dari <span style="font-weight: bold;">PMT generator</span> karena tekanan minyak pelumas terlalu rendah, atau karena suhu air pendingin terlalu tinggi dilakukan oleh <span style="font-weight: bold;">relai mekanik</span>. <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengaman Saluran Transmisi</span> <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Saluran transmisi</span> adalah bagian dari sistem ketenaga listrikan yang paling sering mengalami gangguan. Oleh karena itu pengamanan saluran transmisi ini merupakan masalah paling sulit dalam pengamanan sistem tenaga listrik.<br />
<span style="font-weight: bold;"><br />
Pengaman Transformator </span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengaman transformator</span> terdiri dari: <br />
a.<span style="font-weight: bold;"> Pengaman terhadap gangguan diluar transformator</span><br />
b. <span style="font-weight: bold;">Pengaman terhadap gangguan di dalam transformator</span> <br />
<br />
Untuk <span style="font-weight: bold;">pengaman transformator</span> terhadap gangguan luar dipakai <span style="font-weight: bold;">relai arus lebih</span> atau <span style="font-weight: bold;">relai hubung tanah</span> dan untuk <span style="font-weight: bold;">pengaman transformator</span> terhadap gangguan didalam <span style="font-weight: bold;">trafo</span>, seperti halnya pada <span style="font-weight: bold;">generator</span> dipakai <span style="font-weight: bold;">relai differensial</span>. Sedangkan untuk <span style="font-weight: bold;">gangguan hubung tanah</span> dipakai <span style="font-weight: bold;">Restricted earth fault relay</span>. Disamping itu untuk <span style="font-weight: bold;">transformator tegangan tinggi</span> umumnya ada <span style="font-weight: bold;">relai Bucholz</span> yang bekerja atas dasar timbulnya gelembung-gelembung gas dari <span style="font-weight: bold;">minyak trafo</span>. <span style="font-weight: bold;">Transformator distribusi</span> yang daya terpasangnya relatif kecil, sering hanya diamankan dengan <span style="font-weight: bold;">sekering lebur</span> atau memakai <span style="font-weight: bold;">Load Break Switch</span>.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengaman sistem distribusi</span> <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengaman jaringan distribusi</span>, untuk mengamankan <span style="font-weight: bold;">feeder distribusi</span> yang keluar dari <span style="font-weight: bold;">GI</span> yang terpenting adalah : <br />
a. <span style="font-weight: bold;">Relai arus lebih</span> <br />
b. <span style="font-weight: bold;">Relai arus hubung tanah</span>. <br />
<br />
Pada kondisi diujung<span style="font-weight: bold;"> feeder distribusi</span> ada <span style="font-weight: bold;">Pusat Listrik</span>, maka <span style="font-weight: bold;">relai arus lebih</span> dan <span style="font-weight: bold;">relai arus hubung tanah</span> tersebut harus bersifat <span style="font-weight: bold;">power directional</span>. Karena jumlah gangguan per km jaringan per tahun pada jaringan <span style="font-weight: bold;">tegangan menengah</span> adalah tinggi, maka untuk dapat melokalisir gangguan secepat mungkin sering kali jaringan <span style="font-weight: bold;">tegangan menengah</span> dibagi atas beberapa seksi, gangguan tidak akan merembet pada seksi didepannya. Pengaman Penggerak Mula Peralatan pengaman untuk mesin penggerak mula (<span style="font-weight: bold;">PLTD</span>,<span style="font-weight: bold;">PLTA</span>,<span style="font-weight: bold;">PLTG</span>,<span style="font-weight: bold;">PLTU</span>, dll) berbeda antara satu dengan yang lain. <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengujian Peralatan Listrik</span><br />
<br />
Oleh karena banyaknya variasi, dan masih berkaitan dengan pengujian peralatan <span style="font-weight: bold;">listrik</span>, maka <span style="font-weight: bold;">Komisioning Pusat Listrik</span> sengaja tidak dibahas disini. Komisioning Pusat Listrik Sebelum Pusat-pusat Listrik dioperasikan masuk ke dalam Jaringan <span style="font-weight: bold;">Sistem Tenaga Listrik</span>, peralatan pengaman yang dipasang perlu di uji untuk membuktikan telah sesuai dengan perencanaannya. Pada masa-masa pengujian peralatan pengaman <span style="font-weight: bold;">Unit Pembangkit Listrik</span> yang baru, dilakukan juga uji unjuk kerja <span style="font-weight: bold;">Unit Pembangkit Listrik</span> dan uji unjuk kerja alat-alat bantunya. Serangkaian uji-uji dari uji <span style="font-weight: bold;">peralatan pengaman Pusat Listrik</span> sampai uji unjuk kerja <span style="font-weight: bold;">Unit Pembangkit Tenaga Listrik</span> biasa disebut Komisioning. Jadi jelas bahwa Komisioning Pusat Listrik merupakan inti daripada <span style="font-weight: bold;">Keamanan Peralatan Ketenagalistrikan</span>. <br />
<br />
Seperti sudah sering dilaksanakan di <span style="font-weight: bold;">PT PLN </span>(Persero), <span style="font-weight: bold;">Komisioning Pusat Listrik</span> sudah dijadikan syarat kelayakan operasi unit <span style="font-weight: bold;">Pembangkit Listrik</span> yang baru, untuk memasuki jaringan Sistem Tenaga Listrik. Untuk dapat dinyatakan layak, operasi <span style="font-weight: bold;">Unit Pembangkit Listrik</span> yang baru setelah di uji hasilnya harus memenuhi syarat-syarat/kriteria tertentu. <br />
<br />
Kriteria Penilaian Bahan rujukan yang dipergunakan dalam penilaian hasil komisioning suatu Pusat Listrik baru adalah sebagai berikut : <br />
a. Ketentuan-ketentuan yang dicantumkan di dalam kontrak <br />
b. Memiliki sertifikat pengujian pabrik <br />
c. Standar <span style="font-weight: bold;">SNI</span>, <span style="font-weight: bold;">IEC</span>, <span style="font-weight: bold;">ASME</span>, <span style="font-weight: bold;">ISO</span>, <span style="font-weight: bold;">ASTM</span>, atau standar lain yang disepakati bersama antara pemilik Unit Pembangkit dengan kontraktor. <br />
d. Ketentuan-ketentuan dari pabrik pembuatnya atau data / petunjuk perlengkapan / komponen / peralatan / instalasi sesuai tujuannya. <br />
e. Gambar desain dan gambar pemasangannya <br />
f. Ketentuan-ketentuan lain yang mendukung untuk pengoperasian <br />
g. Pengaman terhadap lingkungan/manusia <br />
h. Fasilitas kominikasi,setelan relai,standing operation prosedur dan operator.<br />
i. Kesepakatan bersama seluruh pihak terkait.<br />
<br />
Tahapan Komisioning-Komisioning Unit Pembangkit Listrik baru dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut : <br />
a. Pengujian individual peralatan, yaitu tahap pengujian karakteristik untuk kerja dari masing-masing peralatan yang dapat dirujuk dari SPLN, IEC, ASME, ISO atau standar lain yang sesuai dengan pengalaman. <br />
b. Pengujian subsistem, yaitu tahap pengujian untuk mengetahui fungsi kerja dari subsistem yang dapat dirujuk dari SPLN,IEC,ASME,ISO tentang komisioning atau uji siap guna atau bila tidak ada dirujuk dari standar lain yang dianggap sesuai dengan pengalaman.<br />
c. Pengujian sistem, yaitu tahap pengujian untuk mengetahui fungsi kerja sistem-sistem di pembangkit, yang prosedurnya dapat dirujuk dari SPLN,IEC,ASME,ISO tentang komisioning atau uji siap guna atau bila tidak ada dirujuk dari standar lain yang dianggap sesuai dengan pengalaman. <br />
d. Pengujian unit, yaitu tahap pengujian untuk mengetahui unjuk kerja Pusat Listrik secara keseluruhan, yang prosedurnya dapat dirujuk dari SPLN,IEC, ASME, ISO tentang komisioning atau uji siap guna atau bila tidak ada dirujuk dari standar lain yang dianggap sesuai dengan pengalaman. </span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-24054502377949050812011-05-05T10:23:00.002+09:002011-05-05T10:23:57.160+09:00Motor Listrik<div style="text-align: justify;"><span style="color: red; font-weight: bold;">Motor listrik</span><span style="color: red;"> kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. </span><br style="color: red;" /><br style="color: red;" /><span style="color: red;">Mekanisme kerja untuk seluruh jenis </span><span style="color: red; font-weight: bold;">motor listrik</span><span style="color: red;"> secara umum sama (Gambar 1), yaitu: </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">• Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.</span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">• Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">• Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan. </span><br style="color: red;" /><span style="color: red;">• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.</span><span class="fullpost" style="color: red;"> <br />
<br />
Dalam memahami sebuah <span style="font-weight: bold;">motor listrik</span>, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok: <br />
• <span style="font-style: italic;">Beban torsi konstan</span>, adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan. <br />
• <span style="font-style: italic;">Beban dengan torsi variabel</span>, adalah beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi variabel adalah pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai kwadrat kecepatan). <br />
• <span style="font-style: italic;">Beban dengan energi konstan</span>, adalah beban dengan permintaan torsi yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin. <br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUexnxWEoI/AAAAAAAAAis/h7b1ZjL6FoM/s1600-h/Gb+1.+Prinsip+dasar+kerja+motor+listrik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5284163575627518594" src="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUexnxWEoI/AAAAAAAAAis/h7b1ZjL6FoM/s320/Gb+1.+Prinsip+dasar+kerja+motor+listrik.jpg" style="cursor: pointer; height: 260px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 1. Prinsip Dasar Kerja Motor Listrik.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">JENIS MOTOR LISTRIK</span><br />
<br />
Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama <span style="font-weight: bold;">motor listrik</span>: <span style="font-weight: bold;">motor DC</span> dan <span style="font-weight: bold;">motor AC</span>. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut dalam bagan dibawah ini.<br />
<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUex2MAFKI/AAAAAAAAAi0/KHNyqBDydyA/s1600-h/Gb+2.+Klasifikasi+motor+listrik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5284163579497419938" src="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUex2MAFKI/AAAAAAAAAi0/KHNyqBDydyA/s320/Gb+2.+Klasifikasi+motor+listrik.jpg" style="cursor: pointer; height: 154px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 2. Klasifikasi Motor Listrik.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">1. Motor DC/Arus Searah</span><br />
Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. <br />
Gambar 3 memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:<br />
• <span style="font-style: italic;">Kutub medan</span>. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan. <br />
• <span style="font-style: italic;">Dinamo</span>. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo. <br />
• <span style="font-style: italic;">Kommutator</span>. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Kommutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya. <br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUeyKCeMJI/AAAAAAAAAi8/8SgEbYCYyN0/s1600-h/Gb+3.+Motor+DC.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5284163584826159250" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUeyKCeMJI/AAAAAAAAAi8/8SgEbYCYyN0/s320/Gb+3.+Motor+DC.jpg" style="cursor: pointer; height: 209px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 3. Motor DC.<br />
<br />
Keuntungan utama <span style="font-weight: bold;">motor DC</span> adalah kecepatannya mudah dikendalikan dan tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. <span style="font-weight: bold;">Motor DC</span> ini dapat dikendalikan dengan mengatur: <br />
• <span style="font-style: italic;">Tegangan dinamo</span> – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan.<br />
• <span style="font-style: italic;">Arus medan</span> – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan. <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Motor DC</span> tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang, seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. <span style="font-weight: bold;">Motor DC</span> juga relatif mahal dibanding <span style="font-weight: bold;">motor AC</span>. <br />
<br />
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut: <br />
<br />
Gaya elektromagnetik: E = KΦN <br />
<br />
Torsi: T = KΦIa<br />
<br />
Dimana: <br />
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt) <br />
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan <br />
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit) <br />
T = torsi electromagnetik <br />
Ia = arus dinamo <br />
K = konstanta persamaan <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah</span><br />
<br />
a. <span style="font-style: italic;">Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited</span>, Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah/separately excited. <br />
<br />
b. <span style="font-style: italic;">Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt</span>. Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A) seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo. <br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUeyIBidEI/AAAAAAAAAjE/KRuxPdUJYDM/s1600-h/Gb4.+Karakterisitk+motor+DC+shunt.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5284163584285373506" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUeyIBidEI/AAAAAAAAAjE/KRuxPdUJYDM/s320/Gb4.+Karakterisitk+motor+DC+shunt.jpg" style="cursor: pointer; height: 279px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 4. Karakteristik Motor DC Shunt.<br />
<br />
Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997): <br />
• Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin. <br />
• Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah). <br />
<br />
c. <span style="font-style: italic;">Motor DC daya sendiri: motor seri</span>. Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 5. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.<br />
<br />
Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002): <br />
• Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.<br />
• Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali. <br />
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 5). <br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUeylGsVlI/AAAAAAAAAjM/xaW_LTsFXA4/s1600-h/Gb+5.+Karakteristik+motor+DC+seri.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5284163592091620946" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUeylGsVlI/AAAAAAAAAjM/xaW_LTsFXA4/s320/Gb+5.+Karakteristik+motor+DC+seri.jpg" style="cursor: pointer; height: 292px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 5. Karakteristik Motor DC Seri.<br />
<br />
d. <span style="font-style: italic;">Motor DC Kompon/Gabungan</span>.<br />
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUfTFI0GtI/AAAAAAAAAjU/cFTs-3fbQpg/s1600-h/Gb+6.+Karakteristik+motor+DC+Kompon.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5284164150446267090" src="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUfTFI0GtI/AAAAAAAAAjU/cFTs-3fbQpg/s320/Gb+6.+Karakteristik+motor+DC+Kompon.jpg" style="cursor: pointer; height: 301px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 6. Karakteristik Motor DC Kompon.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">2. Motor AC/Arus Bolak-Balik</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Motor AC/arus bolak-balik</span> menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. <span style="font-weight: bold;">Motor listrik AC</span> memiliki dua buah bagian dasar listrik: "<span style="font-weight: bold;">stator</span>" dan "<span style="font-weight: bold;">rotor</span>" seperti ditunjukkan dalam Gambar 7. <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Stator</span> merupakan komponen listrik statis. <span style="font-weight: bold;">Rotor</span> merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Jenis-Jenis Motor AC/Arus Bolak-Balik</span><br />
<br />
a. <span style="font-style: italic;">Motor sinkron</span>. Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik. <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Komponen utama motor sinkron</span> adalah (Gambar 7):<br />
• <span style="font-style: italic;">Rotor</span>. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya. <br />
• <span style="font-style: italic;">Stator</span>. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok. <br />
<br />
Motor ini berputar pada <span style="font-weight: bold;">kecepatan sinkron</span>, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003): <br />
<br />
Ns = 120 f / P <br />
<br />
Dimana: <br />
f = frekwensi dari pasokan frekwensi <br />
P= jumlah kutub <br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUfTGG287I/AAAAAAAAAjc/gEfoaEnJZh0/s1600-h/Gb+7.+Motor+Sinkron.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5284164150706500530" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUfTGG287I/AAAAAAAAAjc/gEfoaEnJZh0/s320/Gb+7.+Motor+Sinkron.jpg" style="cursor: pointer; height: 166px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 7. Motor Sinkron.<br />
<br />
b. <span style="font-style: italic;">Motor induksi</span>. Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Komponen Motor induksi</span> memiliki dua komponen listrik utama (Gambar 8):<br />
• <span style="font-style: italic;">Rotor</span>. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor: <br />
- <span style="font-style: italic;">Rotor kandang tupai</span> terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek. <br />
- <span style="font-style: italic;">Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase</span>, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya. <br />
• <span style="font-weight: bold;">Stator</span>. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat .<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Klasifikasi motor induksi </span> <br />
<br />
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003): <br />
• <span style="font-style: italic;">Motor induksi satu fase</span>. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. <br />
• <span style="font-style: italic;">Motor induksi tiga fase</span>. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp. <br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUfVdRFOiI/AAAAAAAAAjk/x14Lb0s9duE/s1600-h/Gb+8.+Motor+Induksi.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5284164191283132962" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUfVdRFOiI/AAAAAAAAAjk/x14Lb0s9duE/s320/Gb+8.+Motor+Induksi.jpg" style="cursor: pointer; height: 178px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 8. Motor Induksi.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Kecepatan motor induksi </span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Motor induksi</span> bekerja sebagai berikut, Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan <span style="font-style: italic;">medan magnet</span>. <span style="font-style: italic;">Medan magnet</span> ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua, yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar. Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada <span style="font-style: italic;">kecepatan sinkron</span> namun pada “kecepatan dasar” yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “<span style="font-style: italic;">slip/geseran</span>” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser/ slip ring, dan motor tersebut dinamakan “<span style="font-style: italic;">motor cincin geser</span>/<span style="font-style: italic;">slip ring motor</span>”. <br />
<br />
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase slip/geseran(Parekh, 2003): <br />
<br />
% Slip = (Ns – Nb)/Ns x 100<br />
<br />
Dimana: <br />
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM <br />
Nb = kecepatan dasar dalam RPM<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi</span><br />
<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUfVwG8zEI/AAAAAAAAAjs/ryBtB-NDR7M/s1600-h/Gb+9.+Grafik+Torsi+vs+Kecepatan+Motor+AC-Induksi.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5284164196340911170" src="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVUfVwG8zEI/AAAAAAAAAjs/ryBtB-NDR7M/s320/Gb+9.+Grafik+Torsi+vs+Kecepatan+Motor+AC-Induksi.jpg" style="cursor: pointer; height: 236px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 9. Grafik Torsi vs Kecepatan Motor Induksi.<br />
<br />
Gambar 9 menunjukan grafik torsi vs kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003): <br />
• Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan torsi yang rendah (“pull-up torque”). <br />
• Mencapai 80% kecepatan penuh, torsi berada pada tingkat tertinggi (“pull-out torque”) dan arus mulai turun. <br />
• Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke nol. </span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-53480958607251586532011-05-04T22:07:00.000+09:002011-05-04T23:23:27.610+09:00Hukum-Hukum Dasar Listrik<div style="color: red; text-align: justify;">Dalam dunia listrik dikenal beberapa hukum-hukum dasar listrik, yaitu:<br />
<a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/09/michael-faraday-1791-1867_10.html">1. Hukum Faraday</a><br />
2. Hukum Ampere-Biot-Savart<br />
3. Hukum Lenz<br />
4. Prinsip Konversi Energi Elektromekanik<br />
<br />
Kesemua hukum diatas, bersama dengan hukum kekekalan energi akan menjelaskan mengenai prinsip kerja dasar dari suatu mesin listrik dinamis.<br />
<br />
Artikel kali ini akan menjelaskan secara sederhana hubungan kesemua hukum tersebut. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Hukum Faraday</span><br />
<br />
Michael faraday (1791-1867), seorang ilmuwan jenius dari inggris menyatakan bahwa:<br />
<span class="fullpost"><br />
<span style="font-style: italic;">1. Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan magnetik (flux) yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi.<br />
2. Perubahan flux medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan penghantar, akan menimbulkan tegangan induksi pada rangkaian tersebut.</span><br />
<br />
Kedua pernyataan beliau diatas menjadi hukum dasar listrik yang menjelaskan mengenai fenomena induksi elektromagnetik dan hubungan antara perubahan flux dengan tegangan induksi yang ditimbulkan dalam suatu rangkaian, aplikasi dari hukum ini adalah pada generator. Gambar 1 akan menjelaskan mengenai fenomena tersebut.<br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SdRit3Rr2sI/AAAAAAAAAs0/JT2H5e2HvtU/s1600-h/hukum+faraday-elektromagnetik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319985599903161026" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SdRit3Rr2sI/AAAAAAAAAs0/JT2H5e2HvtU/s320/hukum+faraday-elektromagnetik.jpg" style="cursor: pointer; height: 320px; width: 267px;" /></a><br />
Gambar 1. Hukum Faraday, Induksi Elektromagnetik.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Hukum Ampere-Biot-Savart</span><br />
<br />
3 orang ilmuwan jenius dari perancis, Andre Marie Ampere (1775-1863), Jean Baptista Biot (1774-1862) dan Victor Savart (1803-1862) menyatakan bahwa: <br />
<br />
<span style="font-style: italic;">“Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar yang berada diantara medan magnetik”</span><br />
Hal ini juga merupakan kebalikan dari hukum faraday, dimana faraday memprediksikan bahwa tegangan induksi akan timbul pada penghantar yang bergerak dan memotong medan magnetik. Hukum ini diaplikasikan pada mesin-mesin listrik, dan gambar 2 akan menjelaskan mengenai fenomena tersebut.<br />
<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SdRitqhi2jI/AAAAAAAAAss/Eo6xT-q38GY/s1600-h/Hukum+ampere-biot-savart.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319985596480018994" src="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SdRitqhi2jI/AAAAAAAAAss/Eo6xT-q38GY/s320/Hukum+ampere-biot-savart.jpg" style="cursor: pointer; height: 320px; width: 238px;" /></a><br />
Gambar 2. Hukum Ampere-Biot-Savart, Gaya induksi Elektromagnetik.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Hukum Lenz</span><br />
Pada tahun 1835 seorang ilmuwan jenius yang dilahirkan di Estonia, Heinrich Lenz (1804-1865) menyatakan bahwa:<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">“arus induksi elektromagnetik dan gaya akan selalu berusaha untuk saling meniadakan (gaya aksi dan reaksi)”</span><br />
<br />
Sebagai contoh, jika suatu penghantar diberikan gaya untuk berputar dan memotong garis-garis gaya magnetik, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi (hukum faraday). Kemudian jika pada ujung-ujung penghantar tersebut saling dihubungkan maka akan mengalir arus induksi, dan arus induksi ini akan menghasilkan gaya pada penghantar tersebut (hukum ampere-biot-savart). Yang akan diungkapkan oleh Lenz adalah gaya yang dihasilkan tersebut berlawanan arah dengan arah gerakan penghantar tersebut, sehingga akan saling meniadakan.<br />
<br />
Hukum Lenz inilah yang menjelaskan mengenai prinsip kerja dari mesin listrik dinamis (mesin listrik putar) yaitu generator dan motor. <br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SdRit20_CdI/AAAAAAAAAs8/lLLVe0401SM/s1600-h/hukum+Lenz.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319985599782783442" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SdRit20_CdI/AAAAAAAAAs8/lLLVe0401SM/s320/hukum+Lenz.jpg" style="cursor: pointer; height: 307px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 3. Hukum Lenz- gaya aksi dan reaksi.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Konversi Energi Elektromekanik</span><br />
<br />
Ketiga hukum dasar listrik diatas terjadi pada proses kerja dari suatu mesin listrik dan hal ini merupakan prinsip dasar dari konversi energi. Secara garis besar, elektromekanik dari mesin listrik dinamis dinyatakan:<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">“Semua energi listrik dan energi mekanik mengalir kedalam mesin, dan hanya sebagian kecil saja dari energi listrik dan energi mekanik yang mengalir keluar mesin (terbuang) ataupun disimpan didalam mesin itu sendiri, sedangkan energi yang terbuang tersebut dalam bentuk panas”</span><br />
<br />
Sedangkan hukum kekelan energi pertama menyatakan bahwa:<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">“energi tidak dapat diciptakan, namun dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya”</span><br />
<br />
Aplikasi dari 4 dasar prinsip kerja mesin listrik dinamis dan hukum kekalan energi digambarkan sebagai berikut:<br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SdRiuPT6A2I/AAAAAAAAAtE/bg4AbLFC4wQ/s1600-h/konversi+energi+elektromekanik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319985606354928482" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SdRiuPT6A2I/AAAAAAAAAtE/bg4AbLFC4wQ/s320/konversi+energi+elektromekanik.jpg" style="cursor: pointer; height: 320px; width: 278px;" /></a><br />
Gambar 4. Prinsip Konversi Energi Elektromekanik.<br />
<br />
Tanda positif (+) menunjukkan energi masuk, sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan energi keluar. Panas yang dihasilkan dari suatu mesin yang sedang melakukan proses selalu dalam tanda negatif (-).<br />
<br />
Sedangkan untuk energi yang tersimpan, tanda positif (+) menujukkan peningkatan energi yang tersimpan, sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan pengurangan energi yang tersimpan.<br />
</span></div><div style="color: red; text-align: justify;"><span class="fullpost">Keseimbangan dari bentuk-bentuk energi diatas tergantung dari nilai efisiensi mesin dan sistem pendinginannya.</span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-78020351311820127122011-05-04T21:56:00.002+09:002011-05-05T00:06:34.665+09:00Mengenal peralatan instalasi listrik rumah tinggal<h3 class="post-title entry-title" style="color: red; text-align: justify;"><a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/12/mengenal-peralatan-instalasi-listrik.html"><a name='more'></a></a> </h3><div style="color: red;"></div><div class="post-body entry-content" style="color: red; text-align: justify;"><style>
.fullpost { display: inline; }
</style> <a href="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/SzjxKBbRcyI/AAAAAAAAAPw/QCLkNiPp3wo/s1600-h/cover.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5420347306024203042" src="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/SzjxKBbRcyI/AAAAAAAAAPw/QCLkNiPp3wo/s200/cover.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 100px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 100px;" /></a>Anda pasti sudah mengenal peralatan listrik yang terpasang dirumah anda seperti sakelar, stop kontak, steker, sekering dan lainnya. Dan untuk anda yang awam dengan dunia listrik, artikel kali ini akan mengajak anda untuk mengenal fungsi dan jenis peralatan listrik tersebut secara umum.<br />
<br />
Pengenalan peralatan listrik instalasi listrik rumah tinggal ini akan dimulai dengan Bargainser.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">BARGAINSER</span><br />
<br />
Bargainser merupakan alat yang berfungsi sebagai pembatas daya listrik yang masuk ke rumah tinggal, sekaligus juga berfungsi sebagai pengukur jumlah daya listrik yang <span class="fullpost">digunakan rumah tinggal tersebut (dalam satuan kWh). Ada berbagai batasan daya yang dikeluarkan oleh PLN untuk konsumsi rumah tinggal, yaitu 220 VA, 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjx675t45I/AAAAAAAAAP4/Cc4RaTP0tM0/s1600-h/bargainser.jpg"><img alt="bargainser" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5420348146354873234" src="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjx675t45I/AAAAAAAAAP4/Cc4RaTP0tM0/s200/bargainser.jpg" style="cursor: pointer; height: 197px; width: 200px;" /></a><br />
Pada bargainser terdapat tiga bagian utama, yaitu:<br />
- <span style="font-weight: bold;">MCB</span> atau <span style="font-weight: bold;">Miniature Circuit Breaker</span>, berfungsi untuk memutuskan aliran daya listrik secara otomatis jika daya yang dihantarkan melebihi nilai batasannya. MCB ini bersifat on/off dan dapat juga berfungsi sebagai sakelar utama dalam rumah. Jika MCB bargainser ini dalam kondisi off, maka seluruh aliran listrik dalam rumah pun terhenti. Sakelar ini biasanya dimatikan pada saat akan dilakukan perbaikan instalasi listrik dirumah.<br />
<br />
- <span style="font-weight: bold;">Meter listrik</span> atau <span style="font-weight: bold;">kWh meter</span>, alat ini berfungsi untuk mengukur besaran daya yang digunakan oleh rumah tinggal tersebut dalam satuan kWh (kilowatt hour). Pada bargainser, meter listrik berwujud deretan angka secara analog ataupun digital yang akan berubah sesuai penggunaan daya listrik.<br />
<br />
- <span style="font-weight: bold;">Spin Control</span>, merupakan alat kontrol penggunaan daya dalam rumah tinggal dan akan selalu berputar selama ada daya listrik yang digunakan. Perputaran spin control ini akan semakain cepat jika daya listrik yang digunakan semakin besar, dan akan melambat jika daya listrik yang digunakan berkurang/sedikit. <br />
<br />
Pada kanal output Bargainser biasanya terdapat 3 kabel, yaitu kabel fasa, kabel netral dan kabel ground yang dihubungkan ketanah. Listrik dari PLN harus dihubungkan dengan bargainser terlebih dahulu sebelum masuk ke instalasi listrik rumah tinggal.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">PENGAMAN LISTRIK</span><br />
Instalasi listrik rumah tinggal pun membutuhkan pengaman yang berfungsi untuk memutuskan rangkaian listrik apabila terjadi gangguan pada instalasi listrik rumah tinggal tersebut, seperti gangguan hubung singkat atau short circuit atau korsleting. <br />
<br />
Terdapat dua jenis pengaman listrik pada instalasi listrik rumah tinggal, yaitu:<br />
- <span style="font-weight: bold;">Pengaman lebur biasa</span> atau biasa disebut <span style="font-weight: bold;">sekering</span>, alat pengaman ini bekerja memutuskan rangkaian listrik dengan cara meleburkan kawat yang ditempatkan pada suatu tabung apabila kawat tersebut dialairi arus listrik dengan ukuran tertentu. <br />
<br />
- <span style="font-weight: bold;">Pengaman listrik thermis</span>, biasa disebut <span style="font-weight: bold;">MCB</span> dan merupakan alat pengaman yang akan memutuskan rangkaian listrik berdasarkan panas .<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjx7saUnsI/AAAAAAAAAQI/F1SC-T8m3VI/s1600-h/MCB+dan+sekering+listrik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5420348159376531138" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjx7saUnsI/AAAAAAAAAQI/F1SC-T8m3VI/s200/MCB+dan+sekering+listrik.jpg" style="cursor: pointer; height: 124px; width: 200px;" /></a><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">SAKELAR</span><br />
<br />
Sakelar atau switch merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambung atau memutus aliran listrik pada suatu pemghantar.<br />
Berdasarkan besarnya tegangan, sakelar dapat dibedakan menjadi:<br />
- sakelar bertegangan rendah.<br />
- Sakelar tegangan menengah.<br />
- Sakelar tegangan tinggi serta sangat tinggi. <br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjyba1bu8I/AAAAAAAAAQg/P_jBzj8MVN4/s1600-h/saklar+listrik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5420348704414219202" src="http://3.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjyba1bu8I/AAAAAAAAAQg/P_jBzj8MVN4/s200/saklar+listrik.jpg" style="cursor: pointer; height: 108px; width: 200px;" /></a><br />
<br />
Sedangkan berdasarkan tempat dan pemasangannya, sakelar dapat dibedakan menjadi :<br />
- <span style="font-style: italic;">Sakelar in-bow</span>, sakelar yang ditanam didalam tembok.<br />
- <span style="font-style: italic;">Sakelar out-bow</span>, sakelar yang dipasang pada permukaan tembok.<br />
<br />
Jenis sakelar berikutnya dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu: <br />
- <span style="font-style: italic;">Sakelar on-off</span>, merupakan sakelar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik, tombol sakelar harus ditekan pada posisi off. Sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk sakelar lampu.<br />
<br />
- <span style="font-style: italic;">Sakelar push-on</span>, merupakan sakelar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada posisi on dan akan secara otomatis memutus arus listrik, ketika tombolnya dilepas dan kembali ke posisi off dengan sendirinya. Biasanya sakelar jenis ini digunakan untuk sakelar bel rumah.<br />
<br />
Berdasarkan jenis per-unitnya, sakelar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:<br />
- <span style="font-style: italic;">Sakelar tunggal</span>, merupakan sakelar yang hanya mempunyai satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber listrik, serta kanal output yang terhubung dengan beban listrik/alat listrik yang digunakan.<br />
<br />
- <span style="font-style: italic;">Sakelar majemuk</span>, merupakan sakelar yang memiliki satu buah kanal input yang terhubung dengan sumber listrik, namun memiliki banyak kanal output yang terhubung dengan beberapa beban/alat listrik yang digunakan. Jumlah kanal output tergantung dari jumlah tombol pada sakelar tersebut.<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjx8JudtcI/AAAAAAAAAQY/viAkCxfyfDI/s1600-h/sakelar+tunggal+dan+sakelar+majemuk.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5420348167245641154" src="http://4.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjx8JudtcI/AAAAAAAAAQY/viAkCxfyfDI/s200/sakelar+tunggal+dan+sakelar+majemuk.jpg" style="cursor: pointer; height: 104px; width: 200px;" /></a><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">STOP KONTAK</span><br />
<br />
Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak.<br />
<br />
Berdasarkan bentuk serta fungsinya, stop kontak dibedakan menjadi dua macam, yaitu:<br />
- <span style="font-style: italic;">Stop kontak kecil</span>, merupakan stop kontak dengan dua lubang (kanal) yang berfungsi untuk menyalurkan listrik pada daya rendah ke alat-alat listrik melalui steker yang juga berjenis kecil.<br />
<br />
- <span style="font-style: italic;">Stop kontak besar</span>, juga nerupakan stop kontak dengan dua kanal AC yang dilengkapi dengan lempeng logam pada sisi atas dan bawah kanal AC yang berfungsi sebagai ground.sakelar jenis ini biasanya digunakan untuk daya yang lebih besar.<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/SzjycBAvSCI/AAAAAAAAAQw/hk6oqKmeeaU/s1600-h/stop+kontak+listrik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5420348714662184994" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/SzjycBAvSCI/AAAAAAAAAQw/hk6oqKmeeaU/s200/stop+kontak+listrik.jpg" style="cursor: pointer; height: 112px; width: 200px;" /></a><br />
<br />
Sedangkan berdasarkan tempat pemasangannya. Dikenal dua jenis stop kontak, yaitu:<br />
- <span style="font-style: italic;">Stop kontak in bow</span>, merupakan stop kontak yang dipasang didalam tembok.<br />
- <span style="font-style: italic;">Stop kontak out bow</span>, yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan tembok pada saat berfungsi sebagai stop kontak portable.<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjx76VcIvI/AAAAAAAAAQQ/00qP-pNTqMM/s1600-h/out+let+listrik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5420348163114148594" src="http://2.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/Szjx76VcIvI/AAAAAAAAAQQ/00qP-pNTqMM/s200/out+let+listrik.jpg" style="cursor: pointer; height: 108px; width: 200px;" /></a><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">STEKER </span><br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Steker</span> atau <span style="font-style: italic;">Staker</span> atau yang kadang sering disebut <span style="font-style: italic;">colokan listrik</span>, karena memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan.<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/SzjybymrfFI/AAAAAAAAAQo/7tbncCS8-UU/s1600-h/STEKER+listrik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5420348710794787922" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/SzjybymrfFI/AAAAAAAAAQo/7tbncCS8-UU/s200/STEKER+listrik.jpg" style="cursor: pointer; height: 96px; width: 200px;" /></a><br />
<br />
Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memliki dua jenis, yaitu:<br />
- <span style="font-style: italic;">Steker kecil</span>, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-alat listrik berdaya rendah, misalnya lampu atau radio kecil, dengan sumber listrik atau stop kontak.<br />
<br />
- <span style="font-style: italic;">Steker besar</span>, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang berdaya besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan lainnya, dengan sumber listrik atau stop kontak. Steker jenis ini dilengkapi dengan lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi sebagai pengaman.<br />
<br />
Untuk mengetahui lebih jauh tentang PLUG dan SOCKET ini, silahkan membaca artikelnya di <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/01/jenis-jenis-plug-dan-socket-listrik.html">sini</a>.<br />
<span style="font-weight: bold;">KABEL</span><br />
<br />
Kabel listrik merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik ke sumber-sumber beban listrik atau alat-alat listrik. <br />
<br />
Untuk instalasi listrik rumah tinggal, kabel yang digunakan biasanya berjenis sebagai berikut:<br />
- <span style="font-weight: bold;">NYA</span>, kabel jenis ini merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan/berisi satu kawat. Jenisnya adalah kabel udara atau tidak ditanam dalam tanah. Kabel listrik ini biasanya berwarna merah, hitam, kuning atau biru. Isolasi kawat penghantarnya hanya satu lapis, sehingga tidak cukup kuat terhadap gesekan, gencetan/tekanan atau gigitan binatang seperti tikus. Karena kelemahan pada isolasinya tersebut maka dalam pemasangannya diperlukan pelapis luar dengan menggunakan pipa conduit dari PVC atau besi.<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/SzjzIqyY3WI/AAAAAAAAAQ4/qBq-_qYattA/s1600-h/kabel.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5420349481790528866" src="http://1.bp.blogspot.com/_vbLcDpetdkY/SzjzIqyY3WI/AAAAAAAAAQ4/qBq-_qYattA/s200/kabel.jpg" style="cursor: pointer; float: right; height: 200px; margin: 0pt 0pt 10px 10px; width: 100px;" /></a><br />
- <span style="font-weight: bold;">NYM</span>, merupakan kabel listrik yang berisolasi PVC dan berintikan kawat lebih dari satu, ada yang 2, 3 atau 4. Jenis kabel udara dengan warna isolasi luar biasanya putih dan warna isolasi bagian dalam beragam, karena isolasi yang rangkap inilah maka kabel listrik NYM ini relative lebih kuat terhadap gesekan atau gencetan/tekanan.<br />
<br />
- <span style="font-weight: bold;">NYY</span>, kabel listrik jenis ini merupakan kabel berisolasi PVC, berintikan 2, 3 atau 4 dengan warna isolasi luarnya hitam. Jenis kabel tanah, sehingga tahan terhadap air dan gencetan atau tekanan.<br />
<br />
- <span style="font-weight: bold;">NYMHYO</span>, kabel jenis ini merupakan kabel serabut dengan dua buah inti yang terdiri dari dua warna. Kabel jenis ini biasa digunakan pada loudspeaker, sound sistem, lampu-lampu berdaya kecil sampai sedang.<br />
<br />
Demikian sekilas pengenalan peralatan-perlatan listrik untuk instalasi listrik rumah tinggal, keterangan fungsi, bentuk/konstruksi dan cara kerja dari masing-masing alat merupakan penjelasan secara umum.</span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-21342276234583145712011-05-04T21:53:00.003+09:002011-05-07T12:43:00.052+09:00Prinsip Kemagnetan<div style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Garis Gaya Magnet</span> - Pada sebuah magnet sebenarnya merupakan kumpulan jutaan magnet ukuran mikroskopik yang teratur satu dan lainnya. Kutub utara dan kutub selatan magnet posisinya teratur (lihat gambar 3). Secara keseluruhan kekuatan magnetnya menjadi besar. Logam besi bisa menjadi magnet secara permanen (tetap) atau bersifat megnet sementara dengan cara induksi elektromagnetik. Tetapi ada beberapa logam yang tidak bisa menjadi magnet, misalnya tembaga dan aluminium, dan logam tersebut dinamakan diamagnetik.<br />
<span class="fullpost"><br />
Bumi merupakan magnet alam raksasa, dapat dibuktikan dengan alat yang dinamakan kompas, dimana jarum penunjuk pada kompas akan menunjukkan arah utara dan selatan bumi kita, seperti diperlihatkan pada gambar 1. Karena sekeliling bumi sebenarnya dilingkupi garis gaya magnet yang tidak tampak oleh mata kita tapi bisa diamati dengan kompas keberadaannya. <br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQPuJczUI/AAAAAAAABDI/x7ZDIQJb1sA/s1600-h/pola+garis+medan+magnet+permanen.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395330215861603650" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQPuJczUI/AAAAAAAABDI/x7ZDIQJb1sA/s320/pola+garis+medan+magnet+permanen.jpg" style="cursor: pointer; height: 240px; width: 197px;" /></a> <br />
Gambar 1. Pola garis medan magnet permanen.<br />
<br />
Batang magnet memancarkan garis gaya magnet yang melingkupi dengan arah dari utara ke selatan. Pembuktian sederhana dilakukan dengan menempatkan batang magnet diatas selembar kertas, kemudian diatas kertas tersebut ditaburkan serbuk halus besi secara merata, yang terjadi adalah bentuk garis-garis dengan pola melengkung oval diujung-ujung kutub. Ujung kutub utara-selatan muncul pola garis gaya yang kuat. Daerah netral pola garis gaya magnetnya lemah. <br />
<br />
Bagian netral magnet artinya tidak memiliki kekuatan magnet. Untuk membuktikan bahwa daerah netral tidak memiliki kekuatan magnet. Ambil beberapa sekrup besi, amatilah tampak sekrup besi akan menempel baik diujung kutub utara maupun ujung kutub selatan. Daerah netral dibagian tengah sekrup tidak akan menempel sama sekali, dan sekrup akan terjatuh. <br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuARYG7CdiI/AAAAAAAABDQ/-b4YTHHcT1k/s1600-h/Daerah+netral+pada+magnet+permanen.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395331459462624802" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuARYG7CdiI/AAAAAAAABDQ/-b4YTHHcT1k/s320/Daerah+netral+pada+magnet+permanen.jpg" style="cursor: pointer; height: 200px; width: 320px;" /></a><br />
Gambar 2. Daerah netral pada magnet permanen.<br />
<br />
Mengapa besi biasa berbeda logam magnet ? Pada besi biasa sebenarnya terdapat kumpulan magnet-magnet dalam ukuran mikroskopik, tetapi posisi masing-masing magnet tidak beraturan satu dengan lainnya sehingga saling menghilangkan sifat kemagnetannya, lihat gambar 3.<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQPHuoqaI/AAAAAAAABC4/20-qk6LKCHI/s1600-h/perbedaan+besi+biasa+dengan+magnet+permanen.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395330205548587426" src="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQPHuoqaI/AAAAAAAABC4/20-qk6LKCHI/s320/perbedaan+besi+biasa+dengan+magnet+permanen.jpg" style="cursor: pointer; height: 320px; width: 289px;" /></a> <br />
Gambar 3. Perbedaan besi biasa dan magnet permanen.<br />
<br />
Arah garis gaya magnet dengan pola garis melengkung mengalir dari arah kutub utara menuju kutub selatan. Didalam batang magnet sendiri garis gaya mengalir sebaliknya, yaitu dari kutub selatan ke kutub utara. Didaerah netral tidak ada garis gaya diluar batang magnet. Pembuktian secara visual garis gaya magnet untuk sifat tarik menarik pada kutub berbeda dan sifat tolak-menolak pada kutub sejenis dengan menggunakan magnet dan serbuk halus besi, gambar 4. Tampak jelas kutub sejenis utara-utara garis gaya saling menolak satu dan lainnya. Pada kutub yang berbeda utara-selatan, garis gaya magnet memiliki pola tarik menarik. Sifat saling tarik menarik dan tolak menolak magnet menjadi dasar bekerjanya motor listrik.<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQPd7h0zI/AAAAAAAABDA/qtnvULphY1I/s1600-h/pola+garis+medan+magnet.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395330211508245298" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQPd7h0zI/AAAAAAAABDA/qtnvULphY1I/s320/pola+garis+medan+magnet.jpg" style="cursor: pointer; height: 230px; width: 301px;" /></a> <br />
Gambar 4a. Pola garis medan magnet tolak-menolak dan 4b. pola garis medan magnet tarik-menarik.<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQO_3kjYI/AAAAAAAABCw/vd1KYQLT5rY/s1600-h/garis+medan+magnet+utara-selatan.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395330203438583170" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQO_3kjYI/AAAAAAAABCw/vd1KYQLT5rY/s320/garis+medan+magnet+utara-selatan.jpg" style="cursor: pointer; height: 156px; width: 250px;" /></a><br />
Gambar 5. Garis medan magnet Utara-Selatan.<br />
<br />
Untuk mendapatkan garis gaya magnet yang merata disetiap titik permukaan maka ada dua bentuk yang mendasari rancangan mesin listrik. Bentuk datar (flat) akan menghasilkan garis gaya merata setiap titik permukaannya. Bentuk melingkar (radial), juga menghasilkan garis gaya yang merata setiap titik permukaannya.<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQOut4kFI/AAAAAAAABCo/GKdx-W6zU7c/s1600-h/garis+gaya+magnet+pada+permukaan+rata+dan+radial.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395330198834548818" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAQOut4kFI/AAAAAAAABCo/GKdx-W6zU7c/s320/garis+gaya+magnet+pada+permukaan+rata+dan+radial.jpg" style="cursor: pointer; height: 176px; width: 303px;" /></a> <br />
Gmbar 6. Garis gaya magnet pada permukaan rata dan silinder.</span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-21264642529113603132011-05-04T21:51:00.002+09:002011-05-23T09:40:02.655+09:00Dasar Elektronika Daya<h3 class="post-title entry-title" style="color: red; text-align: justify;"></h3><div style="color: red;"></div><div class="post-body entry-content" style="color: red; text-align: justify;"><style>
.fullpost { display: inline; }
</style> <a href="http://ffden-2.phys.uaf.edu/212_spring2005.web.dir/George_Walker/diode.gif"><img alt="" border="0" src="http://ffden-2.phys.uaf.edu/212_spring2005.web.dir/George_Walker/diode.gif" style="cursor: pointer; float: left; height: 100px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 100px;" /></a>Pada <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/search/label/Sistem%20Transmisi%20dan%20Distribusi">Sistem Tenaga Listrik</a> terdapat penggunaan komponen elektronika yang umumnya dipakai dalam rangkaian pengaturan <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/search/label/Mesin%20Listrik">motor-motor listrik</a>. Komponen-komponen elektronika yang dipergunakan pada sistem tenaga listrik pada prinsipnya harus mampu menghasilkan daya yang besar atau mampu menahan disipasi daya yang besar. <br />
<br />
Elektronika daya meliputi switching, pengontrolan dan pengubah (konversi) blok-blok yang besar dari daya listrik dengan menggunakan sarana peralatan semikonduktor. Dengan demikian elektronika daya secara garis besar terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu : <br />
<br />
1. Rangkaian Daya <br />
2. Rangkaian kontrol <br />
<br />
Pada gambar berikut menunjukkan hubungan antara <span class="fullpost">kedua rangkaian diatas yang terintegrasi menjadi satu, dimana keduanya banyak memanfaatkan peralatan semikonduktor.<br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TMgm7nVI/AAAAAAAAAB4/7h8teJzV1eE/s1600/Elektronika+Daya.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5511793730836471122" src="http://1.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TMgm7nVI/AAAAAAAAAB4/7h8teJzV1eE/s320/Elektronika+Daya.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 158px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Rangkaian daya terdiri dari komponen Dioda, Thyristor dan Transistor Daya. Sedangkan rangkaian kontrol terdiri atas Dioda, Transistor dan rangkaian terpadu (Integrated Circuit / IC). <br />
<br />
Dengan menggunakan peralatan-peralatan yang serupa keandalan dan kompatibilitas dari perlengkapan (sistem) akan dapat diperbaiki. Elektronika daya merupakan bagian yang penting dalam industri-industri, yaitu dalam pengontrolan daya pada sistem, proses elektronika dan lain-lain. <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">I. DIODA</span> <br />
<br />
Dioda merupakan penyatuan dari lapisan P dan N sebagaimana gambar struktur dan simbol lapisan. <br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TM_MPlVI/AAAAAAAAACA/ZKA4HUcZmIs/s1600/Dioda.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5511793739046032722" src="http://2.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TM_MPlVI/AAAAAAAAACA/ZKA4HUcZmIs/s320/Dioda.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 185px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 251px;" /></a><br />
<br />
Syarat dioda dalam keadaan ON adalah Vak positip sedangkan untuk OFF adalah Vak negatif. <br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TNn_sqmI/AAAAAAAAACI/Sbmgj3ZDQyU/s1600/Karakteristik+statis+Diode.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5511793749999266402" src="http://2.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TNn_sqmI/AAAAAAAAACI/Sbmgj3ZDQyU/s320/Karakteristik+statis+Diode.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 250px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Karateristik tersebut menggambarkan hubungan antara arus dioda (IR dan IF) agar Vak dalam kondisi menahan arus (OFF) maupun dalam keadaan mengalir (ON). Dalam keadaan OFF, Vak = Vr = negatif, maka dioda menahan arus namun terdapat arus bocor Ir yang kecil. <br />
<br />
Dalam keadaan ON, Vak = Vf = positif, dioda mengalirkan arus namun terdapat tegangan jatuh pada dioda = ∆ Vf, dan jika ∆ Vf ini makin besar untuk arus dioda yang makin tinggi, berarti rugi konduksi If * ∆ Vf naik. Terlihat pula pada karateristik dioda diatas bahwa bila Vr terlalu tinggi dioda akan rusak. <br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Karateristik Switching</span> <br />
<br />
Karateristik ini menggambarkan sifat kerja dioda dalam perpindahan keadaan ON ke OFF dan sebaliknya. <br />
<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TN_S50pI/AAAAAAAAACQ/2dPfyd-vM64/s1600/Karakteristik+Switching+Diode.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5511793756253835922" src="http://4.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TN_S50pI/AAAAAAAAACQ/2dPfyd-vM64/s320/Karakteristik+Switching+Diode.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 166px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
Dioda akan segera melalukan arus jika Vr telah mencapai lebih dari Vf minimum dioda kondusif dan pada saat OFF terjadi kelambatan dari dioda untuk kembali mempunyai kemampuan memblokir tegangan reverse. Dari gambar diatas tgerlihat adanya arus balik sesaat pada dioda, dimana arus balik ini terjadi pada saat peralihan keadaan dioda dari kondisi ON ke kondisi membloking tegangan reverse. <br />
<br />
Dengan adanya sifat arus balik, maka diperoleh dua jenis penggolongan dioda yaitu : <br />
1. Dioda Cepat, yaitu dioda dengan kemapuan segera mampu membloking <br />
tegangan reverse yang cepat, orde 200 ns terhitung sejak arus forward dioda <br />
sama dengan 0 (nol). <br />
<br />
2. Dioda Lambat, yaitu untuk hal yang sama dioda memerlukan waktu lebih lama, <br />
Q32 > Qs1. <br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Terminologi karateristik dioda</span> <br />
<br />
Trr : Reverse Recovery Time, waktu yang diperlukan dioda untuk bersifat membloking tegangan forward. <br />
Tjr : Waktu yang diperlukan oleh Juction P-N untuk bersifat membloking. <br />
Tbr : Waktu yang diperlukan daerah perbatasan Junction untuk membentuk zone bloking.<br />
Qs : Jumlah muatan yang mengalir dalam arah reverse selama perpindahan status dioda ON ke OFF. <br />
<br />
Dioda jenis lambat banyak digunakan pada rangkaian konverter dengan komutasi lambat/natural, seperti rangkaian penyearah. Sedangkan Dioda jenis Cepat dipergunakan pada konverter statis dengan komutasi sendiri seperti misalnya pada DC Chopper, konverter komutasi sendiri dll. <br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Kemampuan Tegangan </span><br />
Dioda bersifat memblokir tegangan reverse, ternyata mampu menahan tegangan tersebut tergantung pada karateristik tegangan itu sendiri. <br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3UwranueI/AAAAAAAAACg/-AyxaLD10Qc/s1600/Pembebanan+Tegangan+Pada+Diode.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5511795451724544482" src="http://1.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3UwranueI/AAAAAAAAACg/-AyxaLD10Qc/s320/Pembebanan+Tegangan+Pada+Diode.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 267px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
VRWM = Puncak tegangan kerja normal. <br />
VRRM = Puncak tegangan lebih yang terjadi secara periodik. <br />
VRSM = Puncak tegangan lebih tidak periodik. <br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Kemampuan Arus Dioda</span><br />
<br />
Adanya tegangan jatuh konduksi ∆ Vf menyebabkan rugi daya pada dioda yang keluar dalam bentuk panas. Temperatur junction maksimum terletak antara 110°C - 125°C. Panas yang melebihi dari temperatur ini akan menyebabkan dioda rusak. Temperatur maksimum ini dapat dicapai oleh bermacam-macam pembebanan arus terhadap dioda. <br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TOV5YgyI/AAAAAAAAACY/YXNnWNU1DDQ/s1600/Pembebanan+Arus+Pada+Diode.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5511793762320810786" src="http://1.bp.blogspot.com/_5RRBiRKZCs8/TH3TOV5YgyI/AAAAAAAAACY/YXNnWNU1DDQ/s320/Pembebanan+Arus+Pada+Diode.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 147px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 320px;" /></a><br />
<br />
If (AV) : Arus rata-rata maksimum yang diijinkan setiap harga arus rata-rata akan menghasilkan suatu harga temperatur akhir pada junction dioda. Batas If (AV) ini juga tergantung pada temperatur ruang dan jenis sistem pendinginan (Heat-sink).<br />
<br />
If (RMS) : Harga effektif maksimum arus dioda. Harga rata-rata yang di bawah If (∆V) maksimum, belum menjamin keamanan operasi dioda terutama arus beban dioda dengan form factor yang tinggi. ( Rate Mean Square ) <br />
<br />
If (RM) : Harga puncak arus lebih periodik yang diijinkan. <br />
<br />
If (SM) : Harga puncak arus lebih non periodik yang diijinkan<br />
<br />
T : Batas integral pembebanan arus dimana dioda masih mampu mengalaminya. <br />
<br />
Besaran ini berlaku untuk ½ cycles atau 1 ms dan merupakan pedoman dalam pemilihan pengaman arus. <br />
<br />
Contoh data Fast Dioda Type MF 70 <br />
Maximum repetitive peak reverse voltage, Vdrm = 1200 Volt. <br />
Mean forward current, If (AV) = 70 A <br />
RMS forward current, Irms max = 110 A <br />
Non repetitive forward current, If (ms) = 700 A <br />
Forward V-Drop, Vfm=V, pada Ifm = 210 A <br />
Peak reverse current, Irm = 5 mA <br />
Reverse recovery time, trr = 200 ns <br />
Stored, charger, Qrr = T µc (Qs) <br />
Thermal resistance, Rth-jc = 0,37°C/w <br />
<br />
Pada artikel lanjutan akan dibahas mengenai: SCR (Silicon Controlled Rectifier), TRIAC (Trioda Alternating Current Switch), DIAC (Bilateral Trigger Dioda) dan UJT (Uni-Juntion Transistor).</span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1229020401144763514.post-9568473492135419142011-05-04T21:47:00.001+09:002011-05-05T10:10:42.673+09:00Elektromagnet<div style="color: red; text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Elektromagnet</span> adalah prinsip pembangkitan magnet dengan menggunakan arus listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada motor listrik, speaker, relay dsb. Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet melingkar, lihat gambar 1. Sedangkan gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari serbuk besi yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik, seperti telah dijelaskan pada artikel sebelumnya <a href="http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/10/prinsip-kemagnetan.html">“prinsip kemagnetan”</a>.<br />
<span class="fullpost"><br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU2zOE0lI/AAAAAAAABD4/NGqAxwA0O94/s1600-h/prinsip+elektromagnetik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395335285284590162" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU2zOE0lI/AAAAAAAABD4/NGqAxwA0O94/s320/prinsip+elektromagnetik.jpg" style="cursor: pointer; height: 176px; width: 209px;" /></a> <br />
Gambar 1. Prinsip elektromagnetik.<br />
<br />
Sebatang kawat pada posisi vertikal diberikan arus listrik DC searah panah, maka arus menuju keatas arah pandang (tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus besi atau kompas yang didekatkan dengan kawat penghantar tsb. Kompas menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat melingkar. Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup (James Clerk Maxwell, 1831-1879). arah arus kedepan (meninggalkan kita) maka arah medan magnet searah putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah arus kebelakang (menuju kita) maka arah medan magnet adalah kekiri.<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU3Brzr3I/AAAAAAAABEA/5fCeCAaBU4Y/s1600-h/garis+magnet+disekeliling+penghantar+berarus+listrik.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395335289167392626" src="http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU3Brzr3I/AAAAAAAABEA/5fCeCAaBU4Y/s320/garis+magnet+disekeliling+penghantar+berarus+listrik.jpg" style="cursor: pointer; height: 198px; width: 233px;" /></a> <br />
Gambar 2. Garis magnet membentuk selubung seputar kawat berarus.<br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU3cwQ5SI/AAAAAAAABEI/88Z91NoxaCI/s1600-h/prinsip+putaran+sekrup.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395335296433841442" src="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU3cwQ5SI/AAAAAAAABEI/88Z91NoxaCI/s320/prinsip+putaran+sekrup.jpg" style="cursor: pointer; height: 168px; width: 282px;" /></a> <br />
Gambar 3. Prinsip putaran sekrup<br />
<br />
Aturan sekrup mirip dengan hukum tangan kanan yang menggenggam, dimana arah ibu jari menyatakan arah arus listrik mengalir pada kawat. Maka keempat arah jari menyatakan arah dari garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan. <br />
<br />
Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar menentukan arah garis gaya elektromagnet. Arah arus listrik DC menuju kita (tanda titik pada penampang kawat), arah garis gaya elektromagnet melingkar berlawanan arah jarum jam. Ketika arah arus listrik DC meninggalkan kita (tanda silang penampang kawat), garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan melingkar searah dengan jarum jam (sesuai dengan model mengencangkan sekrup). Makin besar intensitas arus yang mengalir semakin kuat medan elektro-magnet yang mengelilingi sepanjang kawat tersebut.<br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU3lUaxOI/AAAAAAAABEQ/SUK8Ag0D8Uc/s1600-h/elektromagnet+disekelililng+kawat.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395335298732967138" src="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU3lUaxOI/AAAAAAAABEQ/SUK8Ag0D8Uc/s320/elektromagnet+disekelililng+kawat.jpg" style="cursor: pointer; height: 283px; width: 248px;" /></a> <br />
Gambar 4. Elektromagnetik sekeliling kawat.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Elektromagnet pada Belitan Kawat</span><br />
Jika sebuah kawat penghantar berbentuk bulat dialiri arus listrik I sesuai arah panah, maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet yang arahnya secara gabungan membentuk kutub utara dan kutub selatan. Makin besar arus listrik yang melewati kawat, maka akan semakin kuat medan elektromagnetik yang ditimbulkannya. <br />
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU3vZK4DI/AAAAAAAABEY/mtRaI3XcHsI/s1600-h/kawat+melingkar+berarus+listrik+membentuk+medan+magnet.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395335301437251634" src="http://3.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAU3vZK4DI/AAAAAAAABEY/mtRaI3XcHsI/s320/kawat+melingkar+berarus+listrik+membentuk+medan+magnet.jpg" style="cursor: pointer; height: 243px; width: 262px;" /></a> <br />
Gambar 5. Kawat melingkar berarus membentuk kutub magnet<br />
<br />
Jika beberapa belitan kawat digulungkan membentuk sebuah coil atau lilitan, dan kemudian dipotong secara melintang maka arah arus ada dua jenis. Kawat bagian atas bertanda silang (meninggalkan kita) dan kawat bagian bawah bertanda titik (menuju kita). <br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAVa8RDEOI/AAAAAAAABEo/FnTfJlz_-vY/s1600-h/belitan+kawat+membentuk+medan+magnet.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395335906188267746" src="http://1.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAVa8RDEOI/AAAAAAAABEo/FnTfJlz_-vY/s320/belitan+kawat+membentuk+medan+magnet.jpg" style="cursor: pointer; height: 199px; width: 239px;" /></a> <br />
Gambar 6. Belitan kawat membentuk kutub magnet.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Hukum Tangan Kanan</span><br />
<br />
Hukum tangan kanan untuk menjelas kan terbentuknya garis gaya elektromagnet pada sebuah gulungan atau coil dapat dilihat pada gambar 7. Dimana sebuah<br />
gulungan kawat coil dialiri arus listrik, maka arah arusnya ditunjukkan sesuai dengan empat jari tangan kanan, sedangkan kutub magnet yang dihasilkan ditunjukkan dengan ibu jari untuk arah kutub utara dan kutub selatan arah lainnya. <br />
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAVarGPwmI/AAAAAAAABEg/sPrfYHckEMQ/s1600-h/Hukum+tangan+kanan.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5395335901579559522" src="http://4.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SuAVarGPwmI/AAAAAAAABEg/sPrfYHckEMQ/s320/Hukum+tangan+kanan.jpg" style="cursor: pointer; height: 295px; width: 257px;" /></a><br />
Gambar 7. Hukum tangan kanan.<br />
<br />
Untuk menguatkan medan magnet yang dihasilkan pada gulungan dipasangkan inti besi dari bahan ferromagnet, sehingga garis gaya elektromagnet menyatu. Aplikasinya dipakai pada coil kontaktor atau relay.<br />
<br />
Semoga bermanfaat,</span></div>IMRANhttp://www.blogger.com/profile/14493318832139416326noreply@blogger.com0